Rusuh di Papua
Presiden Jokowi Pantau Terus Kerusuhan di Jayapura Meskipun Dirinya Berada di Purworejo
Meski berada di alun-alun Purworejo, Jawa Tengah dalam rangka kunjungan kerja, dia tetap memantau dari jauh.
Laporan Wartawan Tribunnews.com Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kota dan Kabupaten Jayapura kembali memanas, Kamis (29/8/2019).
Ini diawali dari aksi unjuk rasa susulan menyikapi tindak rasisme yang menimpa mahasiswa Papua beberapa waktu lalu.
Aksi tersebut diikuti ratusan massa gabungan dari Kota dan Kabupaten Jayapura.
Sayangnya aksi berlangsung anarkis.
Presiden Jokowi mengaku telah mendapatkan laporan atas kejadian tersebut.
Meski berada di alun-alun Purworejo, Jawa Tengah dalam rangka kunjungan kerja, dia tetap memantau dari jauh.
Baca: Wisatawan Wajib Ketahui Hal Ini Sebelum Berkunjung ke Pura di Bali
Baca: Ramalan Zodiak Jumat 30 Agustus 2019 : Kekuatan dan Keuangan Virgo akan Lebih Besar
Baca: PT Industri Kereta Api (Persero) Buka Lowongan Kerja, Pendaftaran hingga 15 September 2019
"Saya terus mengikuti dan juga saya sudah mendapat laporan situasi terkini di Papua, khususnya di Jayapura. Saya minta masyarakat juga tenang," ucap Jokowi, Kamis (29/8/2019) di alun-alun Purworejo.
Mantan Wali Kota Solo ini berharap masyarakat tidak melakukan tindakan anarkis, karena semua pihak bakal dirugikan.
Terlebih apabila ada fasilitas umum yang rusak.
Baca: Jelang Persib vs PSS Liga 1 2019, Kapten Super Elja : Kami Fokus Curi Poin
Terakhir Jokowi mengajak semuanya menjaga tanah Papua tetap damai dan sama-sama mewujudkan Papua yang maju.
"Mari kita semuanya menjaga agar tanah Papua tetap menjadi tanah yang damai.Saya ajak semua ketua dan tokoh adat, tokoh agama, dan kaum muda Papua untuk mewujudkan Papua yang maju dan tetap damai. Sekali lagi, mari kita jaga tanah Papua menjadi tanah yang aman," tegasnya.
Jebol rumah tahanan
Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan, Wiranto sudah menerima kabar adanya kerusuhan di Jayapura setelah sebelumnya juga terjadi kericuhan dalam aksi unjuk rasa di Deiyai, Papua.
Laporan yang diterima Wiranto, massa di Jayapura melakukan aksi anarkis dengan membakar Gedung MRP (Majelis Rakyat Papua) hingga menjebol rumah tahanan.
“Saya dapat laporan aksi demo dari Abepura ke Jayapura sudah sampai membakar Gedung MRP dan menjebol rumah tahanan. Padahal itu semua dibangun dari uang rakyat, yang rugi rakyat sendiri,” ungkap Wiranto ditemui di Kompleks Parlemen, Jakarta Pusat, Kamis (29/8/2019).

Baca: Kebohongan Istri Muda Terungkap, Ini Sebenarnya Hubungan AK dengan Pelaku Pembunuhan Ayah dan Anak
Wiranto mengakui dalam beberapa hari terakhir ini dipanggil oleh Presiden Joko Widodo untuk menghadirkan solusi yang tepat mengakhiri kericuhan di Papua.
Mantan Panglima TNI itu memastikan pemerintah dan Presiden Jokowi tidak mendiamkan aspirasi masyarakat Papua dengan terus memikirkan solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah di Papua.
“Beberapa hari ini Presiden memanggil kami untuk menyelesaikan masalah secara baik. Beliau berjanji akan segera ke Papua dan Papua Barat apabila provokasi sudah selesai.”
Baca: Istrinya Selingkuh Selama 6 Tahun, Pria di Solo Tusuk Sang Selingkuhan Hingga Tewas
“Kemarin saya sudah ke Papua dan bisa berbicara dengan baik bersama tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama, dan tokoh pemuda setempat. Asal kita tak emosi dan jujur maka orientasi kita tetap pada persatuan dan kesatuan bangsa,” tegasnya.

Sebelumnya Wiranto mengatakan pemerintah masih melakukan pemblokiran jaringan internet di Papua sampai kondisi di bumi Cendrawasih aman.
Wiranto menegaskan hal tersebut perlu dilakukan untuk mencegah propaganda berita bohong yang menyerang pemerintah.
“Saya tidak akan ragu-ragu memblokir internet jika sudah membahayakan kepentingan nasional, sampai kapan? Ya sampai aman,” ucapnya.
Baca: Menteri Luhut Kunjungi Solo Tinjau 2 Lokasi Pembangunan Masjid Hadiah dari Pangeran Abu Dhabi UEA
Wiranto mengatakan pemblokiran itu masih dilakukan karena nyatanya memang ada upaya menghasut masyarakat Papua dengan menyebarkan berita bohong.
“Salah satu alat untuk melakukan propaganda ke masyarakat yang menggunakan berita bohong yang disebarkan melalui internet dengan tujuan membakar masyarakat.”
“Kemarin ada berita bohong bahwa ada enam masyarakat Deiyai tertembak, diumumkan sampai luar negeri, padahal satu masyarakat saja yang meninggal itu pun terkena lemparan dari oknum penyerang aparat juga. Justru ada satu anggota TNI meninggal, dua terluka, dan empat polisi terluka,” imbuh Wiranto.
Baca: Kesal Akun Facebook-nya Diblokir, Pria di Kebun Jeruk Bunuh Istri dengan Menusuk Berkali-kali
Wiranto pun berpesan agar masyarakat Papua dan Indonesia tak mudah termakan isu bohong tentang kondisi di Papua.