Rusuh di Papua
Polri Diminta Usut Aktor di Balik Kerusuhan di Papua
Mabes Polri diminta bergerak cepat mengungkap aktor di balik kerusuhan di Manokwari dan Sorong, Papua Barat.
Laporan Wartawan Tribunnews.com Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mabes Polri diminta bergerak cepat mengungkap aktor di balik kerusuhan di Manokwari dan Sorong, Papua Barat.
Tokoh Papua Hendrik Yance meyakini aksi kerusuhan di Papua yang berujung rusaknya 15 fasilitas publik di Sorong serta 10 fasilitas publik rusak di Manokwari pasti ada yang menghasut.
"Kami dukung demo damai di Papua tapi tidak anarkis. Kami minta provokator demo anarkis juga diusut Polri," kata Hendrik Yance, Selasa (20/8/2019) di kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat.
Untuk menyelesaikan persoalan di tanah Papua, kata Hendrik Yance, dibutuhkan hati dan otak yang dingin bukan dengan emosi dan aksi anarkis.
Baca: Annisa Pohan Ungkap Momen Terakhir Ani Yudhoyono Rayakan Ultah Almira Tunggadewi
Baca: Cak Imin Tidak Pernah Minta Maaf Kepada Keluarga Gus Dur
Baca: OTT di Yogya Menambah Daftar Panjang Jaksa yang Diciduk KPK
Baca: Pelatih Persib Isyaratkan Ingin Pulangkan Febri Hariyadi dari Timnas Indonesia
Dia berpesan pada seluruh komponen bangsa agar tetap menjaga keutuhan NKRI.
Termasuk Hendrik juga meminta semua stakeholder hingga tokoh Papua bisa mendinginkan situasi agar tidak kembali memanas.
Lebih lanjut, Tokoh Papua yang lain, Alof St Rumayomi menyatakan sangat berduka atas peristiwa yang menimpa mahasiswa Papua di Surabaya dan Malang.
Dia juga mengutuk aksi kerusuhan di Papua dan Papua Barat.
Ke depan, Alof berharap kejadian serupa tidak kembali terulang.
"Saya prihatin, saya kutuk kondisi itu tidak terulang kembali. Sebagai anak bangsa asli Papua, saya berharap Polisi proses hukum semuanya. Kita percayakan hukum di Indonesia," tambahnya.
Situasi terkini di Papua
Situasi di Provinsi Papua dan Papua Barat berangsur kondusif setelah kerusuhan yang terjadi di beberapa daerah di tanah Papua, sejak Senin (19/8/2019) kemarin.
Informasi yang dihimpun di Manokwari, masyarakat sudah kembali beraktivitas, Selasa (20/8/2019).
Bahkan, sampah yang ditinggalkan massa dan juga puing-puing bangunan yang dirusak dan dibakar telah dibersihkan.
Meski demikian, masih banyak pertokoan yang memilih tutup.
Sekolah di Manokwari juga masih diliburkan.
Baca: Tokoh Papua Percaya Polri Bawa Kasus Persekusi dan Rasisme ke Meja Hijau
Baca: Bertemu Senior Menteri Singapura, Gubernur Sumsel Diundang Nonton F1 dan Ngobrol Soal Asap
Baca: Maskapai Virgin Australia Beri Penumpang Bayi Ekstra Bagasi 23 Kg
Hanya aktivitas perkantoran yang sudah mulai aktif.
Namun, di daerah ini sudah tidak ada lagi konsentrasi massa.
Sementara, di Kota Jayapura, aktivitas perkantoran dan perekonomian sudah berjalan normal.
Bahkan, jalan poros utama dari Bandara Sentani-Abepura-Kota Jayapura, yang kemarin tertutup oleh gerak jalan massa, kini sudah kembali normal.
Kepala Bidang Humas Polda Papua Barat AKBP Mathias Krey mengatakan, untuk memperkuat pengamanan ada penambahan pasukan Brimob ke Kota Manokwari.
Baca: Dari Dulu Mobil Listrik Tesla sudah Bebas Pajak Barang Mewah
Baca: Presiden Minta Masyarakat Papua untuk Memaafkan, Gubernur Papua Sebut Jokowi Tidak Tegas
Baca: Polres Jombang Jamin Keamanan Mahasiswa Papua di Kota Santri, Sebut Tak Akan Ada Pengusiran
“Brimob berasal dari Polda Sulut, Maluku dan Sultra untuk memperkuat pengamanan di Manokwari. Kini mereka sudah tiba di Manokwari,” ujar Mathias.
Tak hanya di Manokwari, pasukan Brimob juga dikirim ke Kota Sorong.
Hingga Selasa siang, di Kota Sorong masih ada penumpukan massa.
Mereka juga berupaya melakukan tindakan anarkis.
Namun, hal itu masih bisa diantisipasi oleh aparat keamanan.
“Brimob yang dikirim ke Sorong berasal dari Polda Sulsel dan Bali. Di sana juga ada ratusan pasukan Brimob yang dikirim,” kata Mathias.
Mathias menjelaskan, personel Brimob itu nantinya akan ditempatkan di Polres dan berbagai titik yang dinilai rawan.
“Personel Brimob akan berkonsentrasi untuk mengamankan massa yang masih terihat di sejumlah titik,” kata dia.
Terkait adanya 258 napi Lapas Sorong Kota yang kabur setelah kantor Lapas dibakar, sebagian warga binaan sudah melapor kepada petugas Lapas.
Kepala Lapas Kelas II Sorong, Nunus Ananto mengatakan, sudah ada narapidana yang melakukan komunikasi dengan petugas Lapas.
“Para napi kami anggap kooperatif. Namun, karena kondisi Kota Sorong belum kondusif akibat masih adanya pemalangan beberapa jalan, sehingga tahanan itu belum kembali ke Lapas,” kata Ananto.
Ananto yakin jika situasi sudah normal, pihak keluarga akan mengantar para narapidana yang berada di luar untuk kembali ke dalam Lapas.
“Malah tadi sudah ada keluarga yang antar tahanan kembali ke Lapas. Namun kondisinya yang belum kondusif. Sampai saat ini kita terus berupaya untuk mengembalikan mereka ke Lapas untuk melanjutkan proses hukum,” kata Ananto.
Jokowi akan turun ke Papua
Tokoh Papua Hendrik Yance Udam meminta Presiden Jokowi turun langsung ke Tanah Papua untuk mendamaikan situasi disana yang sempat memanas pada Senin (19/8/2019) kemarin.
Ini menyusul adanya kerusuhan di Manokwari dan Sorong, Papua Barat yang disebabkan aksi sebelumnya yakni protes massa atas dugaan persekusi dan rasisme terhadap mahasiswa Papua di Malang dan Surabaya, Jawa Timur.
Meskipun hari ini, Selasa (20/8/2019) situasi keamanan di Papua dan Papua Barat sudah kondusif termasuk roda perekonomian juga telah pulih, tetap saja kehadiran Presiden Jokowi dinantikan.
Baca: Polri Sebut 15 Fasilitas Publik di Sorong dan 10 Fasilitas Publik di Manokwari Rusak
"Presiden itu lahir dari rakyat dan oleh rakyat. Memang perlu Presiden turun ke Papua mendekatkan diri sebagai obat luka. Harapan kami presiden segera ke Papua untuk makin memberikan kesejukan disana," tutur Hendrik saat ditemui di Kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Selasa (20/8/2019).
Lebih lanjut, Hendrik juga mengapresiasi statment Presiden Jokowi di Istana Merdeka pada Senin (19/8/2019) kemarin yang mengimbau masyarakat di Papua dan Papua Barat untuk mengedepankan sikap memaafkan.
Baca: Pasca Kerusuhan, Operasional Pelabuhan Jayapura, Sorong dan Manokwari Kembali Normal
"Pace, mace, mama-mama di Papua, di Papua Barat, saya tahu ada ketersinggungan. Oleh sebab itu sebagai saudara sebangsa dan setanah air yang paling baik adalah saling memaafkan. Emosi itu boleh tapi memaafkan itu lebih baik. Sabar juga lebih baik," ujar Jokowi di Istana Merdeka.
Jokowi juga memastikan pemerintah pusat akan terus memberikan perhatian kepada warga di tanah Bumi Cenderawasih dalam menciptakan kesejahteraan seluruh masyarakat.
"Yakinlah bahwa pemerintah akan terus menjaga kehormatan dan kesejahteraan pace, mace, mama-mama yang ada di Papua dan Papua Barat," tambah Jokowi.
Penulis : Kontributor Wamena, John Roy Purba
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Selasa Sore, Situasi Manokwari dan Jayapura Semakin Kondusif"