Jumat, 3 Oktober 2025

Akses Terputus Akibat Gempa Halmahera, BNPB Kirimkan Kapal dan Helikopter untuk Distribusi Logistik

Akses Terputus Akibat Gempa Halmahera, BNPB Kirimkan Kapal dan Helikopter untuk Distribusi Logistik

Penulis: Gita Irawan
Gita Irawan/Tribunnews.com
Pelaksana Harian Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo di Graha BNPB Jakarta Timur pada Selasa (16/7/2019). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pelaksana Harian Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo mengatakan terputusnya akses masih menjadi kendala dalam penanganan gempa di Halmahera, Maluku Utara yang terjadi pada Minggu (16/7/2019).

BNPB juga mencatat sekurangnya ada tiga jembatan penghubung wilayah rusak berat.

Untuk itu BNPB mengirimkan kapal dan helokopter untuk mendistribusikan logistik ke Maluku Utara.

"BNPB akan mengirimkan satu helikopter untuk membantu distribusi logistik dan kapal. Saat ini kapal dalam perjalanan dan dijadwalkan tiba pada Kamis 18 Juli 2019," kata Agus di Graha BNPB Jakarta Timur pada Selasa (16/7/2019).

Agus juga menjelaskan kendala yang ditemui di lapangan terkait pendistribusian logistik.

Baca: Istri Sah Selain Rey Utami Buka-bukaan, Pablo Benua sebagai Suami Tak Pernah Beri Nafkah ke Anaknya

Baca: Pria Remas Dada Wanita Asing di Prawirotaman Akhirnya Berhasil Ditangkap

Baca: Motif di Balik Kasus Mutilasi ASN Kemenag Bandung Terungkap, Begini Runut Peristiwanya

Ia mengatakan, di Halmahera aksesnnya kebanyakan masih lewat laut dan pesawat hanya ada satu yakni dari Ternate ke Labuha, ibukotanya yang berada di Pulau Bacan.

"Hanya ada satu penerbangan dan itu penuh terus. Jadi aksesnya hanya dari situ. Yang banyak korban kan memang di Pulau Bacan. Setelah masuk ke bandara baru bisa ke Labuha. Tapi kalau mau pindah ke pulau satunya harus pakai boat. Atau dari Ternate ke Sofifi baru ke darat lagi," kata Agus.

Ia juga menjelaskan, kebanyakan penduduk masih tinggal di pinggir-pinggir pantai sehingga akses paling mudah yakni dengan menggunakan kapal atau boat. Sehingga BNPB mengirimkan bantuan satu helikopter sehinngga bisa cepat. Kalau boat kan tidak bisa cepat. Kalau helikopter bisa mengambil logistik dengan cepat untuk dikirim ke pulau-pulau terdekat atau lokasi yang sulit diakses dengan boat. Kendalanya tadi di situ," kata Agus.

Meski begitu Agus mengatakan tidak menemukan hambatan terkait listrik dan komunikasi.

"Kalau listrik dan komunikasi masih berfungsi," kata Agus.

Agus menyebut hingga hari ini, Selasa (16/7/2019) tercatat ada empat korban meninggal dunia yang disebabkan gempa bumi berkekuatan 7,2 SR (Skala Ritcher) di Halmahera Selatan, Maluku Utara pada Minggu (14/7/2019) sekitar pukul 16.10 WIT.

Jumlah korban meninggal yang tercatat hari ini bertambah dua orang sejak Senin (16/7/2019) kemarin.

"Hari ini korban meninggal dunia bertambah dua orang yang tercatat. Jadi total ada empat orang," kata Agus di Graha BNPB Jakarta Timur pada Selasa (16/7/2019).

Meski begitu, BNPB belum mendapatkan data terkait dua orang korban meninggal tersebut.

"Kalau yang kemarin kan atas nama Ibu Aisyah berumur 51 tahun dari Desa Gane Luar dan Ibu Halimah dari Desa Papaceda, Gane Barat. Kalau yang hari ini kami belum mendapatkan datanya atas nama siapa, nanti kami akan update lagi," kata Agus.

Agus juga menjelaskan, jumlah pengungsi akibat gempa tersebut bertambah dari yang tercatat pada Senin (15/7/2019) berjumlah dua ribu orang menjadi 3.104 orang yang tersebar di 15 titik.

"Titik pengungsian di antaranya Kantor BPBD Halmahera Selatan, Dinas Pariwisata Kabupaten Halmahera Selatan, Polres Kabupaten Halmahera Selatan, Masjid Raya, Kantor Lembaga Pemasyarakatan Halsel, SMEA Amasing, Gunung Bobebo. Sisanya berada di lokasi Kecamatan Gane Barat dan Gane Timur ," kata Agus.

Agus mengatakan, BNPB mencatat terdapat 971 unit rumah rusak berat (RB) dengan rincian:

Desa Ranga-Ranga, Kec. Gane Timur Selatan 300, Desa Gane Luar, Kec. Gane Timur Selatan 380, Desa Sawat, Kec. Gane Timur Selatan 6, Desa Gaimu, Kec. Gane Timur Selatan 10, Desa Kuwo, Kec. Gane Timur Selatan 30, Desa Liaro, Kec. Bacan Timur Selatan 22, Desa Tomara, Kec. Bacan Timur Tengah 90, Desa Tanjung Jere, Kec. Gane Timur 2, Desa Lemo Lemo, Kec. Gane Barat Selatan 131.

"Fasilitas pendidikan tujuh unit rusak berat yakni enam gedung sekolah dan satu Paud. Tiga fasilitas peribadatan rusak berat, satu fasilitas kesehatan rusak berat. Tiga jembatan rusak, dua unit di Desa Saketa, satu unit di Desa Pasi Palele," kata Agus.

Agus mengatakan pihak BNPB telah mengirimkan tiga personil Tim Reaksi Cepat BNPB ke kawasan terdampak bencana di Halmahera Selatan untuk melakukan koordinasi serta pendataan dampak gempa.

"Kebutuhan mendesak antara lain beras, air mineral, makanan siap saji mie instan, tikar matras, selimut, terpal, popok bayi, pakaian anak, dan perlengkapan anak," kata Agus.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved