Pemilu 2019
Fahri Minta KPU dan Pemerintah Terbuka Usut Kecurangan Pemilu di Malaysia
Menurut Fahri, kasus di Malaysia bukan hanya terletak pada sah atau tidaknya surat suara yang telah dicoblos itu.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah meminta pemerintah dan penyelenggara Pemilu terbuka dalam menyelesaikan sejumlah dugaan kecurangan Pemilu 2019.
Jangan sampai menurutnya ada kesan tertutup dari keduanya terhadap kecurangan.
"Kayak kasus Malaysia itu, buka saja, jangan kemudian mau tutup bilang wah itu kartu yang sudah dicoblos kita anggap sampah," kata Fahri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, (15/4/2019).
Menurut Fahri, kasus di Malaysia bukan hanya terletak pada sah atau tidaknya surat suara yang telah dicoblos itu.
Bukan pula dihitung atau tidaknya surat suara itu. Melainkan bagaimana proses kecurangan tersebut terjadi dan siapa dalang dibalik kecurangan itu.
"Siapa yang nyoblos. siapa yang punya akses pada kertas suara. Darimana asal kertas suara itu, siapa yang nyuplai, kenapa bisa ada di tempat ilegal itu, apa hubungan orang-orang itu dengan dubes," katanya.
Baca: Di Era Jokowi-JK Pertama Kali Penurunan Kemiskinan di Desa Lebih Signifikan Daripada di Kota
Menurutnya tidak terbukanya pengungkapan kasus di Malayasia membuat masyarakat percaya bahwa ada kecurangan di Pemilu 2019.
"Karena yang tercoblos anaknya dubes. yang gitu-gitu dong ngomong terang dong, jangan kita anggap sampah dianggap selesai. ini yang membuat kita ini percaya bahwa ini memang curang. Kita mau bilang engga curang bagaimana, kasus begini besar kok ditutup," pungkasnya.