Pilpres 2019
Razman Arif: Saya Alumni yang Tidak Setuju Reuni 212 Karena Konteksnya Sudah Politik
Atas dasar itu, dia mendesak, pihak terkait untuk mencari aktor dibalik bergulirnya Reuni 212.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Juru Bicara Tim Kampanye Nasional Koalisi Indonesia Kerja (TKN KIK) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Razman Arif Nasution, menilai aksi 212 sudah bernuansa politik.
Menurut dia, aksi tersebut lebih kepada gerakan mendukung pasangan calon presiden-calon wakil presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Sehingga, dia tidak setuju diadakan Reuni Akbar 212.
"Saya alumni yang tidak setuju dilakukan reuni PA 212, karena konteksnya sudah terjawab itu politik," kata Razman, dalam sesi diskusi di kawasan Cikini, Minggu (9/12/2018).
Baca: Politikus PKB Setuju Gibran Putra Jokowi Terjun ke Politik
Dia menegaskan, Reuni Akbar 212 sudah keluar dari konteks.
Dalam kegiatan tersebut ada upaya menonjolkan sosok Prabowo Subianto sebagai capres.
Namun, acara dikemas sehingga terlihat seperti gerakan sosial.
Semula, dia menjelaskan, aksi 212 merupakan gerakan membela agama Islam yang dinilai sudah disinggung oleh ucapan mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
"Dari reuni yang lalu apa yang mereka bawa? Apakah shalat subuh lebih afdol di Monas atau di masjid," katanya.
Atas dasar itu, dia mendesak, pihak terkait untuk mencari aktor dibalik bergulirnya Reuni 212.
Dia menduga aktor itu berkaitan dengan unsur partai politik.
"Saya mendesak untuk mencari aktor ini semua. Saya menduga yang datang itu dari unsur partai politik ini membuat mereka percaya diri," ujarnya.