Politikus Gerindra Sebut Kaburnya Sejumlah Narapidana dari Lapas Aceh Akibat Lemahnya Pengawasan
Ahmad Muzani mengatakan kaburnya narapidana dari dalam Lembaga Pemasyarakatan (LP) sudah sering terjadi dan terus berulang.
Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Jenderal partai Gerindra Ahmad Muzani mengatakan kaburnya narapidana dari dalam Lembaga Pemasyarakatan (LP) sudah sering terjadi dan terus berulang.
Berbagai modus dilakukan untuk kabur mulai dari menciptakan kekacauan seperti kebakaran atau kerusuhan, bahkan langsung membobol LP.
"Ini kan persoalan klasik. Persoalan bentrok di dalam, persoalan kebakaran, kemudian itu menjadi pintu narapidana yang kabur dan seterusnya. apakah bentrok itu diciptakan untuk berniat kabur, apakah kebakaran itu diciptakan untuk niat kabur. Sebenarnya modus yang seperti ini sudah berulang di banyak tempat," ujar Muzani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat, (30/11/2018).
Baca: Tsamara Tantang Balik Fahri Hamzah dan DPR Beri Akses Lebih untuk KPK
Menurut Muzani persolan tersebut terjadi karena lemahnya sistem pengawasan LP.
Jumlah penjaga tidak sebanding dengan jumlah tahanan.
"Karena selalu saja pengawasan dari petugas kita dari lapasnya selalu lemah. sehingga memberi peluang memberi pintu untuk kelengahan kelengahan dan memungkinkan penghuni lapas kabur. ini selalu terjadi," katanya.
Kementerian Hukum dan HAM menurut Muzani harus melakukan evaluasi terhadap pengawasan LP.
Sehingga menurutnya kejadian tidak kembali terulang.
"Karena itu pelajaran yang terjadi di banyak Lapas harusnya menjadi pelajaran penting supaya peristiwa ini tidak berulang. karena peristiwa ini sudah beberapa kali terjadi. di Jawa terjadi dan sekarang terjadi di Aceh," katanyanya.
Baca: Gubernur Babel dan Istri Main di Film Martabak Bangka, Tonton Cuplikan Adegannya
Sebelumnya sebanyak 113 dari 726 narapidana (napi) serta tahanan Lembaga Pemasyarakatan (LP) Kelas II A Banda Aceh di Kecamatan Ingin Jaya, Aceh Besar, Kamis (29/11) sekitar pukul 18.45 WIB, kabur.
Dalam suasana hujan deras, mereka melarikan diri dengan cara merusak kawat pembatas di ruang kunjungan LP, menghancurkan tiga jendela berjeruji besi, sebelum akhirnya lari dan hilang ke dalam persawahan di depan LP yang minim pencahayaan itu.
Berdasarkan informasi yang diterima Serambi Aceh hingga pukul 23.00 WIB tadi malam dari Kapolsek Ingin Jaya, Iptu Tri Andi Dharma SSos, polisi berhasil mengamankan 20 napi, di mana 17 di antaranya sudah dikembalikan ke LP Banda Aceh.
"Mereka ditangkap dari berbagai lokasi, misalnya, di antara perumahan, loteng rumah warga, bahkan di dalam lumpur sawah. “Ke-20 orang ini merupakan napi narkoba,” ujar Tri.
Pantauan Serambi tadi malam, kondisi di sekitar LP Banda Aceh mencekam. Sempat beberapa kali terdengar suara letusan senjata, sehingga membuat warga di sekitar lokasi lebih memilih mengamati keadaan LP dari pintu atau jendela rumahnya.
Sementara hampir di setiap sudut jalan dalam penjagaan ketat petugas bersenjata lengkap. Satu peleton Brimob dikerahkan untuk mem-back up pengamanan di sana.