Selasa, 30 September 2025

Wakil Ketua DPR Minta Aparat Tindak Tegas Provokator yang Panaskan Bali

Dikhawatirkan akan terjadi ketegangan antar umat beragama di berbagai daerah jika hal tersebut dibiarkan.

dok. DPR RI
Wakil Ketua DPR RI Koordinator Bidang Ekonomi dan Keuangan Taufik Kurniawan usai memimpin Rapat Paripurna dengan agenda pembacaan Jawaban Pemerintah atas Pemandangan Umum Fraksi-fraksi atas RAPBN 2018 beserta Nota Keuangannya di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (31/8/2017). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Aparat kepolisian diminta bersikap tegas terhadap pihak-pihak yang menjadi provokator dalam penolakan kedatangan ustaz Abdul Somad ke Bali.

Dikhawatirkan akan terjadi ketegangan antar umat beragama di berbagai daerah jika hal tersebut dibiarkan.

"Aparat kepolisian jangan membiarkan kasus-kasus seperti ini. Apa jadinya kalau kemudian umat Islam di daerah lain terprovokasi dengan tindakan oknum yang memanaskan suasana di Bali," kata Wakil Ketua DPR, Taufik Kurniawan dalam keterangan tertulis, Rabu (13/12/2017).

Baca: KPAI Panggil Penerbit Buku IPS yang Memuat Yerusalem Ibu Kota Israel

Ia menjelaskan adanya sejumlah ormas yang bergerak menolak kedatangan Abdul Somad, terjadi karena ada pihak yang memprovokasi.

Sehingga ormas di Bali terpancing dan akhirnya melakukan penolakan terhadap ustaz Abdul Somad.

"Saya tidak bisa membayangkan kalau kejadian itu sampai berbuntut pengusiran atau kekerasan terhadap umat Islam yang terlibat dalam acara tauziah itu. Bisa saja sentimen antaragama yang meluas kemana-mana, bahkan bisa memunculkan kekerasan. Untungnya aparat kepolisian Bali bisa mengatasi suasana di sana," kata Waketum PAN itu.

Taufik mengingatkan bahwa kejadian seperti itu tidak boleh terjadi lagi.

Baca: Pengacara Setya Novanto Harap Praperadilan Diproses Hingga Selesai

Sehingga aparat kepolisian harus bekerja mengusut orang-orang yang menjadi provokator kejadian di Bali.

Kerukunan umat beragama, kata Taufik, tidak boleh dirusak oleh oknum-oknum provokator. "Isu agama sangat sensitif dan gampang jadi memicu kekerasan. Jadi aparat jangan segan-segan untuk menindak dengan tegas," kata Taufik.

Disinggung tentang alasan penolakan bahwa ustaz Abdul Somad dianggap anti-NKRI, Taufik mengatakan, hal itu diserahkan kepada aparat kepolisian.

"Polisi kan mengawasi kegiatan yang dilakukan. Kalau memang kegiatan itu melawan bentuk pemberontakan terhadap Pancasila dan NKRI, kan tinggal ditindak denga tegas. Proses dengan menggunakan UU Makar. Jadi jangan main-main menggunakan massa untuk membubarkan kegiatan keagamaan. Itu sangat sensitif dan mudah meluas,"ungkap Taufik.

Taufik mengingatkan jika polisi tidak menindak tegas, maka bisa saja muncul provokator di daerah lain.

"Karena oknum itu merasa apa yang dilakukan aman-aman saja. Jadi akan diulang lagi, dan ditiru di daerah lain," kata Taufik.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved