Gerindra: BIN Harus Bertransformasi dari Human Intelijen Menjadi Teknologi Intelijen
Keberadaan BIN, diakuinya sudah menunjukkan adanya perubahan kinerja yang siginifikan dibawah kepemimpinan Jenderal Budi Gunawan.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Gerindra, Andre Rosiade, mendorong Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Jenderal Budi Gunawan untuk melakukan pembenahan pada institusi yang dipimpinnya.
Yakni dengan melakukan transformasi dari human intelijen ke intelijen berbasis teknologi.
Menurutnya, dunia kejahatan kini telah mengalami pergeseran. Dari sebelumnya lebih banyak yang bersifat konvensional, kini sudah merambah ke teknologi sejalan dengan perkembangan teknologi informasi.
"Kami minta Kepala BIN, Jenderal Budi Gunawan juga melakukan transformasi kinerja, dari sebelumnya mengandalkan human intelijen ke digital technologi intelijen," kata Andre kepada wartawan, Senin (27/11/2017).
Baca: Survei Poltracking, Muncul Nama Budi Gunawan Kandidat Pendamping Jokowi di Pilpres 2019
Diungkapkan, pendekatan konvensional dirasa kurang cocok diterapkan pada 'zaman now'. Sebab sudah terjadi pergeseran luar biasa di dunia teknologi informasi.
Pengumpulan informasi dalam rangka pencegahan, penangkalan dan penanggulangan setiap ancaman terhadap keamanan nasional harus dibarengi dengan perubahan metodologi.
"Tidak bisa lagi melakukan pengintaian dengan pengamatan konvensional, misalnya personil harus terjun langsung mendekat. Namun memadukan antara konvensional dengan teknologi," jelas Andre.
Keberadaan BIN, diakuinya sudah menunjukkan adanya perubahan kinerja yang siginifikan dibawah kepemimpinan Jenderal Budi Gunawan. Apalagi disokong DPR dan pemerintah melalui anggaran yang cukup besar.
Dukungan ini hendaknya dimaksimalkan oleh Jenderal BG untuk melakukan transformasi pendekatan dimaksud.
Di sisi lain, sebagai partai oposisi, Partai Gerindra berharap Jenderal BG tidak menggunakan BIN untuk kepentingan pribadi dan atau kepentingan kelompok-kelompok tertentu.
Misalnya untuk kepentingan partai politik jelang Pemilihan Umum 2019 atau untuk sarana pencalonan diri Jenderal BG sebagai cawapres.
"Seandainya transformasi BIN berhasil, maka akan menjadikan BIN sebagai lembaga yang canggih di Republik ini. Tapi kami juga berharap Jenderal BG tidak menggunakan BIN untuk kepentingan pribadi, untuk mencalonkan diri sebagai Calon Wakil Presiden misalnya atau memenangkan partai yang dekat dengan beliau yaitu PDIP," terang Andre.