Jumat, 3 Oktober 2025

Penyidik KPK Diteror

Hasan dan Muklis Bertugas Mencari Kendaraan Bermasalah, Bukan Penyerang Novel

Hasan dan Muklis ternyata anggota 'mata elang' alias orang yang tugasnya mencari motor bermasalah alias pembayaran kreditnya macet.

capture youtube
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyatakan kondisi penyidik seniornya, Novel Baswedan, semakin membaik. Dokter memeriksa kondisi mata untuk memastikan apakah Novel membutuhkan operasi lanjutan atau tidak. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -Dua orang yang aktivitasnya terekam kamera CCTV di lingkungan tempat tinggal Novel Baswedan, penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), masih menjalani pemeriksaan di Polda Metro Jaya.

Mereka ternyata anggota 'mata elang' alias orang yang tugasnya mencari motor bermasalah alias pembayaran kreditnya macet.

Dua orang bernama Hasan (28) dan Muklis (28) tersebut bekerja di perusahaan leasing (pembiayaan kredit kendaraan bermotor).

Mereka semula diduga terkait dengan kasus penyerangan menggunakan air keras terhadap Novel Baswedan, pada Selasa (11/4/2017) pagi lalu.

Novel disiram air keras di bagian wajahnya oleh dua orang yang berboncengan sepeda motor matik, seusai menjalankan ibadah salat subuh berjamaah di Masjid Al Ihsan di dekat tempat tinggalnya, kawasan Jl Deposito, Kelapa Gading, Jakarta.

Berdasarkan hasil pemeriksaan intensif terhadap keduanya, penyidik menyebut mereka tak terkait kasus penyerangan terhadap Novel.

"Mereka sejak Jumat malam sudah menjalani pemeriksaan. Dari hasil pemeriksaan, bisa diyakini keduanya bukan pelaku penyiraman," ungkap Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Raden Prabowo Argo Yuwono, di Polda Metro Jaya, Sabtu (22/4/2017).

Argo mengungkapkan dua pria tersebut yakni Hasan (28), warga Kalibata, Jakarta Selatan, dan Muklis (28), warga Salemba, Jakarta Pusat.

"Hasan dan Muklis ini profesinya mata elang. Mereka bertugas mencari kendaraan yang tidak lancar bayar cicilan. Mereka juga tidak menutupi identitasnya," terang Argo.

Argo menambahkan Hasan dan Muklis punya alibi kuat yaitu pada saat terjadi penyerangan terhadap Novel Baswedan, mereka tidak ada di lokasi kejadian. Pada 11 April Hasan berada di Malang, Jawa Timur.

Hasan mengaku berada di Malang, Jawa Timur sejak 6 April-13 April 2017, didukung dengan adanya tiket pesawat atas nama Hasan. Sedangkan Muklis ada di Tambun, Bekasi, Jawa Barat, di rumah saudaranya.

"Meski Hasan bisa menunjukkan tiket pesawatnya, tapi penyidik akan tetap mengecek ke Malang, betul tidak Hasan di sana. Lalu kami cek juga ke Tambun, rumah saudara Muklis. Apa benar Muklis berada di Tambun," tambah Kombes Pol Raden Prabowo Argo Yuwono.

Baca: Jet Pribadi Rp 250 M Jadi Misteri, Semula Disebut Milik Setnov, Robert Kardinal Bilang Sewaan

Mulai Membaik
Selain mengecek ke Malang dan Tambun, penyidik juga mengkronfontir mereka dengan dua saksi yakni Yono dan Didik.

Yono, tetangga Novel yang mendokumentasikan keduanya, sedang Didik, penjual galon yang sempat berbincang dengan Hasan.

"Yono motret Hasan pada 14 Maret, sedang Didik ngobrol dengan Hasan pada 28 Februari. Keempatnya kami konfrontir," tambah Argo.

Poret Hasan dan Muklis yang dibikin Yono itu sempat beredar di dunia maya. Selanjutnya Hasan dan Muklis datang ke Polda Metro pada Jumat malam memberikan klarifikasi mereka bukanlah pelaku.

Sedang kondisi kesehatan Novel Baswedan yang menjalani perawatan di Singapura, berangsur-angsur membaik.

Juru Bicara KPK, Febri Diansyah, mengatakan dokter mengurangi pemberian obat tetes mata.

"Dokter terus mengurangi obat tetes mata dari tiga kali sehari menjadi dua kali sehari, sampai sekarang satu kali sehari," ujar Febri, di Jakarta, Sabtu.

Selain itu, mata kanan Novel sudah bisa membaca dan mengenali huruf lebih jelas.

Sebelumnya Novel hanya bisa membaca judul di surat kabar. Saat ini Novel sudah bisa membaca sub judul dan lebih baik dalam mengenali wajah orang.

Sedang mata kiri Novel yang beberapa waktu lalu buram, sekarang sudah bisa mengenali angka dan huruf namun silau apabila terpapar cahaya.

"Selaput mata kiri banyak terbakar karena air keras. Selaput putih baik tapi selaput hitam atau kornea tidak ada perkembangan sampai saat ini," tambah Febri. (tribunnetwork/ter)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved