Selasa, 30 September 2025

Pilkada Surabaya

Ini Alasan Koalisi Majapahit Tak Jadi Tantang Risma di Pilkada Surabaya

Koalisi Majapahit akhirnya tidak mengajukan pasangan calon kepala daerah penantang Tri Rismaharini-Wisnu Sakti Buana di Pilkada Surabaya.

Editor: Sugiyarto
Surya/Ahmad Zaimul Haq
Tri Rismaharini, Calon Wali Kota yang diusung PDIP untuk maju dalam Pilwali Surabaya 2015 diarak naik becak saat akan mendaftar di KPU Surabaya 

Laporan ‎ Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -Koalisi Majapahit akhirnya tidak mengajukan pasangan calon kepala daerah penantang Tri Rismaharini-Wisnu Sakti Buana di Pilkada Surabaya.

Padahal, koalisi yang salah satu anggotanya yakni PKB dan Gerindra mengaku yakin memberikan Risma penantang di Pilkada serentak.

Ketua Desk Pilkada PKB Bambang Susanto mengatakan pihaknya bersepakat koalisi dengan Gerindra.

Namun rekomendasi DPP Gerindra tidak kunjung didapatkan hingga batas akhir pendaftaran pilkada. PKB berencana mencalonkan Ketua DPC PKB Surabaya, Syamsul Arifin sebagai penantang Risma.

"Kalau enggak ada rekomendasi ya tidak bisa mendukung. Sebelumnya, sudah tersiar koalisi satunya Demokrat dan PAN," kata Bambang ketika dikonfirmasi, Selasa (4/8/2015)

Ia mengatakan di tingkat cabang, PKB sudah sepakat calon wakil walikota berasal dari Gerindra. Namun hingga detik terakhir rekomendasi itu tak kunjung turun. "Rekomendasi enggak turun, jadi melempem," ujarnya.

PKB, kata Bambang, serius melawan Rismaharini. Meskipun pada akhirnya tidak ada satupun penantang calon incumbent tersebut.

"Di politik kita enggak bisa bertarung sendiri. Kita butuh koalisi. Saya enggak tahu alasan Gerindra," katanya.

Sedangkan Wakil Ketua Umum Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengatakan pihaknya melakukan proses seleksi untuk Pilkada Surabaya.

"Bagaimana, apa sekadar maju doang lalu nanti kalah? Harus kita hitung kemungkinan menangnya," kata Dasco.

Gerindra, kata Dasco, berkomitmen bersama Koalisi Majapahit akan melawan Risma.

Pasalnya, bila suara partai-partai di koalisi digabungkan maka menghasilkan perolehan yang signifikan.

"Kemudian ketika ada calon, Kita enggak mau asal maju. Kita lihat koalisi Majapahit beberapa partai mau ajukan calon. Kita perhitungkan untung rugi saja. Ada kalkulasinya. Itu proses rekomendasinya berdasarkan kalkulasi," katanya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved