Muktamar Nahdlatul Ulama
Yenny Wahid Sampaikan Tiga Pesan Gus Dur untuk NU
pertama, NU harus menjadi jangkar kebangsaan. Kedua, NU harus menjadi payung bagi semua elemen di Nusantara dan terakhir, NU harus menjadi penerang
TRIBUNNEWS.COM, JOMBANG - Mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) tak pernah bisa dilepaskan dari NU. Banyak gagasan dan gebrakannya, baik saat menjadi Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) tiga periode, maupun setelahnya.
Antara lain gagasan untuk membumikan ajaran Islam agar melebur dalam tradisi masyarakat setempat, sepanjang tradisi tersebut tidak bertentangan dengan ajaran Islam.
Terkait itu, sedikitnya ada tiga pesan penting mendiang Gus Dur untuk NU yang hingga saat ini masih relevan dalam konteks kekinian, bahkan termasuk dalam Muktamar NU di Jombang.
Tiga pesan itu, pertama, NU harus menjadi jangkar kebangsaan. Kedua, NU harus menjadi payung bagi semua elemen di Nusantara dan terakhir, NU harus menjadi penerang bagi semua kelompok masyarakat.
Tiga pesan Gus Dur itu disampaikan Zanuba Arifah Chafsoh atau Yenny Wahid saat jumpa pers mendampingi Ketua Umum PBNU KH Said Agil Siraj di Alun-alun Jombang, Jumat (31/7/2015) sore.
"Saya merasa tiga pesan Gus Dur itu masih layak untuk diteruskan," kata Yenny Wahid yang juga mengucapkan terima kasih kepada PBNU di bawah kepemimpnan KH Said Agil Siraj karena masih menjaga pemikiran Gus Dur.
Termasuk, pemikiran Gus Dur tentang Islam Nusantara, yakni Islam yang melebur dengan tradisi dan budaya masyarakat setempat. Yenny menegaskan, di tengah carut marutnya kondisi, NU harus tetap menjadi jangkar, payung, serta menjadi penerang bagi semua elemen.
Muktamar NU di Jombang berlangsung mulai 1 hingga 5 Agustus 2015 dan akan dibuka Presiden RI Jokowi di Alun-alun Kota Jombang, Sabtu (1/8/2015 malam.