Selasa, 30 September 2025

Penyerangan Barak Brimob di Batam

Anggota DPR: Tak Perlu Ragu Copot Pangdam dan Kapolda

Sangat disesalkan kembali terjadi bentrokan antara anggota Yonif 134/TS dan anggota Brimobda Kepri, Rabu (19/11/2014

Editor: Gusti Sawabi
TRIBUN BATAM/ARGIANTO DA NUGROHO
Dua truk marinir dari satuan Batalyon 10 Satria Bhumi Yudha berlindung dari tembakan saat keluar dari markas Brimob Polda Kepri, Batam, usai mengantar anggota brimob yang sedang bertugas, Rabu (19/11/2014). TRIBUN BATAM/ARGIANTO DA NUGROHO 

Tribunnews.com, Jakarta - Sangat disesalkan kembali terjadi bentrokan antara anggota Yonif 134/TS dan anggota Brimobda Kepri, Rabu (19/11/2014). Anggota Komisi III DPR Aboebakar Al Habsy menyatakan baku-tembak yang membuat masyarakat menjadi tidak nyaman dan aman tersebut sungguh memalukan.

"Ini sungguh memalukan, ternyata perkara yang bulan kemarin belum dapat diselesaikan dengan baik. Kejadian seperti tadi malam sangat meresahkan masyarakat," tegas anggota DPR dari fraksi PKS ini kepada Tribunnews.com, Kamis (20/11/2914).

Anggota DPR ini pun meminta Kapolri dan KSAD atau panglima TNI untu, tidak segan-segan mencopot Kapolda dan Pangdam setempat. Apalagi, dirinya mendengar ada seorang korban yang meninggal dunia.

"Bila ini benar, Kapolri jangan segan untuk mencopot Kapolda. Demikian pula Panglima TNI, tak perlu ragu untuk mencopot Pangdam setempat. Karena terbukti sebagai pimpinan telah gagal untuk mengkondisikan bawahannya," tandasnya.

Padahal, kesalnya, dua lembaga baik TNI maupun Polri memiliki struktur komando yang kuat. Tak mungkin anak buah bisa berbuat seenaknya tanpa sepengetahuan atau kontrol komandan.

"Saya sangat kecewa kenapa beliau-beliau ini tidak duduk satu meja untuk menyelesaikan permasalahan ini. Bahkan, disaat insiden suara tembakan masih terdengar mereka malah melayani wawancara melalui telephon dengan salah satu stasiun TV," kritiknya.

"Bukankah seharusnya mereka dilapangan dan mengkondisikan anggota masing, sehingga bisa dicegah adanya korban," demikian dia mempertanyakan sikap sejumlah petinggi Polri dan TNI yang memilih sibuk menerima wawancara ketimbang mendamaikan peristiwa.

Selain itu, imbuhnya, sepertinya perlu mutasi besar besaran, dari semua anggota di dua kesatuan disebar ke berbagai daerah sehingga bisa bisa menghilangkab ego kelompok. Kemudian, kesatuan di Batam diisi oleh anggota baru dari berbagai pelosok, baik untuk TNI  maupun Polri.

"Dengan demikian akan terjadi suasana baru. Setelah itu barulah dibuat aktivitas bersama, sepertu kegiatan gathering, patroli bersama sampai dengan posko bersama," tegasnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan