Jumat, 3 Oktober 2025

Kasus Hambalang

Jaksa Yakin Anas Urbaningrum Berambisi Jadi Presiden RI

Hal itu kembali dituangkan dalam surat tuntutan Jaksa, yang menyinggung karir Anas sejak berhenti sebagai Komisioner KPU pada tahun 2005.

Penulis: Edwin Firdaus
Editor: Hasanudin Aco
Tribunnews/Dany Permana
Mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum menjalani persidangan dengan agenda tuntutan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi di Jakarta Selatan, Kamis (11/9/2014). Anas diduga terkait korupsi dalam proyek Hambalang yang juga melibatkan mantan Menpora, Andi Mallarangeng. (TRIBUNNEWS/DANY PERMANA) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jaksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tetap meyakini isi surat dakwaannya yang mengatakan bahwa mantan Ketua Umum Partai Demokrat (PD) Anas Urbaningrum berambisi menjadi Presiden RI.

Hal itu kembali dituangkan dalam surat tuntutan Jaksa, yang menyinggung karir Anas sejak berhenti sebagai Komisioner KPU pada tahun 2005.

"Sekitar 2005 keluar dari KPU dan ingin tampil sebagai pemimpin nasional sehingga perlu kendaraan politik dan biaya yang cukup besar," kata Jaksa Ahmad Burhanuddin saat membacakan surat tuntutan di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Kamis (11/9/2014).

Menurut Jaksa, Anas kemudian masuk ke dalam Partai Demokrat demi mewujudkan cita-citanya. Dan terpilih menjadi Ketua DPP Bidang Politik Partai Demokrat sebagai tahap awal, sebelum menjadi Ketua Umum.

Di luar partai, masih dalam rangka mencapai keinginannya, terang Jaksa, Anas bersama Nazaruddin mendirikan perusahaan-perusahaan secara bersama-sama untuk menghimpun dana-dana.

Antara lain Anugerah Group yang kemudian menjadi Permai Group, PT Anak Negeri, PT Anugerah Nusantara dan Panahatan. Selain itu ada juga PT Dutasari Citralaras yang komisarisnya adalah istri Anas, Athiyyah Laila.

"Membentuk kantong-kantong dana dari proyek yang bersumber dari APBN dan BUMN dari saksi Mindo Rosalina Manullang, Yulianis dan Machfud Suroso dan Munadi Herlambang," kata Jaksa.

Jaksa menuturkan bahwa Anas memiliki pengaruh yang besar, dan semakin besar lagi setelah menjadi anggota DPR sejak 1 Oktober 2009. Ketika itu, Anas menjabat sebagai ketua Fraksi dan duduk di Komisi XI. Tetapi, Anas memilih keluar dari Permai Group.

Terkait pengaruh Anas yang besar itu, Jaksa membeberkannya berdasarkan barang bukti percakapan dari Blackberry milik istri Anas, Athiyyah Laila.

"Pengaruh yang besar dapat diperoleh dari barang bukti BB yang dikuasai Attiyah Laila, dan diketahui betapa besarnya pengaruh Anas dan pembicaraan soal Anas berkeinginan menjadi Presiden RI," kata Jaksa.

Barang bukti pertama adalah BBM dari seseorang yang menyebut dirinya sendiri 'Bulek Afis' kepada Athiyyah.

Percakapannya yakni :

"Ass, Alhamdulillah 3x tia, aku bulek afis. mimpi apa aku oleh rezeki tiba2, lagi buntu2 ora iso mikir, ujug2 ono mbak dina. aku wis deg2an, biasane dina iki gowo kesenanganku duit. lah iki ra mung duit tapi dolar. kagetmu nganti njunjung mugo2 dadi amal jariyah mu. mugo2 anas dadi presiden. Aku arep ngirim semaan sak alquran. ganjarane tak hadiahno anas sekeluarga. mergo aku ora iso mbales opo2. matur nuwun pol yo tia."

"(Mimpi apa aku dapat rezeki tiba. Lagi buntu nggak bisa mikir, tiba2 ada mba dina. Aku udah deg2an bIasanya mba dina bawa kesenenganku, duit. Lah ini ga cuma duit tapi dolar. Kaget sampai njunjung semoga jadi amal jariyahmu. Semoga anas jadi presiden. Aku akan mengirim semaan alquran. Pahalanya saya hadiahkan untuk anas sekaluarga. Karena aku ga bisa bales apa2. Maturnuwun sekali ya tia)."

Sedangkan barang bukti kedua adalah pesan singkat ke nomor milik Athiyyah yang berisi :

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved