Presiden PKS Baru
Mubarok: Tak Ada Logikanya PKS Dihancurkan
Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Prof. Achmad Mubarok mengatakan, tak ada konspirasi politik dan hukum untuk menghancurkan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Prof. Achmad Mubarok mengatakan, tak ada konspirasi politik dan hukum untuk menghancurkan PKS. Pernyataan Presiden PKS Anis Matta hanya retorika untuk membangunkan semangat anak buah.
"Tak ada logikanya PKS dihancurkan karena PKS bukan partai pemenang pemilu," ujar Achmad Mubarok, menjawab wartawan di Jakarta, Jumat (1/2/2013).
Presiden PKS, Anis Matta dalam orasinya usai diangkat menggantikan Luthfi, mengatakan adanya konspirasi besar untuk menghancurkan PKS. Anis yang langsung mengundurkan diri dari DPR sekaligus jabatan Wakil Ketua DPR itu menyatakan, bahwa penangkapan Luthfi Hasan Ishaaq telah membangkitkan macan tidur.
"Siapa yang hancurkan PKS? Luthfi Hasan Ishak itu hanya terpeleset saja, itu juga karena kepintaran orang-orang PKS sendiri. Jadi nggak benar, kalau kasus itu dibilang konspirasi besar untuk hancurkan PKS,’’ kata Mubarok.
Menurut Mubarok, selama ini PKS pandai memanej semua peluang yang ada tanpa melanggar hukum formal. Tapi sepintar-pintarnya berpolitik, akhirnya kepeleset juga. Sebagai satu-satunya partai dakwah, mestinya PKS berdakwah di ranah politik. Tapi kenyataannya, PKS malah berpolitik di ranah dakwah, sehingga kebutuhan logistik menggoda idealismenya.
Dosen filsafat UIN Syarief Hidayatullah, Ciputat, Jaksel itu mengidentikkan, idealisme politik itu air bening yang mengalir dari puncak gunung. Bila idealisme politik itu berbaur dengan pragmatisme politik, maka air yang bening itu berubah jadi air payau.
"Di dunia politik, air payau itu uang. Dalam praktek di lapangan, mungkin oknum-oknum PKS tergoda oleh air payau. Dalam bahasa canda, saya bilang, di politik itu memang sarat dagang sapi, makanya tidak kaget kalau ada yang terserempet daging sapi,’’ kata Mubarok.
Saat ditanya soal mundurnya Anis Matta dari DPR yang otomatis jabatan Wakil Ketua DPR-nya juga copot, Mubarok menyatakan, Anis memang harus mundur dari DPR karena kalau masih bercokol di DPR, dia tidak bisa memanej partainya.
"Dulu Anas Urbaningrum juga mundur dari DPR setelah terpilih jadi Ketum Demokrat. Idrus Marham juga mundur dari DPR setelah terpilih sebagai Sekjen Golkar. Riskan sekali kalau Anis tak mundur DPR. Jadi, mundurnya Anis dari DPR bukan sesuatu yang hebat, biasa-biasa saja,’’ tegasnya.
Ditanya, apakah Mentan, Suswono dan Menkominfo, Tifatul Sembiring perlu mengikuti jejak Anis Matta, Prof. Mubarok mengatakan tidak perlu. Kata dia, kalau nanti Mentan terbukti terlibat kasusnya Luthfi Hasan Ishaaq, maka presiden SBY punya alasan untuk mereshuffle dia.