Penangkapan Terduga Teroris
Assegaf Amini NT Aktif Urus Masjid
Assegaf pernah tinggal di sini selama 10 tahun dan akrab dengan seluruh warganya.

TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA-– Memori Muhammad Assegaf masih lekat dengan kehidupan kampung Kebon Kacang, lokasi penangkapan NT yang diduga pelaku teror oleh Detasemen Khusus 88 Antiteror, Jakarta, Sabtu (27/10/2012).
Terang saja, Assegaf pernah tinggal di sini selama 10 tahun dan akrab dengan seluruh warganya. Termasuk, dengan orangtua NT, yang dituakan di daerah itu. Apalagi, ayah NT adalah pengurus masjid Baitul Karim.
“Waktu saya tinggal di sana sekitar tahun 75, anak-anaknya masih kecil. Keluarga itu sangat baik sekali mulai dari ayahnya. Anak-anaknya itu baik semua. Biar kecil sudah bantu-bantu di kepengurusan masjid,” ujar Assegaf kepada Tribun.
Assegaf mengaku kaget setelah ditelepon warga Kebon Kacang bahwa NT ditangkap Densus 88 Antiteror. Sepengetahuannya, NT selalu ikut serta bersama anak-anak kampung lain terlibat di tiap acara hari besar Islam seperti Idul Adha.
“Tapi di luar itu saya tidak tahu. Keluarga itu sangat bermasyarakat, berbaur dengan yang lain, dan saya tahu betul anaknya itu aktif di masjid. Saya tahu persis karena tinggal dekat masjid itu,” tambah pengacara jebolan LBH Jakarta ini.
Karena aktifnya kepengurusan masjid Baitul Karim di bawah anak muda dan warganya, sehingga tak jarang setiap Idul Adha selalu saja banyak mereka yang mampu menyumbangkan hewan kurban untuk disembelih di sini.
“Almarhum bapaknya cuma pedagang di Tanah Abang. Kita tinggal satu kompleks. Pak Datuk ini orang yang dituakan di situ. Tidak ada aktifitas politik di keluarga itu. Mereka pedagang,” tegas Assegaf.
NT ditangkap Densus 88 berpakaian preman di mulut gang, ketika membawa plastik berisi daging kurban untuk tetangga. Setelah itu, NT langsung dibawa masuk ke dalam mobil Densus 88 Antiteror.