Gedung Baru DPR
Pelukis Gelar Aksi di Depan Pagar Parlemen
Aksi unjuk rasa dilakukan para seniman lukis di depan gedung DPR RI, Jakarta. Sebanyak sembilan pelukis Jakarta yang tergabung
"Saya nggak mungkin diam saja. Ini karena kebencian, kita nggak tahan lagi makanya kita melukis rame. Dari kalangan seniman sangat tidak happy," ujar salah satu pelukis bernama Odji di depan gedung DPR RI, Rabu (27/4/2011).
Odji juga sempat menceritakan niatan DPR RI yang akan membangun gedung baru kepada para pelukis Jakarta lainnya, tapi teryata para pelukis lainnya tidak mengetahui informasi tersebut.
Ketika para pelukis
mengetahui informasi yang diberikan Odji maka sontak para pelukis
menolak keras gedung baru DPR RI itu. Tak hanya di situ, Odji menganggap
jika ada permainan korupsi yang terjadi dalam pembangunan gedung baru.
"Saya sempat cerita ke mereka (pelukis lain) bahkan mereka tidak tahu.
Menurut saya ini ada komisi yang dibagi-bagi. Di mana dengan Rp 1,6
miliar ini gedung ini mewahnya luar biasa," jelasnya.
Bahkan, lanjut Odji dirinya merasa aksi para pelukis kurang sesuai
dengan tindakan DPR RI yang menindas rakyat. Ia mengaku lebih ingin
membawa 50 mobil ditinja untuk di DPR ketimbang melukis di depan DPR RI.
"Sebenarnya saya maunya ke sini bawa mobil tinja. Saya sudah tidak bisa
ngomong halus, ini tai lebih pantas, mereka anjing. Mereka (DPR RI)
lebih parah dari koruptor, kemesuman mereka lebih parah. Mereka
enak-enakan pake duit kita. Kita sudah minta pelukis lain datang ke
sini, tapi tidak bisa semua karena mencari nafkah," tutur Odji sambil
emosi.
Hal serupa disampaikan pelukis lain, MPU H Hardi, yang merasa DPR RI saat ini telah menunjukan sikap arogansi.
"Mereka bisa panggil siapa saja seolah mereka berkuasa, tapi mereka mengkhianati rakyat," ucap Hardi.
Hardi melanjutkan, apalagi dengan kasus jalan-jalan kunjungan ke luar
negeri, polemik pembangunan gedung baru, pornografi, korupsi, dan
legilasi yang mandek alias tak rampung-rampung membuat citra DPR kian
parah.