Gedung Baru DPR
Pembangunan Gedung DPR Ditunda Tunggu Evaluasi PU
Kepala Biro Pemeliharaan Pembangunan dan Instalasi DPR, Sumirat mengatakan proses pembangunan gedung baru DPR dipastikan ditunda.
Editor:
Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -
Kepala Biro Pemeliharaan Pembangunan dan
Instalasi DPR, Sumirat mengatakan proses pembangunan gedung baru DPR
dipastikan ditunda. Hal tersebut lantaran menunggu evaluasi dari
Kementerian Pekerjaan Umum.
"Rencana pembangunan gedung yang semula dijadwalkan bulan juni sudah pasti mundur karena menunggu evaluasi PU saja lama," ujar Sumirat saat dihubungi melalui telepon oleh para wartawan, Senin (18/4/2011).
Menurut Sumirat, saat ini Sekretariat Jenderal masih mengerjakan perhitungan ulang existing ruangan gedung DPR untuk mengetahui perbandingan kapasitas dengan kebutuhan ruang anggota dewan.
Proses efisiensi juga masih dilakukan.Efisiensi lanjut Sumirat dalam arti menjajaki perhitungan secara rinci dimulai dari awal dan kebutuhan sebenarnya seperti apa.
"Yang luas sekarang kan didesain untuk seorang anggota DPR, seorang staf ahli, dan seorang sekretaris pribadi. Untuk yang gedung baru itu untuk seorang anggota, lima staf ahli dan seorang sekretaris. Nanti PU akan memberikan seperti apa ruangan yang cocok dan kami tentu akan memilih yang paling efisien," jelasnya.
Lebih jauh Sumirat menjelaskan, salah satu solusi yang dibicarakan untuk efisiensi adalah seperti Twin Tower atau apa yang diusulkan Ketua DPR, Marzuki Alie.
"Kalau sekarang ini memang strukturnya agak besar, untuk block portalnya saja sudah mahal. Tapi itu nanti tergantung seperti apa rekomendasi PU-nya.Kalau rekomendasi PU itu otomatis akan diikuti, termasuk kalau harus ada sayembara lagi. Kalau sayembara dari awal kan berarti harus desain ulang gedung. Mungkin hasilnya nanti yang lebih diterima masyarakat," tandasnya.
Seperti diketahui sebelumnya, sesuai jadwal proyek pembangunan gedung DPR dilakukan pada 22 Juni 2011.
"Rencana pembangunan gedung yang semula dijadwalkan bulan juni sudah pasti mundur karena menunggu evaluasi PU saja lama," ujar Sumirat saat dihubungi melalui telepon oleh para wartawan, Senin (18/4/2011).
Menurut Sumirat, saat ini Sekretariat Jenderal masih mengerjakan perhitungan ulang existing ruangan gedung DPR untuk mengetahui perbandingan kapasitas dengan kebutuhan ruang anggota dewan.
Proses efisiensi juga masih dilakukan.Efisiensi lanjut Sumirat dalam arti menjajaki perhitungan secara rinci dimulai dari awal dan kebutuhan sebenarnya seperti apa.
"Yang luas sekarang kan didesain untuk seorang anggota DPR, seorang staf ahli, dan seorang sekretaris pribadi. Untuk yang gedung baru itu untuk seorang anggota, lima staf ahli dan seorang sekretaris. Nanti PU akan memberikan seperti apa ruangan yang cocok dan kami tentu akan memilih yang paling efisien," jelasnya.
Lebih jauh Sumirat menjelaskan, salah satu solusi yang dibicarakan untuk efisiensi adalah seperti Twin Tower atau apa yang diusulkan Ketua DPR, Marzuki Alie.
"Kalau sekarang ini memang strukturnya agak besar, untuk block portalnya saja sudah mahal. Tapi itu nanti tergantung seperti apa rekomendasi PU-nya.Kalau rekomendasi PU itu otomatis akan diikuti, termasuk kalau harus ada sayembara lagi. Kalau sayembara dari awal kan berarti harus desain ulang gedung. Mungkin hasilnya nanti yang lebih diterima masyarakat," tandasnya.
Seperti diketahui sebelumnya, sesuai jadwal proyek pembangunan gedung DPR dilakukan pada 22 Juni 2011.