Ny Ainun Habibie Wafat
Ainun Selalu Tekankan Kejujuran pada Stafnya
Lahir di sebuah

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lahir di sebuah keluarga Jawa yang kental dengan pepakem hidup, menjadi warna dalam kehidupan Hasri Ainun Habibie kepada orang lain. Itupula yang menjalar kepada orang dekat dan bawahan yang ikut dengannya. Tak ayal, moralitas kesantunan selalu ditumbuhkan kepada mereka.
Seorang stafnya, Priyanto, mengakui kesan ini membekas padanya. Hal yang tak pernah dilupakannya adalah pesan Ainun agar dalam hidup selalu diisi kejujuran. "Ibu selalu tekankan kejujuran kepada kami," ujar Priyanto yang sudah 20 tahun ikut BJ Habibie dan Ainun Habibie, Minggu (23/5/2010).
Sebagai orang luar, baik Habibie dan Ainun, bagi Priyanto bukanlah orang asing. Semuanya seragam memberi kesan bahwa keduanya tak ubah sebagai orangtua kandung. Priyanto mengakui, Ainun juga manusia dan tak lepas dari amarah. "Marahnya bukan benci tapi ingatan supaya lebih teliti pada tugas," sambungnya.
Dalam kehidupan di dalam rumah, tata krama dan etika selalu dijunjung tinggi Ainun. Kepada yang lain, Ainu tak segan menyampaikan langsung kepada siapapun. Itu sebabnya almarhumah di mata mereka layaknya orangtua kandung sendiri.
Sosok Aini yang mengayomi, diakui keponakannya Truly Yanti Sutrasno. Truly tak sungkan mengakui Aini sebagai orangtuanya. Sebagai ibu, Ainun selalu menunjukkan etiket puteri Jawa baik di dalam dan di luar rumah. Tidak ada kesan seenaknya meski sudah di rumah. "Ibu kalau di rumah selalu rapih. Sama dengan bapak," kata Truly.
Truly tak menyangka, kepergian Ainun begitu cepat. Pertemuannya pada 23 Maret lalu adalah pertemuan terakhir. Ia tak ada firasat mengingat bertemu Ainun setiap hari. "Beliau hanya berpesan Trul saya sudah lanjut usia biasanya recovery dari sakit lama," begitu pesan Ainun ditirukan Truly. (*)