Wakil Ketu MPR: Beras Impor Bisa Bunuh Petani Indonesia
Wakil Ketua MPR RI Mahyudin menyayangkan banyaknya produk makanan impor yang membanjiri pasar domestik.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua MPR RI Mahyudin menyayangkan banyaknya produk makanan impor yang membanjiri pasar domestik.
Kondisi itu jelas merugikan bagi petani dan pertanian Indonesia.
Bahkan, kalau tidak segera diperbaiki, menurut Mahyudin bukan tidak mungkin banjirnya produk makanan impor di indonesia bisa membunuh petani dan pertanian Indonesia.
Kekhawatiran itu disampaikan Mahyudin usai membuka dan menjadi pembicara kunci pada acara sosialisasi empat pilar dihadapan peserta seminar nasional pendidikan ekonomi.
Acara tersebut berlangsung di Kampus B, Universitas Muhammadiyah Profesor Hamka, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Jumat (18/3/2016).
Menurut Mahyudin pemerintah wajib memperbaiki tatakelola dan tata niaga pertanian, agar pertanian Indonesia segara bangkit dan menjadi tuan rumah dinegeri sendiri.
Apalagi potensi alam Indonesia begitu besar untuk dikembangkan menjadi pusat pangan dan pertanian dunia.
"Tidak susah, kita tinggal meniru apa yang dilakukan diluar negeri. Meningkatkan hasil panen dari 9 ton menjadi 14 seperti di Vietnam ada caranya, kita tinggal meniru saja", kata Mahyudin.
Apa yang dicapai sektor pertanian di negara asing kata Mahyudin sangat mungkin untuk diterapkan di Indonesia.
Tinggal kemauan pemerintah saja yang menentukan.
Misalnya saja pemerintah menurunkan suku bunga pertanian menjadi 3 persen dari yang selama ini 8 persen.
Serta meningkatkan bantuan bagi para petani.
"Produk dari luar itu mestinya lebih mahal karena membutuhkan biaya transport, pajak dan biaya produksi."
"Nyatanya sampai di Indonesia harga beras luar itu lebih murah, karena pemerintahnya banyak membantu. Seperti meningkatkan subsidi dan menurunkan suku bunga pertanian", kata Mahyudin.