Selasa, 7 Oktober 2025

Kisah Seorang Istri Sewa Eksekutor Rp 100 Juta Untuk Habisi Suami di Kramat Jati, Ini Pengakuannya

Dian Safitri (32) seorang ibu rumah tangga di Kramat Jati, Jakarta Timur nekat menyewa eksekutor untuk menganiaya suaminya.

Penulis: Adi Suhendi
ISTIMEWA/ Tribunjakarta.com
Dian Safitri (32), saat dihadirkan di Mapolrestro Jakarta Timur sebagai tersangka, Rabu (25/11/2020) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kerap menjadi korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), Dian Safitri (32) seorang ibu rumah tangga di Kramat Jati, Jakarta Timur nekat menyewa eksekutor untuk menganiaya suaminya.

Terungkapnya kasus tersebut berawal saat warga Jalan Dukuh V, Kramat Jati, Jakarta Timur dikejutkan dengan ditemukannya seorang pria terkulai lemas berlumur darah di rumah mewahnya pada 2 November 2020 dini hari.

Warga menduga saat itu, pria yang diketahui bernama Lucky Hutatagaol menjadi korban perampokan.

Korban yang diketahui sebagai pengusaha bawang tersebut saat ditemukan mengalami luka bekas sabetan benda tajam di dalam rumah mewahnya yang ditempati bersama istri dan anaknya.

Baca juga: Pria Asal Kramat Jati Pergi dari Rumah Tanpa Alasan, 4 Hari Hilang hingga Dicari di Rumah Sakit

Mendapatkan laporan tersebut, lantas polisi pun bergerak dan mengevakuasi korban yang masih dalam keadaan hidup ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati.

Hingga kini korban masih dalam keadaan kritis.

Kemudian kepolisian pun melakukan penyelidikan terkait kasus tersebut hingga akhirnya berdasarkan petunjuk ada sejumlah kejanggalan di lokasi kejadian.

Tak ada barang yang hilang di rumah korban menjadi petunjuk kepolisian untuk mengungkap kasus penganiayaan berat tersebut.

Baca juga: KPK Tahan Wali Kota Dumai Zulkifli Adnan Singkah di Rutan Polres Metro Jakarta Timur

Selain itu, personel Unit Reskrim Polsek Kramat Jati pun mendapati bila korban Lucky dibacok dalam keadaan tidur di rumahnya.

Korban dibacok di bagian kepala dan tangan tanpa perlawanan.

Sementara Dian, istrinya tidak mengalami luka sama sekali.

Kapolrestro Jakarta Timur Kombes Pol Arie Ardian Rishadi mengatakan saat pemeriksaan Dian mengaku sebagai dalang dari upaya pembunuhan Lucky.

"Untuk korban (Lucky) sampai sekarang masih dirawat di RS Polri Kramat Jati. Belum bisa memberi keterangan terkait kejadian karena kondisinya kritis," kata Arie dilansir dari wartakota, Rabu (25/11/2020).

Kronologi

Kombes Pol Arie Ardian mengatakan peristiwa terjadi ketika Dian menghubungi adiknya, RS (17).

Saat itu, Dian mengutarakan niatnya kepada RS ingin memberikan pelajaran kepada sang suami karena kerap melakukan tindak kekerasan terhadap dirinya.

“Tersangka sudah sering dianiaya suami, yang bersangkutan lalu menghubungi adiknya untuk memberi pelajaran kepada suaminya dan yang bersangkutan menjanjikan uang Rp 100 juta,” ujar Arie, Rabu (25/11/2020).

Mendapati perintah tersebut, RS lalu mencari dua pelaku lainnya yakni FFN (16) serta Gugun Gunawan (32) untuk melakukan eksekusi.

Ketiganya lalu menyusun strategi dan melakukan penganiayaan di rumah korban pada saat yang bersangkutan hendak beristirahat.

Baca juga: Seorang Pria Tak Bernyawa Ditemukan di Selokan Air Cakung Jakarta Timur

“Tiga orang pelaku menunggu di dalam rumah dengan membawa senjata golok. Ketika korban bangun, langsung dianiya sama pelaku sehingga korban terluka,” ungkap Arie.

Hingga saat ini korban masih berada di rumah sakit karena mengalami luka parah akibat bacok pada bagian tangan maupun kepala.

“Tersangka (Dian) dianiaya dalam waktu yang cukup lama, 10 tahun sering dianiaya. Sehingga tersangka sakit hati dan ingin memberi pelajaran,” kata Arie.

Pengakuan sang istri

Dian Safitri (32) mengaku nekat menyewa dua pembunuh bayaran seharga Rp 100 juta karena kesal terhadap suaminya.

Dian mengaku selama 10 tahun lamanya dirinya senantiasa mendapat perlakuan kasar dari sang suami.

"Saya kesal pak. Selama 10 tahun ini saya diperlakukan kasar terus oleh dia (Lucky), makannya saya mau kasih pelajaran agar dia tak nyakiti saya," katanya di Mapolrestro Jakarta Timur, Rabu (25/11/2020).

Dian mengaku pernah dipukul, dicambuk dengan ikat pinggang, hingga dilembar menggunakan gelas.

Setiap pulang ke rumah, masih kata Dian, sang suami pasti dalam keadaan masuk.

"Apalagi kalau setiap pulang ke rumah pasti dalam kondisi mabuk, saya sudah nggak kuat dengannya," sambungnya.

Baca juga: Dendam Setelah 10 Tahun jadi Korban KDRT, Istri Nekat Sewa Pembunuh Bayaran untuk Bunuh Suaminya

Selama 11 tahun berumah tangga, Dian mengaku lebih memilih tutup mulut dan tak melaporkan aksi yang dilakukan suaminya.

Pasalnya, Dian memikirkan nasib ketiga anaknya jika harus sampai kehilangan sosok ayahnya.

"Saya masih memikirkan anak-anak saja," tutur Dian.

Hingga akhirnya Dian tak tahan lagi dengan perbuatan yang dilakukan Lucky dan nekat melakukan aksi jahat tersebut.

Mulanya, Dian menceritakan penderitaannya kepada adik kandungnya, Gugun (20).

Gugun lantas menyarankan agar Dian menghabisi nyawa suaminya.

Baca juga: Kabar Duka, Model Dylan Sada Meninggal Dunia, Kisahnya Sempat Viral karena Alami KDRT

Setelah Dian setuju dengan usulnya, Gugun menghubungi FFN dan RS yang disewa guna menghabisi Lucky pada 2 November 2020 lalu.

Dian diminta mempersiapkan uang sebesar Rp 100 juta upah pembunuh bayaran tersebut.

"Saya awalnya cuma bilang siapin duitnya saja Rp100 juta. Itu uang untuk membayar (pembunuh bayaran) cuma sampai sekarang belum saya bayar," tuturnya.

Guna memuluskan aksinya, Dian, Gugun, FFN dan RS yang kini mendekam di sel tahanan merancang skenario Lucky tewas jadi korban perampokan.

Skenario perampokan keempat pelaku awalnya berjalan mulus.

Namun, polisi personel Unit Reskrim Polsek Kramat Jati akhir mendapati kejanggalan hingga terbongkar aksi jahat mereka. (tribunnews.com/ wartakota/ tribunjakarta.com/ Junianto Hamonangan/ Bima Putra)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved