Jumat, 3 Oktober 2025

Media Asing Sebut Jakarta jadi Satu Diantara Kota Besar yang Cepat Tenggelam

Media asing menyebut Jakarta sebagai satu diantara kota besar paling cepat tenggelam. Diperkirakan, Jakarta akan tenggelam pada 2050.

KOMPAS.com / RADITYA HELABUMI
ILUSTRASI - Media asing menyebut Jakarta sebagai satu diantara kota besar paling cepat tenggelam. Diperkirakan, Jakarta akan tenggelam pada 2050. 

TRIBUNNEWS.COM - Jakarta, ibu kota Indonesia, merupakan salah satu kota yang diperkirakan paling cepat tenggelam di dunia.

Hal ini dikemukakan oleh World Economic Forum, berdasarkan peningkatan air laut dan ekstraksi air tanah berlebih.

Dilansir BBC, Jakarta didominasi oleh daerah rawa.

Posisinya juga berdekatan dengan Laut Jawa dan 13 sungai mengalir di dalamnya.

Oleh karenanya, bukan hal yang mengejutkan jika tiap tahun Jakarta selalu kena banjir.

Baca: BMKG: Peringatan Dini Cuaca Buruk Sabtu 7 Maret 2020 Hujan Lebat/Petir, Termasuk di Jakarta & Jabar

Baca: Polisi Gerebek Pabrik Masker Ilegal di Jakarta Pusat, Pemilik Mengaku Ada 1 Pabrik Lagi di Tangsel

Sayangnya, para pakar mengatakan kondisi itu semua kian memburuk.

Bukan hanya soal banjir, tapi seluruh daratan Jakarta bagian utara diperkirakan akan tenggelam pada 2050.

Seorang pakar ITB, Heri Andreas, yang sudah mengkaji daratan Jakarta selama kurang lebih 20 tahun mengungkapkan pendapatnya.

Menurut Heri, persoalan Jakarta bakal tenggelam bukan sekedar lelucon.

"Jika kita lihat melalui model (contoh), pada 2050, 95 persen wilayah Jakarta Utara akan terendam."

Saat ini, tanah di Jakarta Utara memang telah anjlok sedalam 2,5 meter selama 10 tahun.

Tiap tahunnya kondisinya makin anjlok sekitar 25 centimeter.

Jakarta secara keseluruhan mengalami penurunan tanah sedalam 1-15 centimeter per tahun dan hampir separuh dari ibu kota itu berada di bawah permukaan laut.

Dampak paling besar memang terasa di Jakarta Utara.

Di kabupaten Muara baru misalnya, seluruh gedung kantor terlantar.

Baca: Pemprov Jakarta Jual Masker Rp 300.000, PSI Tegur Gubernur Anies : Malah Cari Keuntungan dari Corona

Baca: Jadi Spot Instagramable, Taman di Kantor Wali Kota Jakarta Barat Akan Dibuka untuk Umum

Tadinya terdapat perusahaan penangkapan ikan di sana, namun hanya beranda lantai pertama, satu-satunya yang tersisa.

Lantai pertama yang sudah terendam air laut menunjukkan bagaimana gedung itu mulai tenggelam.

Seperti apapun pemiliknya berusaha memperbaiki, mereka tetap tidak bisa melawan kehendak tanah yang terus 'mengisap' bangunannya.

Jakarta Utara tadinya tempat bersejarah.

Di sana terkenal sebagai kota pelabuhan.

Bahkan sampai sekarang meski keadaannya sudah banyak terendam air laut, Jakarta Utara masih menjadi tempat bisnis tersibuk, khususnya di Tanjung Priok.

Kondisi strategisnya yang dekat dengan sungai Ciliwung mengalirkan air langsung ke Laut Jawa merupakan salah satu alasan mengapa di masa kolonial, Pemerintah Belanda memasuki jalur tersebut di abad 17.

Kini, sebanyak 1,8 juta orang tinggal di dalam kota yang menjadi campuran aneh antara bisnis pelabuhan yang memudar, masyarakat miskin di wilayah pesisir dan populasi besar orang Indonesia keturunan Tionghoa yang kaya.

Dilansir REUTERS, tidak ada kota lain yang akan cepat tenggelam selain Jakarta.

Sebanyak 20 persen dari teritorialnya sudah berada di bawah permukaan air laut.

Baca: Tersangka Penimbun Masker di Jakarta Utara Jual Dagangannya Hingga Rp 200 Ribu Per Boks

Baca: BUMD DKI Banderol Masker Rp300 Ribu, PSI: Jakarta Darurat Tapi Malah Ambil Untung

Hal ini menegaskan pendapat tentang tenggelamnya wilayah Jakarta Utara pada 2050.

Itulah mengapa Masjid Adhuna di distrik pelabuhan mulai terlantar sejak air laut menggenang pada 2005.

Masjid itu tadinya dibangun di era kolonial Belanda untuk pelaut muslim.

Sebuah dinding besar dibangun untuk memisahkan antara masjid yang tergenang itu dengan pemukiman di tanah kering di sebelahnya.

Masjid itu kini bertengger tergenang dengan atap yang sudah setengah runtuh.

Namun mengapa Jakarta tenggelam?

Selain faktor air laut yang meningkat, perencanaan tata kota selama ini tidak bekerja dengan baik.

Kota Jakarta kebanyakan diaspal dan dibeton.

Itu artinya, tidak ada daya resap jika air hujan turun selama musim penghujan.

Namun, tanah Jakarta kurang berkaitan dengan apa yang ada di atas tanah melainkan lebih banyak berhubungan dengan yang terjadi di bawah tanah.

Ekstraksi air tanah adalah salah satu sumber masalahnya.

Separuh dari rumah warga di Jakarta terhubung dengan jaringan pipa air bawah tanah.

Namun sebagian dari mereka juga ada yang menggunakan pompa air untuk memaksa air keluar dari tanah dengan alat pompa listrik.

Tindakan ekstraksi air tanah inilah yang menyebabkan tanah Jakarta anjlok.

Seorang penasehat pemerintah Republik Indonesia di bidang Urban Planner, Nirwana Joga mengatakan kalau hal itu seperti 'pembunuhan pelan-pelan'.

Hotel-hotel besar, pabrik-pabrik dan tempat perbelanjaan seperti mal juga memiliki sistem pompa air tanah masing-masing.

"Masalahnya ada pada ulah manusia sendiri, bukan alam," pungkas Nirwana.

(KOMPAS.com/Miranti Kencana Wirawan)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kata Media Asing, Jakarta Salah Satu Kota Besar yang Cepat Tenggelam"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved