Minggu, 5 Oktober 2025

Banjir di Jakarta

Pemprov DKI Berupaya Cegah Banjir di Jakarta, Sekda Singgung Sungai yang Dikelola Pemerintah Pusat

Sekretaris Daerah DKI Jakarta, Saefullah mengatakan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah melakukan upaya pengerukan sungai untuk antisipasi banjir.

Penulis: Nuryanti
Editor: Tiara Shelavie
ppid.jakarta.go.id
Sekretaris Daerah Pemprov DKI Jakarta, Saefullah 

TRIBUNNEWS.COM - Sekretaris Daerah DKI Jakarta, Saefullah mengatakan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah melakukan upaya pengerukan sungai untuk mengantisipasi banjir di Jakarta.

Selain itu, Pemprov DKI Jakarta juga telah berupaya untuk membersihkan saluran air.

Hal tersebut disampaikan Saefullah dalam program Mata Najwa Trans 7, Rabu (26/2/2020).

"Pengerukan sudah kita lakukan, pengerukan di kali, pembersihan saluran-saluran, got-got yang ada," kata Saefullah, dikutip dari YouTube Najwa Shihab, Kamis (27/2/2020).

Menurutnya, sejumlah sungai di Jakarta bukan menjadi tanggung jawab dari Pemprov DKI Jakarta.

"Persoalannya ini adalah kali-kali besar, yang 13 sungai mengalir dari hulu sampai ke hilir."

"Ini adalah pengelolaannya oleh pemerintah pusat," ujarnya.

Najwa Shihab selaku pembawa acara kemudian bertanya pada Saefullah soal pernyataannya itu.

"Jadi ini menyalahkan pemerintah pusat?" tanya Najwa Shihab.

Baca: Di ILC, Sutiyoso Sentil Anies Baswedan soal Banjir Jakarta: Kadung Kampanyenya Tidak akan Gusur

Baca: Cawagub DKI Jakarta Nilai Kinerja Anies Baswedan soal Penanganan Banjir, Ini Kata Ahmad Riza

Saefullah lalu meluruskan bahwa Pemprov DKI berhubungan baik dengan pemerintah pusat dalam penanganan banjir di Ibu Kota.

"Tidak, tidak menyalahkan, justru kemarin kita mesra sekali dengan pemerintah pusat, bahwa ini adalah persoalan bersama," ungkapnya.

Mengenai manajemen banjir yang telah dilakukan, Saefullah berujar, Pemprov DKI telah membuka posko banjir.

Dalam posko tersebut, warga bisa mengetahui informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Selain itu, Pemprov DKI juga memantau tempat-tempat strategis melalui kamera CCTV.

"Untuk pengendalian banjir ini, pintu-pintu air ini yang paling sentral itu adalah di Manggarai."

"Kami sudah buka posko sejak banjir pertama, seluruh informasi-informasi dari BMKG, kita semua di situ."

"Kita semua terkoneksi dengan CCTV di tempat-tempat yang kita anggap strategis," ujar Saefullah.

Anies Baswedan Minta Warga Waspada

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menyebut, pihaknya saat ini fokus melakukan evakuasi pada warga DKI yang terdampak banjir, Selasa (25/2/2020).

Anies Baswedan enggan membeberkan solusi yang dilakukan Pemprov DKI untuk mencegah banjir.

Pasalnya, sejak Januari 2020, wilayah DKI sudah beberapa kali diterjang banjir.

Selain itu, berdasarkan perkiraan dari BMKG, Jakarta akan terus diguyur hujan hingga Maret 2020.

Baca: Cawagub DKI Jakarta Bicara Banjir, Nurmansjah Lubis: Anggaran Besar Tapi Anies Terlalu Lama Sendiri

Baca: Rumahnya Terendam Banjir, Eka Terpaksa Melahirkan di Dalam Mobil PLN

Anies pun hanya meminta masyarakat untuk tetap waspada, tanpa membeberkan solusinya.

"Volumenya akan besar sekali. Jadi kami mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk waspada saja."

"Kemudian bila membutuhkan bantuan dan evakuasi respons ke kami, kontak kami ke 112," ujar Anies di Pintu Air Manggarai, Jakarta, Selasa (25/2/2020), dikutip dari Kompas.com.

"Tapi, tadi kita monitor semua. Jadi kita membangun posko di Pintu Air Manggarai ini supaya dekat dengan pos pemantauan."

"Kemudian kedua, juga kita mudah berkumpul semuanya, termasuk BBWSC tadi," jelas Anies.

Anies Baswedan dan banjir di Jakarta, Selasa (25/2/2020).
Anies Baswedan dan banjir di Jakarta, Selasa (25/2/2020). (kolase Tribunnews.com/Herudin)

Diketahui, data BPBD Jakarta pada Selasa pukul 12.00 WIB, ada 294 RW yang terendam banjir.

Banjir terparah terjadi di Kelurahan Cawang, Jakarta Timur, dengan ketinggian 2 meter.

Sebanyak 973 kepala keluarga (KK) dengan total 3.565 jiwa mengungsi di 40 lokasi pengungsian.

Selasa sore, Anies Baswedan mengatakan, pengungsi akibat banjir bertambah menjadi 15.000 jiwa.

Baca: 3 Gubernur Tak Hadiri Rapat Bahas Banjir, DPR: Ini Pelecehan Asas-asas Umum Pemerintahan

Baca: Komisi V DPR Ungkap Kekecewaan karena Anies, Ridwan Kamil & Wahidin Halim Tak Hadiri Rapat Banjir

Menurut Anies, data tersebut tidak bersifat final karena terus bergerak sehingga bisa berkurang ataupun bertambah.

"Ada 74 lokasi pengungsian. Jumlah pengungsi tidak fix karena mereka datang dan pergi. Berkisar 12.000 hingga 15.000," kata Anies, dikutip dari Kompas.com, Selasa.

Sejumlah sekolah bahkan diliburkan, dan peserta didik diminta untuk belajar di rumah.

Sebagian jalan tol juga tergenang banjir, akibat hujan yang mengguyur wilayah Jabodetabek sejak Senin malam.

(Tribunnews.com/Nuryanti) (Kompas.com/Ryana Aryadita Umasugi/Nursita Sari)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved