Banjir di Jakarta
Dipicu Curah Hujan Paling Tinggi, Kepala BNPB: Belum Pernah Dalam Sejarah Bandara Halim Banjir
Di Halim Perdana Kusuma itu ternyata oleh BMKG curah hujan mencapai rekor tertinggi yaitu 377 mm per hari," ungkap Doni Monardo.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim
TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo menyebutkan, bencana banjir yang terjadi di Jakarta mencatatkan rekor baru.
Dia mengatakan, baru kali pertama dalam sejarah Bandara Halim Perdanakusuma yang juga pangkalan militer TNI AU terdampak banjir.
"Belum pernah dalam sejarah itu Bandara Halim Perdanakusuma yang juga merupakan pangkalan militer pangkalan TNI AU itu mengalami banjir, baru pertama," kata Doni Monardo saat meninjau penanganan pasca banjir di Gudang BNPB Pondok Gede, Jatiasih, Bekasi, Sabtu (4/1/2020).
Doni mengatakan, banjir di Bandara Halim tidak terlepas dari intensitas hujan di Jakarta yang sangat tinggi sejak awal tahun 2020. Dia bilang, curah hujan di ibu kota yang berada di atas rata-rata.
Baca: Kepala BNPB: Banjir Serta Longsor di Bogor dan Lebak Dipicu Alih Fungsi Lahan dan Aktivitas Tambang
"Curah hujan yang sangat tinggi di Jakarta Timur termasuk Bekasi dan Depok itu curah hujannya di atas 300 mm. Di Halim Perdana Kusuma itu ternyata oleh BMKG curah hujan mencapai rekor tertinggi yaitu 377 mm per hari," ungkap dia.
Baca: Banyak Tanggul Jebol Saat Banjir, BNPB Curiga Pembangunannya Tak Sesuai Spesifikasi
Oleh sebab itu, kata dia, curah hujan yang tinggi menjadi faktor utama banjirnya di daerah yang sebelumnya tidak pernah terdampak. Di daerah lain, juga ada disebabkan pengalihan lahan hijau.
"Kita menyadari bahwa curah hujan itu adalah faktor yang paling utama. Beberapa daerah terutama di Lebak dan Kabupaten Bogor ya itu adalah adanya alih fungsi lahan terutama di wilayah kabupaten bogor. Ada ratusan mungkin diatas 1000 hektar lahan lahan ini mengalami longsor," tukasnya.