Banjir di Jakarta
Ditanya Prioritas Atasi Banjir Jakarta, Anies Baswedan: Seluruh Warga Jakarta, Semuanya Prioritas
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengatakan, semua wilayah yang terdampak banjir menjadi prioritasnya.
TRIBUNNEWS.COM - Banjir melanda wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya sejak Rabu (1/1/2020).
Mengingat saat pergantian tahun pada Selasa (31/12/2019) sore, hujan terus mengguyur wilayah Jabodetabek.
Sehingga wilayah Jakarta yang terdampak, menjadi daerah paling parah yang dilanda banjir.
Menanggapi banjir yang terjadi sampai hari Kamis ini, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, menyebut banjir di awal 2020 ini akibat curah hujan paling tinggi selama puluhan tahun terakhir.
"Ini curah hujan yang tertinggi selama puluhan tahun, ada yang menyebut 150 tahun," ujar Anies Baswedan di Kalideres, Jakarta Barat, Kamis (2/1/2020), dikutip dari YouTube tvOne News.
Namun, Anies mengaku akan menerima kenyataan yang terjadi ini.
"Apapun itu, ini adalah fakta yang harus kita hadapi," kata Anies.

Ditanya terkait daerah mana yang menjadi prioritasnya dalam mengatasi banjir ini, Anies mengatakan, semua wilayah yang terdampak banjir menjadi prioritasnya.
Menurutnya, meskipun di daerah tertentu hanya sedikit yang terdampak, ia akan menyelesaikan semuanya.
"Bagi kami satu titik adalah urusan yang harus diselesaikan, tidak penting jumlahnya mana yang paling besar," ungkap dia.
"Di semua titik, baik tempat yang hanya 10 orang, sampai tempat yang 1.000 orang," tambah Anies.
Ia menegaskan, semua warga yang terdampak banjir di Jakarta adalah prioritasnya.
"Seluruhnya adalah warga Jakarta, semuanya adalah prioritas," tegasnya.
"Tidak ada yang lebih prioritas satu dengan lainnya," lanjut Anies.
Dikutip dari Kompas.com, Menteri Sosial, Juliari Batubara sudah memberikan santunan kematian kepada ahli waris korban tewas akibat bencana banjir di kawasan Jakarta dan sekitarnya.
Santunan kematian itu diberikan secara simbolis, kepada salah satu ahli waris di posko pengungsian Masjid Universitas Borobudur, Cipinang Melayu, Makassar, Jakarta Timur pada Kamis (2/1/2020).
"Nanti kita upayakan yang terbaik. Untuk korban meninggal, kita berikan santunan terhadap ahli warisnya sebesar Rp 15 juta per korban (meninggal dunia)," kata Juliari.
Selain uang santunan untuk korban meninggal, jajaran Kementerian Sosial juga memberikan bantuan logistik kepada para pengungsi di antaranya pakaian layak pakai, tenda, dan makanan.
"Makanan, bantuan tenda-tenda, peralatan dapur, selimut, juga kalau yang trauma ada dukungan psikososialnya," ungkap Juliari.

Sementara, saat ini banjir masih merendam Jalan Boulevard Graha Raya, Serpong Utara, Tangerang Selatan, Kamis (2/12/2020).
Banjir dengan ketinggian sekitar paha orang dewasa itu membuat akses jalan penghubung antara Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan tersebut tak bisa dilalui kendaraan.
Namun, masih ada saja pengendara yang nekat menerobos banjir hingga menyebabkan motornya mogok di tengah jalan.
Seorang pengendara bernama Ramzi (27) mengatakan, dirinya bingung harus melalui jalur mana.
Ia berpikir banjir sudah surut, sehingga ia terpaksa lewat jalur tersebut.
"Iya saya bingung mau lewat jalan mana-mana. Saya fikir sudah surut makannya saya coba lewat sini," katanya, dikutip dari Kompas.com, Kamis (2/1/2020).
"Saya dari Alam Sutera mau ke Ciledug Indah, Tangerang," lanjut Ramzi.
Menurutnya, bencana banjir yang sudah terjadi sejak Rabu hingga kini dinilai membuatnya sulit untuk beraktivitas.
"Iya saya mau kerja. Semua dimana-mana banjir mau tidak mau harus lintasi banjir tapi paling lewat yang airnya tidak tinggi aja," jelasnya.

Pengendara lain, Ahmad Baihaqi (31) mengaku, sudah dua hari ini merasakan kesulitan menembus akses jalan menuju Jakarta.
Meski ada jalur alternatif, dirinya merasa harus memutar lebih jauh untuk sampai ke tempat kerja istri di kawasan Joglo, Jakarta Barat.
"Sebenarnya bisa lewat Bintaro, tapi kalau mau ke Joglo kan kejauhan," ujarnya.
"Emang biasa melewati jalur ini," lanjut Ahmad Baihaqi.
(Tribunnews.com/Nuryanti) (Kompas.com/Rindi Nuris Velarosdela/Muhammad Isa Bustomi)