Selasa, 7 Oktober 2025

Ramadan 2018

Warga Bagikan Kolak Pisang Kepada Pencari Suaka Di Kalideres

"Ini bagian (rezeki) mereka. Yang kita punya bukan punya kita semua. Udah ada jatah-jatahnya," kata Ivan, Minggu (3/6/2018).

Penulis: Gita Irawan
Editor: Adi Suhendi
Tribunnews.com/ Gita Irawan
Seorang wiraswasta asal Green Land Jakarta Barat, Ivan membagikan kolak pisang bersama anak-anak serta adiknya kepada para pencari suaka yang tinggal di atas trotoar jalan Peta Selatan, Kali Deres, Jakarta Barat depan Rumah Detensi Imigrasi Jakarta Barat pada Minggu (3/6/2018). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Gita Irawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seorang wiraswasta asal Green Land Jakarta Barat, Ivan membagikan kolak pisang kepada para pencari suaka yang tinggal di atas trotoar jalan Peta Selatan, Kalideres, Jakarta Barat.

Pembagian kolak pisang dilakukan tepat di depan Rumah Detensi Imigrasi Jakarta Barat.

Ivan yang datang bersama anak-anak serta adiknya pada pukul 17.00 WIB langsung mengeluarkan sebuah meja kecil dan dua termos ukuran besar berisi kolak pisang.

Anak-anak Ivan kemudian dengan sigap menempatkan kolak di dalam gelas plastik lengkap dengan sendoknya.

Baca: Tersangka Teroris di Universitas Riau Mengaku Rakit Bom Atas Pesanan Pelaku Penyerangan Mapolda Riau

Para pencari suaka tersebut pun berdatangan ke meja tempat Ivan menata kolak pisangnya.

Satu persatu mereka berdatangan, mengambil kolaknya lalu berterima kasih kepada Ivan.

"Terima kasih, Pak," kata seorang pencari suaka dengan logat asing kepada Ivan sambil membawa dua gelas kolak di tangannya.

Baca: Yuddy Minta Golkar Punya Posisi Tawar Tinggi Dalam Mendukung Jokowi

Ivan mengaku sudah dua kali datang ke tempat itu untuk memberikan sebagian rezekinya kepada ratusan pengungsi yang berasal dari Sudan Afghanistan, serta Somalia itu.

Ivan mengaku melakukannya karena menurutnya sebagian dari rezekinya adalah hak para pencari suaka tersebut.

"Ini bagian (rezeki) mereka. Yang kita punya bukan punya kita semua. Udah ada jatah-jatahnya," kata Ivan, Minggu (3/6/2018).

Ratusa para pencari suaka tersenut diketahui telah berada di sana sejak tahun 2017.

Mereka tinggal di dalam gubuk beratap terpal berdinding sarung dengan ukuran sekitar 2 x 2 meter dengan tinggi setengah meter.

Terlihat dari mulai balita di susu ibunya sampai orang tua yang berjalan dengan tongkat berseliweran di sekitar jalan tersebut.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved