Selasa, 7 Oktober 2025

Cinta Tak Direstui, Driver Ojek Online di Bekasi Gantung Diri, Videonya Dikirim ke Pacar via WA

Hingga saat ini, polisi berencana memeriksa kekasih korban untuk mengungkap motif Yohanes gantung diri.

Editor: Hasanudin Aco
Net
Ilustrasi 

TRIBUNNEWS.COM, BEKASI  -  Bulan lalu ramai informasi mengenai kasus gantung diri yang disiarkan lewat media sosial Facebook yang dilakukan seorang warga Jakarta.

Nah kali ini kejadian terulang lagi.

Baca: Pengakuan Teman Curhat Pahinggar Indrawan Sebelum Gantung Diri

Namanya  Yohanes Praga Janu Peragupi (24). Dia  pengemudi ojek berbasis online Grab.

Pemuda yang tinggal di Kampung Pedurenan RT 01/07, Kelurahan Jatiluhur, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi itu nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri menggunakan seutas tali.

Persiapan korban gantung diri itu, bahkan dikirim ke sang kekasih melalui aplikasi media sosial WhatsApp (WA).

"Kasus ini terungkap Jumat (7/4) pagi ini, saat keluarga korban mengetuk pintu kamarnya," ujar Kapolsek Jatiasih Komisaris Rajiman pada Jumat (7/4/2017).

Rajiman mengatakan, di lantai dekat jenazah korban terdapat sebuah ponsel milik korban.

Saat dicek petugas, Yohanes telah mengirimkan video gantung dirinya ke sang kekasih.

Hingga saat ini, polisi berencana memeriksa kekasih korban untuk mengungkap motif Yohanes gantung diri.

Namun diduga, Yohanes nekat mengakhiri hidupnya dengan cara tragis karena persoalan asmara.

Kabarnya cintanya tak direstui oleh orang tua sang pacar.

"Korban mengirimkan video itu ke sang kekasih pada hari Kamis (6/4/2017) pukul 21.00," jelas Rajiman.

Menurut Rajiman, kasus ini terungkap saat sang ayah, Tyo Y Ngadiyo (45) hendak membangunkan korban dari tidurnya.

Saat pintu diketuk, Yohanes tidak menyahutnya dan pintu terkunci dari dalam.

Tyo lalu mengintip situasi kamar anaknya lewat celah jendela. Dia pun terkejut, mendapati sang anak telah gantung diri di tengah kamar.

"Yohanes dalam keadaan tergantung dengan seutas tali tambang yang terikat di baja ringan di bagian plafon kamar. Di sana juga terdapat tangga lipat yang digunakan korban untuk gantung diri," kata Rajiman.

Mengetahui hal itu, Tyo berusaha membuka kaca jendela kamar korban menggunakan alat seadanya.

Bersama kakak korban Yosef Singgih Guritno, Tyo lalu menurunkan tubuh anaknya yang tergantung di plafon kamarnya.

"Keluarga lalu melaporkan hal ini ke polisi untuk ditelusuri," ungkapnya.

Meski demikian, kata dia, pihak keluarga menolak upaya polisi untuk mengotopsi jenazah Yohanes.

Mereka telah mengikhlaskan kepergian Yohanes untuk selama-lamanya.

"Pihak keluarga telah membuat surat pernyataan tentang ketidaksediaannya untuk jenazah korban diotopsi," jelasnya.

Kasus gantung diri ini hampir mirip yang dilakukan oleh Pahinggar Indrawan alias Indra, warga Jagakarsa, Jakarta Selatan pada Jumat, 13 Maret 2017 lalu.

Hanya saja, Indra menyiarkan aksi nekatnya itu melalui media sosial Facebook secara langsung (live) yang bisa disaksikan oleh ribuan temannya.

Sementara Yohanes menyiarkan aksi bunuh dirinya itu melalui aplikasi WA secara pribadi ke sang kekasih.

Penulis: Fitriyandi Al Fajri

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved