Pilgub DKI Jakarta
Dua Pasang Calon Harus Posting yang Baik-baik di Media Sosial Jika Ingin Rebut Suara Agus-Sylvi
Pengamat komunikasi dari UI Effendi Gazali menilai media sosial bisa berpengaruh terhadap hasil perolehan suara dalam Pilkada DKI Jakarta tahun 2017.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat komunikasi dari UI Effendi Gazali menilai media sosial bisa berpengaruh terhadap hasil perolehan suara dalam Pilkada DKI Jakarta tahun 2017.
Dirinya mengatakan, demokrasi dan perkembangan media sosial (Medsos) di Indonesia merupakan satu yang paling mendapat sorotan.
Menurutnya, masih ada sekitar 450 ribu suara yang harus direbut masing-masing pasangan calon.
Angka itu merupakan limpahan dari 17 persen lebih suara Agus-Sylvi dan 22 persen warga yang belum memilih di putaran pertama.
"Saya memperkirakan kalau yang 450 ribu itu mau dicapai, mungkin sudah saatnya sekarang masing-masing tim menyampaikan postingan atau pesan-pesan yang baik," kata Effendi dalam diskusi dikawasan Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (23/3/2017).
Dirinya mengakui belum ada yang mengetahui kondisi suara yang harus diperebutkan kedua belah pihak.
Baca: Fraksi PKS DPR Kerahkan Seluruh Kekuatan Menangkan Anies-Sandi
Baca: Ahok Ingin Urus Warga Jakarta Mulai dari Janin Hingga Lansia
Baca: Djarot Pakai Peci dalam Surat Suara, Anies: Saya Malah Heran yang Satu Kok Nggak Pakai Ya
"Mereka bisa saja lelah melihat pertarungan sosial. Mungkin lebih efektif pakai opini positif," katanya.
Ia menjelaskan, prilaku kasar dengan saling menghujat dan mengunggah kampanye hitam membuat warga jenuh.
Akhirnya bisa menggerus tingkat partisipasi pemilih di putaran dua Pilkada DKI.
"Tapi kita khawatir bahwa Pilkada DKI karena media sosilanya dianggap sebagian banyak orang brutal," ujarnya
Effendi menambahkan, selain di Indonesia, pengguna medsos yang disorot di tingkat global adalah Amerika Serikat dan Philipina.
"Kalau Amerika Serikat berkaitan dengan Presiden Trump, dia aktif di medsos dan sering berulah jadi sorotan. Selain itu ada Philipina," katanya.