Banjir di Jakarta
Novi Korban Banjir, Tiga Anaknya Jadi Piatu
Novi Eka Melyana (31) seorang ibu muda ditemukan tewas di dalam rumahnya saat kawasan Kemang diterjang banjir.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Novi Eka Melyana (31) seorang ibu muda ditemukan tewas di dalam rumahnya saat kawasan Kemang diterjang banjir. Ia meninggalkan tiga orang anak yang masih membutuhkan kasih sayang ibu.
Ia tewas diduga karena tersengat listrik saat sedang membereskan perabotan rumahnya yang terendam banjir.
"Tadi pagi itu air mulai naik sekitar pukul 05.00 WIB. Habis salat subuh (korban) sempat antar suami kerja. Keluarga diungsikan ke musala, terus dia balik lagi ke rumah buat beres-beres barang. Kayaknya itu ada kabel yang jatuh ke air terus kena setrum," kata tetangga korban, Lutfi, warga RT 03/02, Kelurahan Bangka, Mampang Prapatan.
Luthfi menambahkan, ketinggian air di wilayahnya mencapai 70 sentimeter. Saat itu, korban sedang berada seorang diri di rumahnya.
Jenazah Novi baru diketahui oleh para tetangganya setelah mengapung di air.
Para tetangga dan kerabatnya kemudian melarikan korban ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan. Namun nyawa korban tidak bisa tertolong.
"Pas kejadian sudah enggak ada orang di rumah. Ada tetangga yang nyariin dia, terus pas ditemuin di dalam rumah itu kondisinya sudah enggak sadar. Langsung dibawa ke rumah sakit terdekat di Kemang Medical Care buat mastiin. Terus di sana dipastiin kalau sudah enggak ada nyawanya," kata Luthfi.
Een (40), sepupu korban yang juga saksi mata menuturkan, anak bungsu Novi masih membutuhkan ASI. Ketiga anaknya adalah Reyhan (8), Risma (5), dan Risya (8 bulan).
Ketiganya kini harus bertumpu hidup kepada ayahnya, Amsir (50), yang hanya bekerja sebagai pemelihara taman di Kampus LPPI, Kawasan Kemang.
"Anaknya masih kecil-kecil banget. Kasihan anak-anaknya kehilangan ibu," ujar Een di Musala Al-Istiqomah, Jalan Kemang Raya, Mampang Prapatan tempat jenazah Novi sedang dimandikan sebelum disalatkan.
Kepala Bagian IGD RSIA Kemang, Irham membenarkan ada jenazah wanita bernama Novi. Menurutnya, Novi dibawa oleh pihak keluarga ke RS sekitar pukul 06.00 WIB.
"Memang benar ada korban diduga kesetrum dibawa ke sini tadi pagi, tapi saat dibawa kondisinya sudah meninggal," ujar Irham.
Baca: Mengintip Kereta Imperial Tumpangan SBY: Toilet Kereta Layaknya di Hotel Berbintang
"Suaminya ke sini belakangan. Yang bawa ke sini tetangganya," kata Irham.
Setelah dibawa ke IGD RSIA Kemang, tak lama kemudian pihak RS memastikan korban sudah meninggal dunia. Akhirnya pihak keluarga membawa jenazah korban ke rumah duka.
Pihak Kecamatan Mampang Prapatan, Kota Administrasi Jakarta Selatan berjanji akan mengupayakan bantuan bagi keluarga Novi Eka Melyana (31), ibu muda warga Jalan Kemang Selatan X RT 03/02, Bangka, Mampang Prapatan yang ditemukan tewas saat rumahnya diterjang banjir.
Camat Mampang Prapatan, Asril Rizal yang datang ke Musala Al Istiqomah saat jenazah Novi disalatkan mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan untuk mengupayakan pemberian bantuan bagi keluarga korban.
Namun Asril mengaku, dia belum bisa mengungkap bantuan seperti apa yang akan diberikan. Yang jelas, dia berjanji akan memberikan bantuan guna meringankan beban keluarga korban yang antara lain meninggalkan tiga anak kecil, salah satunya masih menyusui.
"Kita beri bantuan secepatnya. Yang jelas agar kejadian seperti ini tidak terulang, kami mengimbau agar warga lebih waspada. Sebab banjir bisa datang kapan saja karena saat ini masih terjadi cuaca ekstrem," kata Asril.
Menurut Asril, tinggal di dekat aliran sungai memang sangat berisiko, apalagi pada musim hujan.
"Kami turut berbelasungkawa atas meninggalnya korban saat rumahnya terkena banjir. Karena itu kami juga terus imbau agar warga lebih waspada saat banjir," tuturnya.
Mobil Tenggelam di Terowongan Tol
Nyawa Kartika Dewi(23) hampir saja terenggut saat banjir menerjang ibukota Selasa pagi. Saat itu Kartika sedang mengendarai mobil Innovanya melintas di tol Cikunir.
Peristiwa ini terjadi seusai Kartika mengantar suaminya ke bandara Halim Perdanakusuma pukul 05.00 WIB, Kartika pulang mengendarai mobilnya, Innova hitam.
Setibanya di Tol Cikampek, ia masuk ke JORR namun tidak ada pemberitahuan dari petugas pintu tol kalau kondisi terowongan Cikunir telah terendam banjir.
Lantaran tidak tahu, Kartika melewati jalan tersebut hingga akhirnya terjebak banjir selama beberapa menit. Kondisi terowongan gelap dan mobil tidak bisa bergerak.
Air semakin meninggi hingga merendam hampir seluruh bodi mobil. Diperkirakan hanya tersisa sekitar 20 sentimeter dari atap mobil yang tidak tertutup air.
Arus yang semakin deras membuat Kartika makin panik, kemudian ia menelepon Tian, ayahnya. Melalui telepon, Tian mengarahkan putrinya untuk keluar melalui jendala.
"Saya beritahu untuk matikan mesin kemudian keluar lewat jendela. Saat itu pintu mobil tidak bisa dibuka," tutur Tian saat diwawancarai Tribun.
Beruntung, Kartika berhasil keluar dari mobilnya yang hampir terendam. Ia meminta bantuan pengendara mobil lain, tetapi tidak ada orang yang berani menolong.
"Dia berteriak minta tolong pengendara mobil lain, namun tidak ada yang membantu. mungkin karena gelap atau takut," kata Tian.
Dari rumahnya yang berada di Jati Asih, Bekasi, Tian bersama istrinya segera menerobos hujan menggunakan sepeda motor untuk menjemput putrinya yang tengah menangis ketakutan.
Tian sangat menyayangkan lantaran tidak ada pemberitahuan dari petugas tol mengenai kondisi terowongan saat itu, padahal lokasi terjadinya peristiwa tersebut hanya berjarak 100 meter dari pintu Tol Cikunir 4, Bekasi.
Menurutnya, kejadian ini menjadi tanggung jawab pihak PT Jasa Marga karena menyangkut nyawa pengguna jalan tol.
"Saya menuntut PT Jasa Marga bertanggung jawab, keselamatan pengguna jalan tol merupakan tanggung jawab jasa marga dan tidak bisa berdalih banjir adalah force majeur," ujar Tian.
"Kalau terlambat, air semakin meninggi, mungkin anak saya sudah meninggal." tambah Tian.
Sementara, Kartika saat ini masih dalam perawatan lantaran masih syok. Manajemen PT Jasa Marga Tbk (Persero) usai kejadian tersebut memutuskan menutup Gerbang Tol (GT) Cikunir 4 arah Pondok Indah arus dialihkan ke Cakung, tinggi air mencapai semeter.
Dwimawan Heru, Humas PT Jasa Marga Tbk (Persero) kepada Tribun mengabarkan, penutupan juga dilakukan GT Jatibening (arteri Caman arah ramp Jatibening) juga ditutup.
"Ketinggian air setengah meter," ujarnya. (Tribunnetwork/pis/may/wly)