Ahok Tingkatkan Subsid Tekan Angka Kemiskinan di Jakarta
Jumlah warga miskin di Jakarta meningkat berkisar 0,14 persen atau bertambah 15.630 orang.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jumlah warga miskin di Jakarta meningkat berkisar 0,14 persen atau bertambah 15.630 orang.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menengarai penyebab meningkatnya jumlah warga miskin karena nilai tukar rupiah yang melorot dan banyaknya warga daerah yang datang ke Jakarta.
Sehingga warga pendatang yang mengadu nasib ke Jakarta, tercatat survei Badan Pusat Statistik (BPS).
"Pasti meningkat karena dolar naik dan penghasilan warga menengah ke bawah, pasti turun," ujar Ahok di Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa (19/7/2016).
Seperti diketahui pada Maret 2015 penduduk miskin di DKI Jakarta tercatat sebesar 384,30 ribu orang atau 3,75 persen.
Angka tersebut naik dibandingkan dengan periode yang sama yakni Maret 2016 yang tercatat sebanyak 398,92 ribu orang atau 3,93 persen.
Langkah Pemerintah DKI Jakarta untuk menekan kemiskinan warganya dengan meberikan subsidi pelayanan, semisal transportasi, perumahan, pendidikan, kesehatan, dan usaha mikro kecil menengah.
Satu diantaranya Pemerintah DKI akan meningkatkan nominal Public Service Obligation, sebesar Rp 3,2 triliun untuk PT Transportasi Jakarta pada 2017 mendatang.
Sehingga warga tetap bisa menikmati layanan tersebut dengan harga Rp3.500.
Sementara dibidang pendidikan, Ahok mengaku memberikan subsidi hingga Rp 2 miliar.
Anggaran tersebut disalurkan melalui Kartu Jakarta Pintar.
Bahkan rencananya tahun depan penerima KJP hingga tingkat perguruan tinggi.
"Daging juga akan disubsidi, supaya anak-anak pemegang KJP dapat nutrisi yang baik. Itu juga bisa ratusan miliar," ucapnya.