Ahok Gubernur DKI
Ahok Pilih Dimaki Warga DKI Ketimbang Tambah Bus Merk Tak Jelas
Warga DKI menilai pada era kepemimpinan Ahok-Djarot belum banyak perbaikan dilakukan selama enam bulan kerja.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Duet Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dengan Wakilnya Djarot Saiful Hidayat kurang lebih enam bulan masih dianggap kurang memuaskan khususnya dalam keamanan transportasi umum di ibu kota.
Hal tersebut berdasarkan hasil survei tatap muka yang dilakukan Litbang Kompas terhadap 600 responden yang tersebar di lima wilayah Jakarta.
Warga DKI menilai pada era kepemimpinan Ahok-Djarot belum banyak perbaikan dilakukan selama enam bulan kerja.
Nilai indeks kepuasan penduduk Jakarta dalam semester I Basuki memimpin DKI sebesar 6,62, angka tersebut masih berada di bawah 7 dimana dalam interval nilai 1 sampai dengan 10, nilai satu menunjukan sangat tidak puas dan nilai 10 menunjukan penilaian sangat puas terhadap kinerja gubernur dan wagub.
Menyikapi hal tersebut, Gubernur DKI Jakarta menyadari khusus untuk transportasi umum warga DKI pasti belum merasa puas akibat kurangnya armada bus TransJakarta.
"Makanya saya bilang sisi transportasi umum pasti tidak puas. Kenapa? Kita kan gagal beli (bus). (Seperti yang) saya bilang (kalau) saya ditanya, anda mau dimaki-maki orang Jakarta karena tidak ada bus atau beli lagi dari bus tiongkok? Saya pilih dimaki orang, itu keputusannya," ujar Ahok di Balai Kota, Rabu (20/5/2015).
Dikatakan dia, dirinya lebih baik dimaki warga DKI dan menyatakan tidak puas kepadanya dari pada harus membeli bus buatan Tiongkok yang tidak jelas merknya.
"Jadi itu yang terjadi di Jakarta. Jadi proses (hukumnya) ternyata sudah masuk penjara juga nih, sudah diproses hukum kan kepala dinas yang dulu saya ngotot, kenapa Daewoo, Hino merek yang sudah bagus kok tidaj dimenangkan (tender). Kita selalu menangnya merek-merk yang tidak jelas, ya sudah kejadian kan semua barang bisa terbakar," ujarnya.
Dikatakan mantan Bupati Belitung Timur ini dirinya tidak mau mencari popularitas untuk kembali bertarung pada 2017 mendatang dalam Pilkada DKI dengan menyenangkan warga DKI diberikan bus yang tidak jelas merknya.
"Saya kalau cuma mau cari popularitas, bisa. Beli saja bus Tiongkok yang penting sampai 2017 bisa salamat. Tapi habis 2017 terpilih lagi, orang puas, busnya terbakar atau rusak, saya sih tidak mau. Lebih baik kalian marahi saya tidak apa-apa tapi datang bus yang terbaik," katanya.
Begitu pula dari sisi keamanan kendaraan umum. Dikatakan Ahok bila busnya jelek tentu keamanan warga DKI terancam. Makanya hal tersebut akan dibereskan dengan menempatkan CCTV, mendatangkan bus baru, serta sopir yang profesional.
"Mesti diberesin. CCTV beresin, busnya bagus, sopirnya diseleksi, sekarang masih banyak sopir yg ugal-ugalan. Nanti yang ugal-ugalan dipecat-pecatin, jadi bagus. Butuh waktu lah, mengubah orang itu susah, mengubah mental sudah maling itu susah begitu loh, ini mesti diubah," katanya.