Thalib Abbas, Korban Penculikan Itu Ternyata Buronan Polisi
"Setelah masuk DPO, keberadaannya tidak diketahui. Tidak hanya itu, anak pelaku yaitu Kemal juga menghilang," ujar Martinus.
lihat foto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Thalib Abas, korban penculikan oleh debt collector pada beberapa waktu lalu, ternyata masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) alias buronan pihak kepolisian terkait kasus penipuan dan pemalsuan dokumen.
Pria berusia 74 tahun tersebut dicari sejak 10 tahun lalu dan baru diketahui keberadaan setelah pemberitaan di media memunculkaan dirinya sebagai korban penculikan.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Martinus Sitompul mengatakan, laporan terhadap Thalib sendiri dilakukan pada bulan Juli 2004 lalu. Pada tahun depan, perkaranya bisa kadaluarsa.
Martinus menjelaskan, kasusnya sendiri sebenarnya sudah P21 pada tahun 2005 lalu dan saat penyerahan tahap kedua, tersangka yaitu Thalib Abbas dan Kemal Raafli, selaku anaknya, menghilang dan melarikan diri.
Sehingga pada tahun 2007, pihak Ditreskrimsus menetapkan keduanya masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO).
Hingga, akhirnya aparat mengakui bahwa Thalib Abbas salah satu pelaku penipuan dan pemalsuan dokumen.
"Setelah masuk DPO, keberadaannya tidak diketahui. Tidak hanya itu, anak pelaku yaitu Kemal juga menghilang," ujar Martinus di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (12/5/2015).
Thalib Abbas diamankan di rumahnya di kawasan Jagakarsa, Jakarta Selatan pada Kamis (7/5) kemarin. Dia tersangkut kasus penipuan senilai Rp 6,4 milliar yang dia lakukan bersama anaknya, Kemal Raafli pada tahun 2004 lalu.
Dia mengaku berpindah-pindah rumah agar tak tertangkap. Selama 10 tahun, sejak 2005 sampai 2015 dia pindah rumah sebanyak enam kali. Dia juga selalu berganti nomor ponsel.
Oleh karena itu, polisi kebingungan melacaknya. Begitu juga anaknya, Kemal Rafli, juga masih kabur dan belum diketahui keberadaannya sampai sekarang.
