Banjir Jakarta
Gara-gara Banjir, Pendapatan Pedagang Bunga Rawabelong Turun 50 Persen
Hujan dan banjir yang melanda Jakarta sejak sepekan lalu berdampak pada lesunya transaksi perdagangan bunga di Sentra Bunga Rawabelong Jakarta Barat.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hujan dan banjir yang melanda Jakarta sejak sepekan lalu berdampak pada lesunya transaksi perdagangan bunga di Sentra Bunga Rawabelong Jakarta Barat.
Pantauan Warta Kota (Tribunnews.com), Minggu (19/1/2014), sentra bunga yang terletak di Jalan Sulaiman itu sepi pengunjung. Ani Purwaningsih (43), pemilik toko Anjani Flora, mengakui selama sepekan terakhir penjualan bunga di tokonya menurun sekitar 50 persen.
"Kecuali yang sudah pesan sejak jauh-jauh hari, mereka tetap mengambil bunganya. Tapi ada juga yang sudah pesan, tapi dibatalkan karena pesta pernikahannya tidak sesuai rencana, tempat pernikahannya di daerah Jelambar kebanjiran," katanya ditemui Warta Kota Minggu (19/1/2014) sore.
Penurunan pembeli bunga eceran juga mengalami penurunan, kata Ani. "Biasanya yang belanja buat pribadi, untuk hiasan di rumah, banyak. Sejak hujan ini saja jadi menurun. Mungkin orang pada males keluar rumah," katanya.
Sebelumnya, kata Ani, dia bisa menjual 5 ribu tangkai mawar dalam seminggu. Satu tangkai bunga mawar asal Malang, dihargai Rp2500, sehingga omzet per-minggunya mencapai Rp12,5 juta.
"Sekarang terjual 2000 tangkai saja sudah bagus. Sisanya, yang nggak laku, ya dibuang karena sudah layu," imbuh Ani.
Pedagang bunga lainnya, Rosliani (33), juga mengeluhkan hal sama. Ia juga mengaku mengalami penurunan penjualan 50 persen sejak seminggu terakhir. "Biasanya saya bisa kirim 600 paket mawar setiap minggunya ke pelanggan saya. Sekarang lagi turun," katanya.
Satu paket berisi 10 tangkai mawar asal Bandung yang dia jual, seharga Rp65 ribu. Berbeda dengan mawar asal Malang yang dijual Rp25 ribu untuk satu paketnya.
"Hitung saja omzetnya, Rp65 ribu kali 600 paket. Kalau sekarang seminggu ini tidak lebih dari 200 paket yang terjual," katanya.
Baik Ani maupun Rosliani tidak merisaukan sepinya pembeli bunga minggu-minggu ini. "Sebab memang bunga itu ada musimnya. Ibaratnya, kalau sepi tiga bulan saja bisa ketutup kalau selama satu bulan penjualan ramai," kata Ani, pendatang asal Blora, Jawa Tengah.
Ditambahkan Rosliani, penjualan bunga di Sentra Bunga Rawa Belong memiliki karateristik sendiri. Jadi, kata dia, ada waktu dimana pemesanan bunga membludak. "Kalau lagi musim nikah, kenaikan penjualan bisa berlipat-lipat. Harganya pun bisa naik sampai 300 persen. Itu biasanya pada Lebaran Haji atau pada bulan Juni dan Juli, dimana saat itu banyak orang menggelar pernikahan," katanya.
Sedangkan di waktu reguler, imbuhnya, Sentra Bunga Rawa Belong disesaki pengunjung pada hari Kamis, Jumat, Sabtu dan Minggu. "Soalnya bunga datangnya malam kamis, jadi masyarakat tahu kapan bunga-bunga di sini masih segar. Tapi berhubungan hujan terus, pengunjung minggu ini memang sangat berkurang," imbuhnya. (Fha)