Banjir Dahsyat Jakarta
Pintu Air Istana Tidak Dibuka, Rumah Megawati Bisa Kebanjiran
Banjir yang melanda sebagian wilayah Menteng, terutama yang dekat dengan Tanggul Latuharhary, Jakarta, bisa meluas ke wilayah Menteng

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Banjir yang melanda sebagian wilayah Menteng, terutama yang dekat dengan Tanggul Latuharhary, Jakarta, bisa meluas ke wilayah Menteng lainnya jika pintu air Istana tidak dibuka.
Konsekuensinya sejumlah rumah elit di kawasan Menteng akan kebanjiran. Termasuk Rumah Dinas Wakil Presiden Boediono, rumah Mantan Presiden Megawati di Teuku Umar, dan rumah Mantan Presiden Soeharto di Jalan
Menurut Pemerhati Lingkungan, Paulus Londo, jebolnya tanggul Banjir Kanal Barat (BKB) di Latuharhary disebabkan pintu air BKB di Manggarai dibuka membuat debit air mengalir deras, meluber dan menjebol tanggul.
"Kalau pintu Air menuju istana dibuka maka deras air ke tanggul BKB tidak akan sederas itu," kata Paulus ketika dikonfirmasi Tribunnews.com di Jakarta, Sabtu (19/1/2013).
Menurut dia induk pintu air berpusat di Manggarai. Terdiri dari tiga pintu air utama yakni Pintu Air BKB, pintu air aliran asli, dan pintu air saluran kecil Gresik.
Pintu Air aliran asli biasa dinamakan dengan Pintu Air Istana karena saluran airnya mengarah ke kawasan Istana Kepresidenan RI.
Paulus khawatir jika debit air di Manggarai terus naik dan Pintu Air Istana tidak dibuka maka deras air di tanggul BKB akan semakin kencang dan bisa meluap menggenangi kawasan elit Menteng.
"Kalau pintu air mengarah ke Istana dibuka maka kemungkinan yang tergenang adalah Raden Saleh, Kwitang, daerah sekitar masjid Istiglal, dan Istana Negara," kata Paulus.
Paulus yang merupakan Sekretaris Lembaga Studi Sosial dan Lingkungan Perkotaan (LSSLP) ini mengatakan wewenang membuka pintu air di Manggarai berada di tangan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi.
"Presiden kan sudah bilang, tidak masalah Istana kebanjiran. Keputusannya kini ada di Jokowi," kata Paulus.