Bullying di SMA Don Bosco
Polisi akan Periksa 9 Siswa Terkait Bullying di Don Bosco
Polisi akan melakukan pemeriksaan terhadap 9 orang yang diduga melakukan tindakan di SMA Don Bosco
Laporan Wartawan Tribunnews.com : Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Pihak kepolisian akan melakukan pemeriksaan terhadap sembilan orang yang diduga melakukan tindakan kekerasan terhadap juniornya (bullying) di SMA Don Bosco Pondok Indah, Jakarta Selatan.
"Hari Senin dan Selasa pekan depan, kita akan lakukan pemeriksaan terhadap sembilan orang saksi yang ditenggarai mengetahui ataupun ikut melakukan kejadian tersebut," ungkap Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Rikwanto saat ditemui di Mapolda Metro Jaya, Sabtu (28/7/2012).
Selain itu, menurut Rikwanto pihak Polres Metro Jakarta Selatan telah melakukan visum et repertum terhadap para korban untuk melihat luka yang ditimbulkan akibat pengeroyokan tersebut.
Menurut Rikwanto kasus tersebut berkembang setelah adanya sebuah laporan tertanggal 25 Juli 2012 dari orangtua korban atas nama Ari Jonatan mewakili rekan-rekannya mengenai kegiatan penerimaan murid baru yang diduga telah terjadi penganiayaan, sehingga diantara mereka ada yang terluka, memar di kaki dan tangan kemudian ada yang terkena sundut rokok pada bagian leher.
"Untuk itu mereka melaporakan ke Polres Jakarta Selatan. Dalam perkembangannya kita telah melakukan pemeriksaan terhadap empat korban dan melakukan pemeriksaan juga terhadap dua saksi dari guru," jelasnya.
Jelas Rikwanto, bila benar kejadian penganiayaan tersebut terjadi maka para pelakunya akan dikenakan pasal 170 KUHP tetang pengeroyokan secara bersama-sama terhadap seseorang yang mengakibatkan orang lain terluka.
"Motifnya ini seperti dalam penerimaan murid baru ada ospek atau masa orientasi, namun dalam masa orientasi yang sudah ada ketentuannya tidak ada kekerasan dan lain-lain. Tapi, para seniornya ini melakukan kegiatan ekstra diluar ketentuan daripada sistem orientasi itu sendiri, (juniornya) dibawa keluar dan disitu terjadi tindak penganiayaan dalam hal ini pengeroyokan terhadap murid-murid yang baru masuk," terang Rikwanto.
Peristiwa ini terjadi pada Selasa (24/7/2012) lalu. Salah satu keluarga siswa yang menjadi korban kekerasan mengungkapkan peristiwa itu melalui jejaring sosial Twitter. Diduga, aksi kekerasan itu melibatkan delapan orang siswa.
Sementara, pihak sekolah mengungkapkan, kejadian tersebut terjadi pada hari selasa setelah pulang sekolah. Bukan saat Masa Orientasi Siswa (MOS) karena di SMA Don Bosco Pondok Indah Jakarta Selatan MOS dilakukan tanggal 17-19 Juli 2012.
Kejadian penganiayaan tersebut terjadi sekitar pukul 13.45 WIB, Selasa (24/7/2012). Berdasarkan laporan yang diterima pihak sekolah, terdapat tujuh siswa kelas satu yang diajak senior mereka untuk berkumpul di salah satu tempat di kawasan pertokoan belakang kantor BCA, Jalan Arteri Pondok Indah, Jakarta Selatan.
Sebelum dibawa ke tempat tersebut, siswa kelas satu mendapatkan pesan via BlackBerry Massanger (BBM) dari siswa kelas tiga untuk datang ke sebuah apartemen. Setelah itu, siswa kelas satu dibawa ke sebuah tempat bernama Pertok Taman Hijau Baru.
Kemudian para siswa baru itu diminta duduk dan menunduk. Satu per satu siswa ditutup wajahnya menggunakan jaket. Kemudian, di antara mereka ada yang mengalami tindak kekerasan, yaitu ada yang ditempeleng, dipukul, dan disundut rokok.
Informasi adanya bullying di SMA Don Bosco berawal dari Twitter milik SL, seorang ibu tiga anak. SL mengungkapkan, Ary, seorang siswa kelas 1 SMA Don Bosco, telah menjadi korban kekerasan siswa senior dan alumni sekolah tersebut. Ia kemudian menulis, pihaknya langsung membawa korban ke rumah sakit. Hasil pemeriksaan menunjukkan adanya lebam pada bagian rusuk, memar di wajah, serta bekas sundutan rokok pada leher Ary.
Menurut pengakuan korban kepada ibunya, dua hari lalu ia diculik ke lokasi yang tidak disebutkan, dari sekitar pukul 14.00 sampai pukul 22.00 WIB. Ia dihadapkan pada 18 remaja, delapan di antaranya adalah siswa kelas 3 SMA yang sama, sedangkan sisanya diduga sebagai alumni sekolah tersebut. Mereka lalu memukul korban yang berdiri membelakangi mereka.