Senin, 6 Oktober 2025

Ambil Peran untuk Dampak Berkelanjutan, Nasabah PNM Mekaar Raih Penghargaan Mata Lokal Award 2025

Dengan dukungan dari PNM, Ema mulai membudidayakan larva Black Soldier Fly atau yang dikenal dengan sebutan maggot untuk mengolah sampah organik. 

Istimewa
PEJUANG LINGKUNGAN - Ema Suranta, pejuang lingkungan yang mendirikan Bank Sampah Bukit Berlian di Desa Kertamulya bersama ibu-ibu di sekitarnya mendapat apresiasi di ajang Mata Lokal Award 2025 pada sub-kategori Local Ace in Organic Waste Transformation. 

TRIBUNNEWS.COM - Inisiatif Ema Suranta dalam membangun Bank Sampah Bukit Berlian di Desa Kertamulya, Padalarang, Kabupaten Bandung Barat mendapat apresiasi di ajang Mata Lokal Award 2025 pada sub-kategori Local Ace in Organic Waste Transformation.

Penghargaan ini diserahkan secara langsung oleh CEO Tribun Network Dahlan Dahi pada perhelatan Mata Lokal Fest 2025 yang digelar pada Kamis (8/5/2025) di Hotel Shangri-La Jakarta. 

“Terima kasih kepada Tribun Network atas kepercayaannya. Penghargaan ini menjadi tanggung jawab sekaligus penyemangat bagi kami untuk terus berinovasi,” ujar Ema.

Semangat juang Ema dalam mengubah tumpukan sampah menjadi sumber harapan bagi lingkungan, masyarakat dan masa depan bersama, berawal dari kegelisahannya melihat tumpukan sampah di desanya yang belum terkelola dengan baik. 

“Terima kasih juga kepada PNM yang telah benar-benar mendukung kami sebagai nasabah,” tambah Ema.

Terlebih, kenangan tragis dari tragedi ledakan dan longsor sampah di TPA Leuwigajah, Cimahi pada 21 Februari 2005 yang merenggut lebih dari 150 jiwa makin menyalakan tekad Ema untuk menjadikan Bank Sampah Bukit Berlian bukan hanya tempat pemilahan, tetapi juga menjadi pusat edukasi, pemberdayaan, dan gerakan sosial lingkungan.

Dengan dukungan dari PNM, Ema mulai membudidayakan larva Black Soldier Fly atau yang dikenal dengan sebutan maggot untuk mengolah sampah organik. 

Ema Suranta 1005

Baca juga: Mata Lokal Fest 2025 Summit: Gerakan Inklusif untuk Masa Depan Indonesia yang Berkelanjutan

Dari modal awal yang didapatkan saat bergabung menjadi nasabah PNM Mekaar, ia kini berhasil mengolah hingga 2 ton sampah per minggu dan menghasilkan maggot segar serta kasgot (pupuk organik). Produk-produk ini pun tidak hanya menjadi solusi lingkungan, tetapi juga sumber penghasilan baru bagi masyarakat.

Inisiatif Ema pun memberikan dampak positif tidak hanya bagi masyarakat sekitar, tetapi juga lingkungan dan sejalan dengan penerapan Sustainable Development Goals (SDGs) yang dicanangkan oleh PBB.

Sebagai informasi, Mata Lokal Award 2025 merupakan ajang apresiasi yang diinisiasi Tribun Network untuk para institusi, organisasi, perusahaan, dan insan unggulan yang terbukti sukses memberi dampak nyata dengan mengimplementasikan lokalisasi SDGs melalui karya dan program-program terbaik mereka. 

Berbeda dari tahun sebelumnya, Mata Lokal Fest tahun ini tidak hanya bicara soal lokalitas, tapi lebih mendalam ke arah keberlanjutan atau sustainability. Hal ini sejalan dengan program Lokal Asri milik Tribun Network yang menjadi payung utama dari kegiatan Mata Lokal Fest yang merupakan bentuk komitmen nyata dari Tribun Network terhadap sustainability impact.

Para pemenang penghargaan telah melewati kurasi penilaian yang berpegang pada nilai keberlanjutan oleh deretan juri dari berbagai latar belakang profesional dan kredibel di bidangnya, yaitu Dian Gemiano (CMO of KG Media), Rika Anggraini (Direktur Komunikasi dan Kemitraan Yayasan KEHATI), Lembu Wiworo Jati (Executive Creative Director di Future Creative Network-Finch), dan Defri Dwipaputra (Executive Creative Director of Dentsu Creative).

Baca juga: Dahlan Dahi: Mata Lokal Fest 2025 Jadi Wadah Mengembangkan Inovasi Pembangunan Berkelanjutan

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved