Pilgub DKI Jakarta
4 Poin Bantahan Pramono Anung soal Bayang-bayang Jokowi di Pencalonan Pilkada Jakarta
Sekretaris Kabinet Pramono Anung kini resmi diusung PDIP sebagai calon gubernur pada Pilkada Jakarta 2024.
TRIBUNNEWS.COM - Sekretaris Kabinet Pramono Anung kini resmi diusung PDIP sebagai calon gubernur untuk Pilkada Jakarta 2024.
Pramono Anung dinilai menjadi kejutan publik di Pilgub Jakarta, sebab namanya sebelumnya jarang disorot.
Namanya bahkan juga jarang muncul dalam sejumlah survei di Pilkada 2024.
Kini, Pramono justru dipasangkan dengan Rano Karno oleh PDI Perjuangan (PDIP).
Mantan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI-P ini mengaku sudah meminta izin Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebelum mendaftarkan diri bersama Rano Karno.
Namun, ia membantah jika permintaan izinnya itu sebagai bentuk bayang-bayang Jokowi dalam pencalonannya.
Berikut, 4 poin bantahan Pramono soal tudingan bayang-bayang Jokowi di pencalonan Pilkada Jakarta:
1. Pastikan Calon PDIP 1000 Persen
Pramono menyatakan, ia maju ini bukan titipan Istana.
"Calon PDI-P 1.000 persen dong. Mana bisa dititipin," ujar Pramono saat wawancara di program Mata Najwa yang tayang di kanal YouTube Najwa Sihab, Rabu (28/8/2024).
Pramono mengatakan, salah satu pertimbangan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menunjuknya, karena kemampuannya membuka komunikasi dengan berbagai pihak.
Baca juga: Gerindra Minta Ridwan Kamil Tak Anggap Remeh Pramono Anung di Pilkada Jakarta
Ia juga menyatakan bahwa dirinya memang sudah menjalankan peran sebagai perantara komunikasi di antara elite politik.
"Termasuk ketika periode 2004 sampai 2014, memang saya ditugaskan juga oleh ibu Mega untuk berkomunikasi dengan baik dengan penguasa pada waktu itu," ujar Pramono.
"Dan termasuk dengan istana yang sekarang ini dan ke depan ya. Komunikasi kan memang harus dilakukan," sambungnya.
2. Sosok yang Diinginkan Jokowi Maju adalah Basuki Hadimuljono
Pramono juga mengatakan, sediannya sosok yang diinginkan Jokowi untuk maju di Pilkada Jakarta adalah Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono.
Hal itu disampaikan Pramono saat klarifikasi soal Jokowi yang terbahak-bahak mendengar dirinya diminta maju PDIP.
"Kenapa beliau tertawa, sebenarnya ada hal yang belum pernah orang tahu."
"Dulu pikiran kita, diskusi saya dengan Pak Presiden dengan Mas Pratik, tahu gak siapa yang mau diajukan (sebagai Cagub Jakarta 2024)? Pak Basuki Menteri PUPR," ungkapnya.
Katanya, diskusi itu terjadi sekira 3 sampai 5 bulan lalu.
Namun, Basuki menolak permintaan itu dan justru meminta Pramono yang dicalonkan sebagai Cagub. Ketika itu, Pramono juga menolak tawaran tersebut.
"Jadi tertawa itu dalam konteks senang akhirnya bisa mewakili kepentingan Pak Jokowi?" tanya Najwa Shihab.
Pramono tegas membantah pernyataan tersebut.
Dijelaskannya, ia memang menjalin komunikasi baik dengan Jokowi.
Komunikasi itu, lanjutnya, dalam bahasa sehari-hari. Tak jarang, Pramono kerap bercanda dengan Kepala Negara itu.
3. Enggan 'Jual' Nama Jokowi
Pramono memastikan bahwa dirinya tak akan 'menjual' nama Jokowi untuk menarik suara masyarakat.
Ia tak ingin PDIP dan Koalisi Indonesia Maju (KIM) marah apabila menjual nama Jokowi dalam kontestasi Pilkada Jakarta 2024.
"Ya nanti marah jualan Pak Jokowi, PDI marah, KIM-nya juga marah, malah dimarahin semuanya," ujarnya.
Pramono menegaskan, dirinya bersama Rano Karno hanya akan berjualan gagasan dan kegembiraan untuk masyarakat di Pilkada Jakarta 2024.
"Yang jelas kita jual gagasan, jual kegembiraan, keceriaan, kerja sama, meng-endorse rakyat, menawarkan sesuatu yang real, itu yang akan kami lakukan," kata Pramono.
Ia mengaku akan berkoalisi dengan rakyat.
"Karena jualannya (menjadi) gampang bahwa kita berkoalisi dengan rakyat, kita ingin bersama mereka, itu door to door akan saya lakukan, benar-benar saya akan lakukan," katanya.
4. Sebut Dukungan Jokowi Bukan Hal Utama
Pramono juga menyebut dukungan Jokowi bukan hal paling utama.
Menurutnya, dibandingkan dukungan Jokowi, ia lebih mementingkan izin dari orang nomor satu di negara ini tersebut.
Pasalnya, Pramono juga menjabat sebagai Sekretaris Kabinet (Seskab) di pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin.
"Kalau saya yang paling penting saya diizinkan," kata Pramono.
Selain itu, Pramono menekankan bahwa yang terpenting adalah kerja kerasnya dan Rano Karno untuk memenangkan hati pemilih Jakarta.
Pramono juga menyebut bahwa Presiden Jokowi sudah tak lagi menjabat saat pencoblosan Pilkada 2024 dihelat.
Oleh karena itu, Pramono tidak mau membicarakan perihal dukungan Jokowi untuk dirinya dan Rano Karno pada Pilkada Jakarta.
"Beliau (Jokowi) untuk kali ini saya yakin pasti beda lah, kan beliau sebentar lagi tinggal 20 Oktober sudah (lengser)."
"Ketika pencoblosan kan sudah presiden baru, bukan lagi beliau. Dan menurut saya, kita tidak perlu terlalu berlebihan juga untuk berprasangka buruklah," katanya.
Pramono pun menegaskan bahwa yang bisa menentukan kemenangan pada pertarungan November mendatang adalah kerja keras mereka sendiri.
(Tribunnews.com/Milani Resti/Nanda Lusiana/Fransianus Waku)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.