Kamis, 2 Oktober 2025

Pilpres 2024

Nasib Jokowi Usai Tak Jadi Presiden dan Disebut Bukan Bagian PDIP, Pulang ke Solo Seperti Mimpi SBY?

Jokowi akan lengser dari kursi kepresidenan pada 20 Oktober 2024. berikut prediksi nasib Jokowi setelah tak lagi duduk sebagai presiden?

Editor: Adi Suhendi
BIRO PERS/CAHYO BRURI SASMITO
Presiden Joko Widodo (kiri) dan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (kanan) di Istana Merdeka, Kamis (9/3/2017). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo atau Jokowi akan lengser dari kursi kepresidenan pada 20 Oktober 2024. Lalu bagaimana nasib Jokowi setelah tak lagi duduk sebagai presiden?

Bila pergantian presiden RI lancar, Prabowo Subianto akan menggantikan Jokowi sebagai kepala pemerintahan selanjutnya.

Jokowi yang didukung PDIP pada Pilpres 2014 dan 2019 bisa duduk di kursi kepresidenan selama dua periode.

Namun, pada Pilpres 2024, Jokowi seolah berbeda haluan dengan PDIP yang sudah membesarkannya hingga menjadi presiden RI.

Meskipun tidak secara terang menyatakan dukungan kepada pasangan calon preside dan calon wakil presiden tertentu pada Pilpres 2024, tetapi dengan langkah politik putra sulungnya Gibran Rakabuming Raka menjadi pendamping Prabowo Subianto, banyak yang menilai Jokowi lebih condong mendukung pasangan nomor urut 02 ketimbang pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD yang diusung PDIP.

Bahkan dalam sidang sengketa hasil Pilpres 2024 di Mahkamah Konstitusi (MK) sempat disinggung dugaan cawe-cawe Jokowi dalam Pilpres 2024.

Baca juga: Jokowi dan Gibran Bukan Lagi Bagian PDIP, Zulkifli Hasan: Keluarganya PAN

Terbaru, Ketua Bidang Kehormatan DPP PDIP, Komarudin Watubun menyebut bila Jokowi bukan lagi bagian dari partai besutan Megawati Soekarnoputri.

Jokowi disebut sudah berada di kubu Prabowo-Gibran pada Pilpres 2024.

"Ah orang sudah di sebelah sana bagaimana mau dibilang bagian masih dari PDIP, yang benar saja," kata Komarudin di Kantor DPP PDIP, Jakarta Pusat, Senin (22/4/2024) kemarin.

Begitupun dengan Gibran, disebut tak lagi berstatus sebagai kader PDIP.

Baca juga: Tanggapi Putusan MK, Jokowi: Tuduhan Kecurangan, Ketidaknetralan Pemerintah Tidak Terbukti

Gibran diketahui mendaftar menjadi kader PDIP jelang Pilkada Kota Solo pada 2020 silam.

Gibran lantas diusung PDIP menjadi Calon Wali Kota Solo berpasangan dengan Teguh Prakosa hingga akhirnya terpilih.

Namun, hubungan Gibran dan PDIP retak dalam proses Pilpres 2024 karena menerima pinangan Prabowo sebagai Cawapres.

"Gibran itu sudah bukan kader partai lagi, saya sudah bilang sejak dia ambil putusan itu (jadi cawapres Prabowo)," katanya.

Nasib Jokowi Setelah Lengser dari Kursi Presiden

Di akhir masa kepemimpinannya, Jokowi saat ini sedang menyiapkan proses transisi kepemipinan dari dirinya kepada Prabowo-Gibran.

"Pemerintah mendukung proses transisi dari sekarang ke nanti pemerintahan baru," kata Jokowi di SMKN 1 Rangas, Mamuju, Sulawesi Barat, Selasa (23/4/2024).

Tidak hanya itu, Presiden mengatakan pemerintah akan mulai menyiapkan masa transisi hingga Prabowo-Gibran dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden Oktober nanti.

"Akan kita siapkan karena sekarang MK sudah, tinggal nanti penetapan oleh KPU," katanya.

Baca juga: Isu Keretakan Keluarga Jokowi dengan Megawati: Presiden dan Gibran Disebut Bukan Kader PDIP

Hal senada disampaikan Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana.

Ia mengatakan bahwa pemerintah segera menyiapkan transisi kepada Prabowo-Gibran.

"Pemerintah akan segera menyiapkan dan mendukung penuh proses transisi pemerintahan kepada presiden dan wakil presiden terpilih," kata Ari.

Pemerintah kata Ari berkomitmen untuk menyelesaikan seluruh program kerja hingga akhir masa jabatan Oktober mendatang.

"Pemerintah tetap berkomitmen untuk menyelesaikan seluruh program kerja pemerintah yang telah dicanangkan hingga akhir masa pemerintahan pada bulan Oktober 2024 nanti," ucapnya.

Lalu bagaimana posisi Jokowi sudah tak jadi presiden?

Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengatakan posisi Jokowi di pemerintahan Prabowo-Gibran usai purna tugas sebagai kepala negara akan dibahas bersama elite politik dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) berisi partai pendukung Prabowo-Gibran di Pilpres 2024.

Dasco mengatakan pembahasa tersebut akan dilakukan setelah putusan MK soal sengketa hasil Pilpres 2024.

"sabar ya sabar kalau yang itu (bahas soal posisi Jokowi)," kata Dasco dalam acara open house lebaran di Jakarta, Kamis (11/4/2024).

Jauh sebelumnya, Jokowi menyampaikan rencananya setelah pensiun menjadi orang nomor satu di Indonesia.

Ia mengatakan setelah tidak jadi Presiden akan kembali ke tanah kelahirannya yakni Solo, Jawa Tengah untuk menjadi rakyat biasa.

"Ya jadi rakyat biasa. Kembali ke Solo jadi rakyat biasa," kata Jokowi usai meninjau pasar tradisional di Purworejo, Jawa Tengah, Selasa, (2/1/2023).

Presiden menepis isu bahwa dirinya akan menjadi Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) usai tidak lagi menjadi Presiden Indonesia.

Ia kembali menegaskan bahwa akan kembali ke Solo.

"Kembali ke Solo jadi rakyat biasa, udah," ucapnya.

Hal tersebut selaras dengan tanah rumah hadiah negara di wilayah Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah yang disebut-sebut akan diberikan kepada Jokowi.

Luas tanah yang disiapkan mencapai lebih dari 9000 m2.

Jokowi Bisa Lanjutkan Kekuatan Politiknya Melalui Gibran

Sementara itu, Direktur Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno memprediksi Jokowi akan kehilangan kekuatannya setelah tidak lagi menjabat Presiden.

Perlahan, kekuasaan akan beralih kepada Prabowo Subianto selaku pemenang Pilpres 2024 setelah putusan MK 22 April 2024.

"Secara alamiah memang setelah ada capres terpilih, presiden terdahulu perlahan mulai kelihatan powernya. Mataharinya sudah berubah ke presiden terpilih. Dan itu hukum alam," ucap Adi saat dikonfirmasi, Selasa (23/4/2024).

Adi menyampaikan masalah serupa pernah terjadi pada era pemerintahan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat akan berakhir masa kekuasaanya.

Saat itu, pengaruh SBY hilang yang akhirnya beralih ke Jokowi selaku pemenang Pilpres.

"Elite saat itu beralih ke Jokowi yang ditetapkan sebagai pemenang. Begitupun dengan Jokowi yang sepertinya tinggal menghitung bulan pengaruhnya tak akan sekuat dulu. Dan perlahan elit mulai bersandar ke prabowo. Soal siklus politik saja," katanya.

Namun, kata Adi, Jokowi bisa saja memiliki peluang untuk mempertahankan kekuatan politiknya lewat putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka yang kini menjadi wakil presiden untuk Prabowo.

"Apapun judulnya Gibran adalah wapres terpilih meski pada saat bersamaan publik tahu wapres itu posisinya sebatas ‘ban serep’. Tapi peluang tancapkan powernya lewat Gibran meski terbuka," katanya.

Adi menuturkan Jokowi bisa meneruskan kekuatan politiknya lewat Gibran hanya dengan satu syarat. Yakni, Gibran harus memiliki atau menjadi bagian partai besar.

"Catatannya Gibran harus punya backing partai besar atau menjadi bagian dari partai besar, tanpa itu, sulit tancapkan kekuatan politiknya. Yang powerful tetaplah presiden," ucapnya.

Mimpi SBY Tahun Lalu

Jauh sebelumnya, Presiden Keenam RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sempat mengungkap mimpinya dalam unggahan akun Twitternya @SBYudhoyono, Senin (19/6/2023).

SBY menceritakan mimpinya bertemu Presiden Jokowi dan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri serta presiden ke-8 RI.

"Saya bermimpi, di suatu hari Pak Jokowi datang ke rumah saya di Cikeas untuk kemudian bersama-sama menjemput Ibu Megawati di kediamannya, selanjutnya kami bertiga menuju Stasiun Gambir."

"Di Stasiun Gambir, sudah menunggu Presiden Indonesia Ke-8 dan beliau telah membelikan karcis kereta api Gajayana ke arah Jawa Tengah dan Jawa Timur."

"Karena masih ada waktu, sejenak kami berempat minum kopi sambil berbincang-bincang santai," ungkap SBY, dikutip Tribunnews.com.

SBY yang saat itu bersama Jokowi, Megawati, dan sosok Presiden kedelapan tersebut lantas berbincang-bincang selama perjalanan.

"Setelah itu, kami bertiga naik kereta api Gajayana yang siap berangkat ke tujuan. Di perjalanan, kami menyapa rakyat Indonesia dengan hangat, rakyat yang pernah kami pimpin dengan penuh kesungguhan hati dan memimpin bangsa yang tak pernah sepi dari tantangan," ujar SBY.

Dari perjalanan tersebut, Jokowi dan SBY memutuskan turun di stasiun Kota Solo.

"Sampai di Solo, Pak Jokowi dan saya turun dari kereta. Pak Jokowi kembali ke kediamannya, saya terus ke Pacitan dengan bus. Sedangkan Ibu Megawati melanjutkan perjalanan ke Blitar untuk berziarah ke makam Bung Karno," ungkap SBY.

Mimpi SBY tersebut pun diterjemahkan Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat, Kamhar Lakumani.

Ia berpandangan, SBY ingin menyampaikan pesan, yakni semangat rekonsiliasi melalui silaturahmi politik.

“Saya pribadi menangkap bahwa semangat dan pesan yang ingin disampaikan Pak SBY dari cerita mimpi tersebut adalah semangat rekonsiliasi dalam bingkai silaturahmi politik kebangsaan,” kata Kamhar, Selasa (20/6/2023).

Menurut Kamhar, dalam kehidupan politik saat ini, silaturahmi tokoh-tokoh bangsa yang menjadi kunci dalam politik.

Pasalnya, dalam kehidupan politik masih diwarnai relasi patron klien.

Selain itu, semakin kompleksnya problematika kebangsaan yang dihadapi dan memasuki tahun politik menjelang Pilpres 2024, maka silaturahmi politik di level elite menjadi penting untuk menciptakan suasana yang kondusif, teduh, dan menyejukkan.

“Kita tak ingin mengulang kembali dinamika politik dalam tensi yang terlalu tinggi dan panas seperti pada 2019 yang lalu,” ucap Kamhar

“Jika kembali berulang, bukan tidak mungkin akan melampaui daya tenggang kita sebagai bangsa yang pada gilirannya merobek tenun kebangsaan,” kata Kamhar

Kamhar kembali menekankan semangat yang ingin disampaikan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, bahwa rekonsiliasi akan menjadi fondasi hubungan yang kokoh dan kondusif untuk terbangunnya kolaborasi dan sinergi seluruh elemen bangsa.

“Jadi pesan ini melampaui sekedar politik kontestasi 2024 mendatang, namun lebih dari itu, ini bagaimana mewujudkan Indonesia sebagai negara maju, Indonesia Emas 2045,” pungkas Kamhar. (Tribunnews.com/ taufik/ igman/ umam)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved