Selasa, 30 September 2025

Pilpres 2024

Pengamat: Mengajukan Hak Angket di DPR Silakan Saja, Tidak Perlu Sebar Hoaks

Pendiri Haidar Alwi Institute (HAI), R Haidar Alwi memperingatkan TPN Ganjar-Mahfud agar berhenti menyebarkan hoaks terkait Pemilu 2024.

Penulis: Erik S
Editor: Wahyu Aji
Dok Pribadi
Haidar Alwi 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pendiri Haidar Alwi Institute (HAI), R Haidar Alwi memperingatkan TPN Ganjar-Mahfud agar berhenti menyebarkan hoaks terkait Pemilu 2024.

Salah satu yang menjadi sorotannya adalah pernyataan Wakil Deputi Hukum TPN Ganjar-Mahfud, Henry Yosodiningrat.

Dalam sejumlah media, Henry menyoroti kekalahan Ganjar-Mahfud khususnya di Jawa Tengah yang dipimpin Ganjar selama 10 tahun dan dikenal sebagai kandang banteng.

Menurut Henry, penyebab kekalahan tersebut karena adanya dugaan mobilisasi massa agar tidak menggunakan hak pilihnya. Dugaan mobilisasi massa itu terjadi di Kabupaten Sragen sehingga partisipasi pemilih di sana hanya sekitar 30 persen.

"Mau mengajukan hak angket di DPR ya silakan saja. Atau mau menghadirkan Kapolda sebagai saksi di MK juga monggo. Tapi tidak perlulah sebar-sebar hoaks segala. Apalagi seorang profesor yang seharusnya bisa memberikan edukasi bagi masyarakat, bukan malah menyebarkan hoaks," kata R Haidar Alwi, Jumat (15/3/2024).

Ia menilai apa yang disampaikan Henry sama sekali tidak benar dan tidak berdasarkan data yang kredibel. Untuk menguji pernyataan Henry, R Haidar Alwi sampai melakukan penghitungan menggunakan data KPU.

Untuk menghitung partisipasi pemilih, rumusnya adalah jumlah DPT dibagi jumlah suara sah dan tidak sah kemudian dikali 100 persen.

Adapun jumlah DPT Kabupaten Sragen 2024 yaitu 760.294. Jumlah suara sah dan tidak sah Pilpres 644.274.

Sedangkan jumlah DPT Provinsi Jawa Tengah 2024 yaitu 28.289.413. Jumlah suara sah dan tidak sah Pilpres 23.475.811.

"Hasilnya, partisipasi pemilih di Kabupaten Sragen 2024 yakni 84,74 persen dan di Jawa Tengah sebesar 82,98 persen. Jadi angka yang 30 persen Henry itu dapatnya dari mana? Suara Ganjar dikali dua? Begitu?" jelas R Haidar Alwi sambil berkelakar.

Oleh karena itu, R Haidar Alwi berpesan agar masyarakat tidak menelan mentah-mentah setiap informasi sekalipun disampaikan oleh seorang profesor.

"Karena sekarang banyak pihak-pihak yang mencoba mengadu domba rakyat dengan pemerintah, aparat penegak hukum, penyelenggara pemilu bahkan mengorbankan rakyat kita sendiri untuk mendapatkan bargaining politik," pungkas R Haidar Alwi.

KPU Sragen sebut partisipasi masyarakat 80 persen

KPU Sragen angkat bicara perihal adanya berita yang menyebutkan bahwa partisipasi pemilih Pemilu 2024 di Bumi Sukowati sangat rendah yakni sekitar 30 persen.

Pihak KPU Sragen menyebutkan bahwa partisipasi pemilih Pemilu 2024 di Kabupaten Sragen mencapai angka tertinggi.

Hal tersebut disampaikan Ketua KPU Sragen, Prihantono didampingi Komisioner Divisi Teknis dan Penyelenggara KPU Sragen, Mukhsin kepada awak media di Ruang Rumah Demokrasi Sragen, Rabu (13/3/2024).

Ketua KPU Sragen, Prihantoro mengatakan, jumlah angka partisipasi masyarakat dalam Pemilu 2024 di Kabupaten Sragen melebihi target awal yakni 80 persen dan hal tersebut tidak seperti disebutkan dalam salah satu media di Jateng, yang hanya sebesar 30 persen saja.

Dia menuturkan, angka partisipasi Pemilu 2024 melebihi capaian dari pemilu sebelumnya sekitar 78 persen dalam pemilihan presiden.

Baca juga: Haidar Alwi: Dewasalah dalam Berpolitik, Jangan Baperan

"Angka partisipasi pemilih Pemilu 2024 di antaranya DPD 84.62 persen, DPR RI 84.54 persen, DPRD Provinsi 84.54 persen dan DPRD Kabupaten 84.94 persen, yang artinya, rata-rata partisipasi pemilih Pemilu 2024, di angka 84.79 persen, melebihi target sebelumnya yakni sebesar 80 persen," katanya, Rabu (13/3/2024).

Ditanya masalah tingginya partisipasi pemilih dalam Pemilu 2024 di Kabupaten Sragen, terang  Prihantoro, hal itu tak lepas dari sosialisasi yang dilakukan melalui media sosial KPU Sragen serta sosialisasi yang dilakukan peserta pemilu.

Sementara itu menurutnya, jumlah 15 persen dari partisipasi pemilih yang tidak hadir ke TPS disebabkan berhalangan hadir karena merantau serta ada juga yang sudah pindah keluar daerah.

"Yang tidak hadir mungkin karena merantau, ada juga yang sudah pindah keluar daerah sehingga tidak bisa hadir di TPS untuk menggunakan hak pilihnya," ujar Prihantoro.

Ditanya mengenai tingkat keamanan di Kabupaten Sragen saat Pemilu, Prihantoro menerangkan, situasi selama Pemilu 2024 tergolong sangat kondusif meskipun sempat ada pemilihan ulang di wilayah Sidoharjo.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan