Pilpres 2024
Mahfud Tegaskan Kritikan Akademik ke Jokowi Tak Dipolitisasi, Sebut Itu Gerakan Moral yang Murni
Mahfud merespons pernyataan Luhut yang mengatakan bahwa kritikan terhadap Presiden Joko Widodo itu dipolitisasi.
TRIBUNNEWS.COM - Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 03, Mahfud MD, menegaskan kritik para akademisi dan rektor terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sama sekali tidak dipolitisasi.
Mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) itu menjelaskan bahwa gerakan para akademisi mengedepankan penilaian moral.
Para akademisi, lanjut Mahfud, juga tidak memihak atau mendukung pasangan calon (paslon) manapun.
Hal itu disampaikan Mahfud merespons pernyataan dari Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, yang mengatakan bahwa kritikan terhadap Jokowi itu dipolitisasi.
“Itu pendapat Pak Luhut (soal kritikan terhadap Jokowi dipolitisasi), kalau saya anggap itu gerakan moral murni karena mereka tidak memihak paslon manapun dan kampanyekan palson siapapun, jadi apa politisisasinya,” tegas Mahfud MD di Pos Bloc Jakarta pada pada Rabu (7/4/2024), dikutip dari WartaKotaLive.com.
Mahfud pun mempersilakan Luhut untuk membuktikan pernyataannya itu.
Justru, lanjut Mahfud, para akademisi semakin keras untuk bersuara mengkritik Jokowi dan pemerintahannya.
“Silakan Pak Luhut bilang gitu dan rektor-rektor (akan) semakin keras bersuara,” ujar Mahfud.
Sebaliknya, Mahfud menilai pemerintahan Jokowi hendak menggiring opini masyarakat dengan memaksakan para rektor membuat testimoni baik tentang pemerintahan.
Menurut Mahfud, hal ini justru membuktikan bahwa pemerintah yang memakai rektor sebagai alat pemenangan Paslon tertentu di Pilpres 2024.
“Justru (saya menilai) ada langkah-langkah tandingan yang ingin memenangkan calon tertentu itu,” kata Mahfud.
Baca juga: Balasan Prabowo, Airlangga hingga Luhut usai Ahok Kritik Jokowi Tak Bisa Kerja
Diketahui sejumlah civitas akademika di sejumlah perguruan tinggi ramai-ramai menyampaikan kritikan di penghujung pemerintahan Jokowi.
Mereka yang terdiri atas guru besar, dosen, hingga alumni itu juga menuntut agar pemilu dan pilpres dapat berjalan semestinya, yakni jujur dan adil.
Adapun perguruan tinggi yang menyampaikan kritikan terhadap Jokowi yakni Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan petisi Bulaksumur yang disampaikan pada 31 Januari 2024.
Lalu pada Kamis (1/2/2024), petisi juga dikeluarkan Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Universitas Khairun Ternate - 2 Februari 2024, Uiversitas Indonesia (UI) 2 Februari 2024, Unhas Makassar, Universitas Andalas (Unand) Padang, hingga Universitas Sriwijaya Palembang.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.