Minggu, 5 Oktober 2025

Pilpres 2024

Sivitas Akademika Ramai-ramai Kritik Jokowi, Ganjar Nilai Demokrasi Indonesia Ada di Jurang

Selain itu, Ganjar juga mengkritik adanya intervensi dari pemerintah terhadap rektor-rektor untuk membuat pernyataan dukungan kepada pemerintah

Penulis: Fersianus Waku
HO/
Calon Presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo mendatangi Embung Kaliaji di Dusun Sangurejo, Desa Wonokerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, Selasa (6/2/2024). Kedatangan Ganjar ke Embung Kaliaji untuk menghadiri acara bertajuk Jathil Bareng Mas Ganjar. Ketika tiba, Capres berambut putih ini disambut kesenian Jathilan dan ribuan masyarakat Sleman yang sudah menantinya untuk bertemu secara langsung. TRIBUNNEWS/HO 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fersianus Waku

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon presiden (capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo merespons kritikan dari sejumlah seivitas akademika dari sejumlah perguruan tinggi di Tanah Air terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Menurut Ganjar, kritikan dari sivitas akademika itu menunjukkan demokrasi Indonesia berada di jurang. 

"Saya hanya ingin menyampaikan saja, demokrasi kita ada pada jurang. Maka masyarakat sipil, tokoh masyarakat, agama, budayawan mengingatkan, termasuk kampus. Kampus itu punya kebebasan mimbar akademik, maka kalau mereka menyuarakan, maka nuraninya yang ada," kata Ganjar seusai acara di De Tjolomadoe, Jl. Adisucipto, Paulan Wetan, Malangjiwan, Kecamatan Colomadu, Karanganyar, Jawa Tengah, Rabu (7/2/2024). 

Ganjar menegaskan, kampus memiliki kebebasan akademik untuk menyuarakan pandangan mereka.

Hal tersebut, kata dia, tidak boleh diintervensi dengan meminta kampus untuk menyanjung pemerintah. 

Baca juga: Polri Siapkan Pengamanan Kampanye Akbar Anies dan Prabowo di JIS-GBK, Sabtu 10 Februari 2024

Selain itu, Ganjar juga mengkritik adanya intervensi dari pemerintah terhadap rektor-rektor untuk membuat pernyataan dukungan kepada pemerintah, meskipun rektor-rektor tersebut sebenarnya tidak setuju.

"Para profesor mengatakan, aku mau cari apalagi kalau soal ini. Maka kalau ada yang diperintah untuk membuat tandingan statmen untuk dukungan kepada pemerintah, menurut saya telat, dan membelokan sebuah kejujuran dan fakta itu akan menyakitkan buat menunjukkan sebuah kebenaran," imbuhnya.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved