Senin, 6 Oktober 2025

Pilpres 2024

Anies: Saya Yakin Penerima Bansos Akan Makin Hati-hati Beri Dukungan di Pilpres, Pakai Hati Nurani

Pemberian bansos tersebut ditengarai kental dijadikan alat politik untuk pemenangan pilpres 2024

Penulis: Yulis
Editor: Erik S
YouTube KPU RI
Calon Presiden nomor urut 01 dari Koalisi Perubahan Anies Baswedan mengatakan bantuan sosial (bansos) tujuannya untuk kepentingan si penerima, bukan kepentingan si pemberi. 

TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG- Calon Presiden nomor urut 01 dari Koalisi Perubahan Anies Baswedan mengatakan bantuan sosial (bansos) tujuannya untuk kepentingan si penerima, bukan kepentingan si pemberi.

Sebagaimana diketahui, kini ramai yang mengkritisi kebijakan yang mengguyur Bansos ke warga.

Pemberian bansos tersebut ditengarai kental dijadikan alat politik untuk pemenangan pilpres 2024 bagi anak Presiden Jokowi.

Baca juga: Airlangga Hartarto: Presiden Boleh Bagikan Bansos, Kan Bukan Capres

“Sudah begitu yang memberi juga bukan yang tanda tangan. Yang memberikan adalah pajak dari rakyat. Adanya keramaian soal bansos ini, saya berkeyakinan para penerima bansos sekarang makin hati-hati memberikan dukungan pada saat Pemilu besok. Kita harapkan itu terjadi, memilih pakai hati nurani,” ujar Anies di acara Desak Anies di Semarang, Jawa Tengah, Senin 5 Februari 2024.

Menurut Anies, membagikan bansos itu sesuai kebutuhan.

“Kebutuhan siapa? Kebutuhan penerima. Bukan kebutuhan pemberi. Seperti Anda dikasih makan, daripada saya kasih makan tiga kali sehari, saya kasih makan sekaligus, tiga-tiganya dimakan semua. Bisa enggak gitu?” ujar Anies memberi ilustrasi.

Sudah saatnya, kata Gubernur DKI Jakarta 2017-2022, kita mengembalikan bansos tanpa pamrih. Jangan bansos yang penuh pamrih.

“Kita harus kampanyekan sama-sama bahwa ini adalah uang rakyat. Bukan uang pribadi. Saya merasa yakin, makin hari rakyat Indonesia makin kritis. Apalagi semua mengungkapkan soal bansos ini. Mudah-mudahan haknya diterima, tetapi hak suaranya tidak digadaikan,” pungkas Anies.

Pemerintah lakukan pembohongan publik

Dugaan penyalahgunaan penyaluran bansos oleh pemerintah untuk kepentingan politik tertentu, dinilai bukan hanya sebagai tindakan pembodohan atau pembohongan publik, tapi sudah masuk kategori manipulasi tanpa etika.

Hal tersebut ditegaskan oleh Pengamat Kebijakan Publik, Yanuar Nugroho, dalam diskusi media Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud bertajuk “Gerakan Intelektual Kampus dan Netralitas Presiden beserta Aparatur Negara dalam Pemilu 2024” di Jakarta, Senin (5/2/2024).

“Apa yang dilanggar di sana, menurut saya itu yang mendasar, kemarin sampai sekarang masih ramai soal bansos, ini bukan hanya pembodohan dan pembohongan publik. Tapi ini manipulasi tanpa etika,” katanya.

Baca juga: Ganjar Tak Merasa Tersindir Usai Kaesang Singgung Bansos Dikorupsi saat Pandemi 

Menurut Yanuar, orang-orang miskin sangat tergantung dengan bansos.

Kemudian secara teknis di tataran bawah, narasi penyaluran bansos dibuat identik atau diasosiasikan dengan pasangan calon (paslon) presiden-wakil presiden tertentu, yang jika tidak menang program pemerintah yang disetujui DPR RI tersebut akan berhenti.

“Artinya apa, kena ke hidup mereka. Bagi orang miskin itu (pernyataan bansos berhenti) masuk ke alam bawah sadar,” tegasnya.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved