Senin, 29 September 2025

Pilpres 2024

Mahfud Sebut Pernyataan Jokowi soal Presiden Boleh Berpihak Semakin Mantapkan Dirinya untuk Mundur

Mahfud mengungkapkan pernyataan Jokowi soal presiden boleh berpihak dan mundur semakin memantapkan dirinya untuk mundur sebagai Menkopolhukam.

TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Menkopolhukam Mahfud MD memberikan keterangan kepada wartawan di Kantor Presiden, Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (1/2/2024). Mahfud MD secara resmi menyerahkan surat pengunduran diri sebagai Menkopolhukam kepada Presiden Joko Widodo dikarenakan dirinya maju sebagai cawapres di Pilpres 2024.Mahfud mengungkapkan pernyataan Jokowi soal presiden boleh berpihak dan mundur semakin memantapkan dirinya untuk mundur sebagai Menkopolhukam. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

TRIBUNNEWS.COM - Cawapres nomor urut 3, Mahfud MD mengungkapkan bahwa pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menyebut presiden boleh berpihak dan berkampanye semakin memantapkan dirinya untuk mundur sebagai Menkopolhukam.

Awalnya, Mahfud mengatakan adanya persepsi publik yang mengaitkan pernyataannya ingin mundur sebagai Menkopolhukam dengan pernyataan Jokowi soal bolehnya keberpihakan dan kampanye oleh Presiden.

Selain itu, dia juga mengungkapkan adanya aktivis dan tokoh nasional yang menghubunginya dan menyesalkan rencananya untuk mundur sebagai Menkopolhukam.

“Saya kan lebih dulu, saya kan bilangnya tanggal 23 (Januari), Pak Jokowi tanggal 24. Seakan-akan Pak Jokowi yang menanggapi saya, padahal itu dua hal yang terpisah.”

“Tapi masyarakat kan lalu yang mengaitkan dan di situlah yang seperti saya katakan tadi, banyak WA yang masuk ke saya dari tokoh-tokoh dan aktivis, ‘Pak Mahfud jangan mundur, Presiden sendiri bilang mau kampanye kok’,” katanya dalam wawancara eksklusif dalam program ROSI yang ditayangkan di YouTube Kompas TV, Kamis (1/2/2024).

Kendati ada desakan agar tidak mundur, Mahfud menegaskan tetap pada pendiriannya untuk mundur sebagai Menkopolhukam.

Sosok yang juga mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu turut mengungkapkan alasannya mundur lantaran adanya pengaruh psikologis untuk tidak terus berada dalam Kabinet Indonesia Maju pimpinan Jokowi.

Selain itu, sambungnya, dia juga telah memposisikan diri sebagai oposisi dari Jokowi.

“Saya juga memang secara psikologis, tidak bisa di situ terus. Saya sudah jelas berhadapan seperti itu, masa saya mau ikut seperti Sidang Kabinet dan seterusnya meski semuanya baik-baik saja kan,” ujarnya.

Lalu ketika ditanya oleh presenter, Rosiana Silalahi, apakah pernyataan Jokowi soal presiden boleh berkampanye dan berpihak semakin memantapkan Mahfud untuk mundur, dia pun mengamini itu.

“Oh iya, kalau itu iya (soal Jokowi sebut presiden boleh berkampanye dan berpihak menjadi salah satu alasan mundur). Meskipun semakin banyak yang melarang, banyak itu aktivis. Tapi banyak juga yang mendorong.”

Baca juga: Mahfud MD mundur dari jabatan Menkopolhukam, Jokowi tegaskan presiden dan menteri ‘boleh kampanye dan memihak’ di Pilpres 2024

“Bagi saya dorongan yang paling kuat adalah, saya ya mundur,” katanya.

Selanjutnya, terkait pernyataan Jokowi yang dikritik keras oleh sejumlah akademisi hingga masyarakat luas, Mahfud enggan berkomentar lebih lanjut.

“Saya ndak berkomentar. Guru besar itu jalurnya lain, dia murni akademis dan etika seperti yang dipelajari di kampus. Saya kan pesaing ya, saya ini kan politikus, nanti akan dinilai macam-macam,” ujarnya.

Kendati demikian, Mahfud menduga pernyataan Jokowi tersebut bakal menimbulkan rentetan efek berkelanjutan.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan