Ganjar: Pak Mahfud Berani Mundur dari Jabatan karena Punya Etika dan Integritas

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rahmat W Nugraha 

TRIBUNNEWS.COM, MANADO - Calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo mengungkapkan bahwa Mahfud MD merupakan satu-satunya pejabat yang berani mundur dari jabatan pemerintahan di tengah perhelatan Pemilu 2024.

Adapun hal itu disampaikan Ganjar kepada ribuan pendukungnya di Manado, Sulawesi Utara, Kamis (1/2/2024).

"Pak Mahfud adalah pejabat negara di antara seluruh calon hari ini sedang berkontestasi. Dan Pak Mahfud satu satunya yang berani mengundurkan diri karena beliau punya etika dan integritas," kata Ganjar dalam pidatonya.

Calon presiden berambut putih ini melanjutkan dan beliau khawatir akan ada penyalahgunaan kekuasaan yang terjadi.

Baca juga: Sambut Baik Mahfud MD Mundur dari Jabatan, Cak Imin: Patut Ditiru Prabowo-Gibran

"Tetapi itu tidak terjadi (Penyalahgunaan kekuasaan). Itulah bangunan moralitas yang kita tunjukkan kepada publik, bahwa kita orang berintegritas, bahwa kita anti korupsi, kolusi, dan nepotisme," tegasnya.

Ganjar meminta pendukungnya melawan kedzaliman dalam politik dengan datang ke TPS pada 24 Februari mendatang.

"Mari bapak ibu kita selamatkan demokrasi bersama-sama. Mari kita tunjukkan suara kita kepada publik cara paling baik melawan kedzaliman dalam politik ini. Tentukan nanti di tanggal 14 Februari bahwa kita pilih nomor 3," pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, calon wakil presiden nomor urut 3 Mahfud MD mengungkap alasannya mengapa baru mundur sebagai Menko Polhukam saat ini dan bukan saat ia diumumkan maju dalam Pilpres 2024.

Mahfud mengatakan hal tersebut hanya soal pilihan saja.

Ia mengungkapkan tetap akan ada pihak yang mempersoalkan apabila mundur di saat awal menjadi cawapres maupun di akhir waktu menjelang pemungutan suara tetap.

Hal tersebut disampaikannya saat konferensi pers usai menyerahkan surat pengunduran dirinya sebagai Menko Polhukam kepada Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka Jakarta pada Kamis (1/2/2024).

"Jadi, ini soal pilihan. Kalau mundur dulu bisa ada orang kecewa, karena aturannya kan boleh orang yang lain boleh. Kalau mundur sekarang, ada yang bilang 'kok baru sekarang?' Kalau terus juga pasti ada yang mempersoalkan," kata dia saat konferensi pers di kantor Kemenko Polhukam RI Jakarta pada Kamis (1/2/2024).

"Itu biasa dalam politik, karena kepala kita itu 270 juta kepala (penduduk Indonesia). boleh berpendapat berbeda-beda. Tapi, saya sudah menyatakan, saya memilih berhenti sekarang. Ini momentum yang harus saya ambil sekarang," sambung dia.

Mahfud menjelaskan telah mempertimbangkan untuk mundur dari Kabinet Indonesia Maju setelah menjadi kandidat dalam Pilpres.