Kamis, 2 Oktober 2025

Pilpres 2024

Tanggapan Para Capres soal Munculnya Gerakan Salam 4 Jari, Mampukah Gagalkan Pilpres Satu Putaran?

Salam 4 Jari adalah gerakan yang ramai di media sosial yang terciri dari lambang tangan dengan empat jari teracung.

TRIBUNNEWS
Fenomena Gerakan salam empat jari ini. Begini tanggapan para Capres mengenai munculnya salam 4 jari tersebut. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Fenomena salam 4 jari muncul di media sosial dalam beberapa hari belakangan.

Ada pun salam 4 jari itu mengajak masyarakat memilih antara paslon nomor urut 1 Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) atau kandidat nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan Mahfud MD dalam Pilpres 2024.

Atau dengan kata lain gerakan salam 4 jari ini juga menjadi gerakan untuk tidak memenangkan pasangan pasangan calon nomor urut 02 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Baca juga: Luncurkan Lagu Salam M3tal, Upaya Slank Menangkan Ganjar-Mahfud di Pilpres 2024

Benarkah gerakan salam 4 jari ini untuk menggagalkan Pilpres 2024 satu putaran?

Berikut ini sejumlah tanggapan dari para Capres terkait fenomena gerakan salam 4 jari yang telah dirangkum Tribunnews.com.

Ganjar Respons Soal Gerakan Salam 4 Jari

Calon Presiden nomor urut 03 Ganjar Pranowo, merespons munculnya gerakan salam 4 jari di media sosial.

Ganjar memilih untuk menunggu hasil pencoblosan Pemilu pada 14 Februari 2024 mendatang.

"Nanti tunggu 14 Februari dulu," kata Ganjar kepada wartawan, usai menghadiri kampanye akbar dalam acara bertajuk "Hajatan Rakyat" di Istana Maimun, Medan, Sumatera Utara, Minggu (28/1/2024).

Lagipula, Ganjar optimistis bahwa dirinya bersama cawapres Mahfud MD, mampu memenangkan Pilpres 2024 satu putaran.

"Siapa tahu kan nomor 3 satu putaran," ujar Ganjar.

Terpisah Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 01 Muhaimin Iskandar (Cak Imin) menyambut baik gerakan empat jari.

"Ya pokoknya kita semua harus terus bergerak apapun cara kalian, mau pakai itu mau pakai yang lain yang penting kita tidak bisa membiarkan kemungkinan kepemimpinan ini salah," kata Cak Imin usai menghadiri dialog dengan petani di GOR Desa Tieng, Kecamatan Kejajar, Wonosobo, Sabtu (27/1/2024).

Ketika ditanya apakah gerakan empat jari ini memang diniatkan untuk kompak menyerang kubu Prabowo-Gibran, Cak Imin menepis.

Ia tegas mengatakan tidak ada rencana di balik lahirnya gerakan empat jari itu.

Ia bahkan baru mengetahui informasi itu.

"Enggak ada rencana, enggak ada niat, pokoknya kita jalan aja dulu, di sini kita juga enggak ada koordinasi, enggak ada juga komunikasi, infonya sama-sama jalan," ujarnya.

"Saya enggak tahu malah, itu gerakan dari mana juga enggak tahu," katanya.

Baca juga: Ganjar Heran Caleg, Pimpinan Parpol Hingga Jokowi Rajin Kunjungi Jawa Tengah Jelang Pilpres 2024

Anies: Apa Ada dari Kita Panik?

Calon presiden nomor urut 1, Anies Baswedan, merespons munculnya gerakan salam 4 jari di media sosial.

Ada pun salam 4 jari itu mengajak masyarakat memilih pasangan calon nomor urut 1, Anies dan Muhaimin Iskandar atau pasangan calon nomor urut 3, Ganjar-Mahfud di Pilpres 2024.

Atau dengan kata lain gerakan salam 4 jari ini juga menjadi gerakan untuk mendegradasi pasangan calon nomor urut 02, Prabowo-Gibran.

Anies sendiri membantah adanya gerakan di media sosial tersebut sebagai fenomena kepanikan.

"Apa ada dari kita panik? Tenang terus kok, semakin hari kita semakin optimis, semakin hari kita saksikan semakin yakin untuk bergabung dalam gerakan perubahan," kata Anies di Kampung Muka, Ancol, Jakarta Utara, Senin (29/1/2024).

Baca juga: Ketua PKN Anas Urbaningrum Yakin Pilpres 2024 Digelar 2 Putaran 

Tanggapan TKN Prabowo-Gibran

Direktur juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Viva Yoga Mauladi, mengatakan gerakan tersebut tidak akan berpengaruh secara signifikan pada elektabilitas Prabowo-Gibran.

“Kami yakin bahwa paslon Nomor 2 (Prabowo-Gibran) tak layak dipilih dan harus dihindari. Kami sadar bahwa untuk mengalahkan paslon Nomor 2 diperlukan solidaritas rakyat yang lebih besar dari sekadar gabungan paslon Nomor 2 (Anies-Muhaimin) & Nomor 3 (Ganjar Mahfud),” ujar dia tertera dalam unggahan Instagramnya.

Fenomena Salam 4 Jari

Salam 4 Jari adalah gerakan yang ramai di media sosial yang terciri dari lambang tangan dengan empat jari teracung.

Gerakan itu mengajak masyarakat memilih antara paslon nomor urut 1 Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) atau kandidat nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan Mahfud MD dalam Pilpres 2024.

“Kami yakin bahwa paslon Nomor 2 (Prabowo-Gibran) tak layak dipilih dan harus dihindari. Kami sadar bahwa untuk mengalahkan paslon Nomor 2 diperlukan solidaritas rakyat yang lebih besar dari sekadar gabungan paslon Nomor 2 (Anies-Muhaimin) & Nomor 3 (Ganjar Mahfud),” bunyi alasan yang tertera dalam unggahan Instagram.

Foto tersebut telah diunggah di X (sebelumnya bernama Twitter) oleh akun @gitaputrid dan diunggah ulang 11.000 kali dengan 24.000 tanda suka.

John Muhammad, seorang aktivis yang menjabat sebagai Presidium Nasional Partai Hijau Indonesia adalah pencetus gerakan Salam 4 Jari yang ia sebut sebagai Ekspresi Pilihan Bukan Prabowo-Gibran.

Ia juga pernah menjabat sebagai Deputy Director dari Public Virtue, sebuah lembaga demokrasi dan aktivisme kewargaan yang ia dirikan bersama Usman Hamid, AE Priyono, Andar Nubowo dan Edwin Partogi.

John menjelaskan bahwa ia terinspirasi dari gerakan serupa yang pernah dilakukan di Brasil menjelang pemilihan presiden, ketika Luiz Inacio Lula da Silva menang setelah partai-partai di Brasil bersatu melawan calon petahana alias incumbent.

“Di luar itu, memang ada penilaian yang saya lihat terus terang berpengaruh dengan sikap Jokowi, presiden yang kemudian secara lugas menyatakan dirinya boleh berkampanye dan berpihak.

“Kita nggak perlu bingung siapa yang akan dia pihak, pasti dia memihak pada anaknya,” ujar John kepada BBC News Indonesia.

Baca juga: Jokowi dan Pilpres 2024: Madu atau Racun?

Ia mengatakan bahwa tujuan akhir dari Salam 4 Jari adalah menyatukan para pendukung kubu paslon 01 dan paslon 03 agar dapat mengalahkan paslon 02, Prabowo-Gibran, pada putaran kedua.

Namun kini, John mengatakan yang terpenting adalah menganjurkan para pemilih yang masih “galau” dan belum menentukan pilihan agar tidak memilih paslon nomor urut 02.

Dengan begitu, katanya, masih ada harapan paslon 01 dan 03 akan memiliki elektabilitas yang cukup untuk membuat Pilpres 2024 menjadi dua putaran.

“Kemenangan dalam satu putaran, ini yang tentunya tidak kami harapkan. Karena kami berharap ada pertarungan putaran kedua, supaya napasnya lebih panjang, terus kemudian supaya juga koalisi opisisi bisa terjadi,” ungkapnya.

Berdasarkan Pasal 416 Ayat 1 UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu, syarat pemilu satu putaran adalah paslon memperoleh suara lebih dari 50 persen dari total suara Presiden dan Wakil Presiden dengan sedikitnya 20 persen suara di setiap provinsi yang tersebar di lebih dari setengah jumlah provinsi di Indonesia.

Ia menjelaskan bahwa pemilu satu putaran menjadi ancaman yang sangat riil. Sebab, ia percaya bahwa sistem pemilu sudah “condong ke 02 atau pro-pemerintah”.

Meskipun John membantah bahwa kampanye-nya merupakan black campaign, yakni kampanye yang menjatuhkan lawan dengan ujaran kebencian atau hoaks. Dia mengakui bahwa itu adalah bentuk kampanye negatif.

“Kampanye negatif itu masih diperbolehkan. Saya yakin betul bahwa apa yang saya sampaikan itu tidak melanggar peraturan pemilu. Karena gerakan tidak mendukung dan mendukung, itu sama nilainya,” tegas John.

Pengamat dari Pusat Kajian Politik (Puskapol) Universitas Indonesia, Aditya Perdana, menilai bahwa gerakan itu membingungkan karena tidak memberi arahan spesifik bagi para pemilih untuk memilih antara 01 atau 03.

“Jadi secara mau mengajak orang dalam konteks ini, menurut saya masih membingungkan. Meskipun sebagai hak warga negara sih sah-sah saja. Kalau Anda tidak mau pilih 02, tapi mau pilih 01 atau 03. Pilihannya cuma satu,” ujar Aditya.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved