Pilpres 2024
Beda Sikap Ganjar dan Anies Soroti Gibran Tanya Pakai Akronim Dalam Debat Cawapres
Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo memiliki sikap berbeda menyikapi penampilan Gibran bertanya pakai akronim dalam debat Cawapres.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan dan calon nomor urut 2 Ganjar Pranowo menyoroti pertanyaan Cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka menggunakan akronim dan istilah sulit dalam Debat Pilpre 2024.
Gibran melontarkan pertanyaan State of the Global Islamic Economy atau SGIE kepada cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar atau Cak Imin.
Pertanyaan Gibran yang hanya menggunakan akronim atau singkatan kata, sempat membuat Muhaimin harus bertanya balik soal singkatan dari SGIE.
Hingga akhirnya Gibran menjelaskannya dan Cak Imin pun menjawabnya panjang lebar.
Sementara kepada Mahfud MD, Gibran menanyakan soal regulasi untuk carbon capture and storage.
Baca juga: Ragam Komentar Hasto PDIP: Sebut Gibran Tiru Jokowi, Sentil Golkar Tak Bisa Calonkan Kader Sendiri
Mahfud MD pun menjelaskan tentang proses pembuatan regulasi tanpa menyinggung apa itu carbon capture and storage.
Dilansir dari kompas.com, carbon capture and storage atau CCS merupakan proses penangkapan, pengangkutan dan penyimpanan emisi gas rumah kaca atau karbon dioksida dari pembangkit listrik berbahan bakar fosil, industri padat energi, dan ladang gas.
Nantinya, emisi gas rumah kaca ini akan diproses dengan cara menyuntikkan kembali gas yang ditangkap tersebut jauh ke dalam tanah sehingga tidak memasuki atmosfer Bumi.
Baca juga: Gibran Dituding Mainkan Jebakan Tak Rasional ke Gus Imin Lewat SGIE
Setelah pertanyaan disorot banyak pihak dan dinilai sebagai pertanyaan jebakan kepada lawan debat, Gibran membantah bila dirinya sengaja menggunakan istilah sulit.
Menurutnya, istilah yang digunakan untuk bertanya kepada Cak Imin dan Mahfud MD saat debat bukanlah kata-kata yang sulit.
"Tidak ada kata-kata sulit," ujar Gibran saat ditemui usai blusukan di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Sabtu (23/12/2023).
Gibran pun menyebut akronim yang ditanyakan saat debat kemarin adalah istilah yang biasa dipakai di dunia investasi.
"Itu istilah biasa dalam investasi ya," katanya.
Respons Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan Sikapi Pertanyaan Gibran
Terpisah, Ganjar Pranowo menanggapi santai soal penampilan Gibran yang bertanya menggunakan akronim dalam debat Pilpres 2024.
Ganjar menilai pilihan kata yang digunakan Gibran tersebut dimunculkan agar lawan kesulitan.
"Ya enggak apa-apa, orang namanya juga ingin mencari sesuatu yang barang kali orang lain akan kesulitan menjawab," kata Ganjar di Indramayu, Jawa Barat, Sabtu (23/12/2023).
Ganjar tak mempersalahkan istilah State of the Global Islamic Economy (SGIE) yang ditanyakan Gibran ke Muhaimin Iskandar alias Cak Imin ataupun carbon capture storage yang ditanyakan kepada Mahfud MD.
Meski demikian, Ganjar mengatakan, lebih baik Gibran membahas hal yang lebih substantif.
Tak hanya itu, Ganjar menyoroti cara pengejaan Gibran saat menyebut istilah SGIE.
Jika singkatan tersebut dieja dengan menggunakan ejaan bahasa Inggris, Ganjar menilai, mungkin Cak Imin akan memahami pertanyaan yang diajukan Gibran.
"Sebenarnya enggak papa, tapi lebih bagus lagi hal yang substantif disampaikan. Kalau itu SGIE kalau mungkin membacanya pakai bahasa Inggris karena itu singkatan bahasa Inggris, Es Ji Ai I (ejaan Inggris) umpama gitu kan, orang akan mikir apa ya," ucapnya.
Lebih lanjut, Ganjar menyampaikan, strategi debat seperti yang digunakan Gibran juga pernah dilakukan di debat Capres-Cawapres periode sebelumnya.
"Tapi dalam teknik debat, debat presiden sebelumnya juga pernah terjadi seperti itu," kata Ganjar lalu tertawa.
Lain hal dengan Anies Baswedan.
Ia mengkritik Gibran yang mengajukan pertanyaan menggunakan akronim pada debat cawapres.
"Jadi ketika pertanyaan adalah soal terminologi teknis pada level ini bisa dijawab dengan google sebetulnya," kata Anies di JCC Senayan, Jakarta, Jumat (22/12/2023) malam.
Anies menilai pertanyaan yang diajukan Gibran itu sah.
Namun, menurutnya publik bisa menilai kualitas pertanyaan dari calon pemimpin masa depan.
Sebab menurutnya, kepemimpinan nasional dibutuhkan hal-hal yang substantif.
"Publik bisa menilai kualitas pertanyaannya adalah kualitas pertanyaan aspek teknikaliti, bukan aspek substansi," ujar dia.
"Tapi sebagai pertanyaan tentu sah-sah saja dan publik nanti akan menilai, apakah emang ini format cerdas cermat untuk hafalan atau ini format tentang ideologi gagasan, nilai yang kemudian diwujudkan dalam kebijakan," pungkas Anies. (Tribunnews.com/ Igman/ Ibriza/ Umam)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.