Jumat, 3 Oktober 2025

Pilpres 2024

Atikoh Ganjar Dorong Perempuan Korban KDRT Bersuara

Siti Atikoh Suprianti mengatakan, dirinya mendengar berbagai keluhan masyarakat selama safari politik dan blusukan di Jawa Timur (Jatim).

Penulis: Fersianus Waku
Editor: Adi Suhendi
Istimewa
Istri Calon Presiden (Capres) nomor urut tiga Ganjar Pranowo, Siti Atikoh blusukan ke Pasar Banyu Urip, Surabaya, Rabu (20/12/2023) pagi. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fersianus Waku

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Istri calon presiden (capres) nomor urut 3 Ganjar Pranowo, Siti Atikoh Suprianti mengatakan, dirinya mendengar berbagai keluhan masyarakat selama safari politik dan blusukan di Jawa Timur (Jatim).

Menurut Atikoh, keluhan bermacam-macam, salah satunya perlunya negara mendampingi korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

"Kalau dalam tempat-tempat tertentu (di Jatim) ada aspirasi terkait bullying, KDRT, kemudian pelecehan seksual itu agar ada wadah tersendiri," kata Atikoh setelah melakukan blusukan di Jawa Timur, Rabu (20/12/2023).

Ibunda Muhammad Zinedine Alam Ganjar itu menuturkan, faktor penyebab terjadinya KDRT sangat variatif.

Dia menyebut, dulu penyebab KDRT dominan karena faktor kesulitan ekonomi yang ditanggung laki-laki.

Sementara kini, kata Atikoh, berbeda.

Baca juga: Safari Politik, Siti Atikoh Mlaku-mlaku ke Tunjungan Sapa Warga Surabaya

Di mana, 'alpha women' atau perempuan tangguh justru jadi korban KDRT.

"Kalau sekarang enggak (korban KDRT bukan karena ketergantungan terhadap pasangannya). Tentu pendekatannya berbeda-beda," ucapnya.

Menurutnya, bahkan mereka tidak mau melaporkan terjadinya tindak pidana kekerasan ke kepolisian.

Baca juga: Doakan Atikoh Jadi Ibu Negara, Kiai di Jawa Timur Ajak Jemaahnya Pilih Ganjar

"Kadang perempuan yang posisi karir sangat luar biasa, ada rasa bersalah ketika dia tidak bisa mencukupi seluruh tanggung jawab di domestik, sehingga ketika mereka jadi korban, diam saja. Tidak mau speak up, karena, 'oh, iya, mungkin ada tugas-tugas saya yang terbengkalai'," ujar Atikoh.

Karenanya, Atikoh mendorong agar korban-korban KDRT bisa bersuara untuk melaporkan kejadian yang menimpa mereka.

"Bagaimana kita (minta) mereka yang strong women ini (harus) speak up, sehingga kita tahu permasalahan seperti apa, apa yang harus dilakukan," ucapnya.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved