Pilpres 2024
Prabowo Berulang Kali Klaim sebagai Orangnya Jokowi, Ibaratkan Klub Sepak Bola hingga Ngaku Menyatu
Calon Presiden Nomor Urut 2, Prabowo Subianto kembali mengklaim dirinya sebagai orangnya Presiden Joko Widodo (Jokowi).
TRIBUNNEWS.COM - Calon Presiden Nomor Urut 2, Prabowo Subianto, kembali mengklaim dirinya sebagai 'orangnya' Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Kali ini, Prabowo mengibaratkan timnya sebagai klub sepak bola yang dimiliki oleh Jokowi.
Prabowo mengatakan dirinya sengaja menamai koalisinya dengan nama kabinet Jokowi, Indonesia Maju, karena koalisi parpol pengusungnya itu sebagian besar merupakan bagian dari pemerintahan Presiden Jokowi.
"Sengaja namanya Indonesia Maju karena kita sebagaian besar masuk dalam pemerintahan yang dipimpin Presiden Jokowi."
"Jadi bisa dikatakan, kalau klub sepak bola, kita adalah klubnya Pak Jokowi," ucap Prabowo saat memberi pidato di acara relawan di GOR Soekarno Hatta, Blitar, Jawa Timur pada Minggu (17/12/2023).
Mengaku sebagai Tim Jokowi
Bukan kali ini saja Prabowo menyebut dirinya merupakan 'orangnya' Jokowi.
Sepekan yang lalu, Prabowo juga menyatakan dirinya merupakan tim dari Presiden Jokowi.
Saat itu, Prabowo mengaku mendapat kritikan karena dianggap hanya menjual nama Jokowi dalam kontestasi Pilpres 2024.

Prabowo menegaskan, dirinya memang menjual nama Jokowi lantaran merupakan tim dari Jokowi.
"Pak Jokowi ini ada ledekan juga Prabowo bisanya jualan Pak Jokowi saja. Loh aku timnya Jokowi kenapa engga?" kata Prabowo dalam acara konsolidasi pemenangan Prabowo-Gibran bertajuk Waktunya Indonesia Maju di Sentul Internasional Convention Center (SICC), Bogor, Jawa Barat, Minggu (10/12/2023).
Oleh karenanya, Prabowo merasa tidak aneh jika yang dijual merupakan nama Jokowi bukan nama orang lain.
"Masa gue jualan orang lain ya kan, emangnya gua goblok," ujarnya.
Klaim sudah menyatu dengan Jokowi
Tak hanya itu, pada Sabtu (16/12/2023) kemarin, Prabowo juga menyebut dirinya sudah menyatu dengan Jokowi.
Hal itu disampaikan Prabowo saat memberikan sambutan dalam acara Sarasehan Peningkatan Kemandirian Pesantren di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu (16/12/2023).
Mulannya, Prabowo ingin menyampaikan soal programnya sebagai capres.
Namun, karena ia berbicara dalam kapasitas sebagai Menteri Pertahanan, ia khawatir diperingatkan oleh Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) jika berbicara mengenai program.

Prabowo menegaskan, ia telah menyatu dengan Jokowi.
"Ini boleh enggak bicara program saya, nanti disemprit. Pokoknya saya sudah menyatu dengan Pak Jokowi. Saya tidak tahu ilmunya Pak Jokowi bagaimana, yang jelas hebat."
"Beliau bukan saja mengalahkan mantan panglima, mantan jenderal, beliau mengalahkan tapi beliau bisa menjadikan kawan yang baik," kata Prabowo.
Prabowo menuturkan, lawan menjadi kawan merupakan sebuah ilmu.
Namun jika hal itu justru dilakukan sebaliknya maka menjadi hal yang salah.
"Kalau lawan jadikan kawan itu baru ilmu, jangan kawan dijadikan lawan, wah itu salah, ngerti nggak?"
"Ilmu yang tinggi adalah lawan dijadikan kawan, tapi di Indonesia ada orang yang suka kawan jadi lawan," tuturnya.
Prabowo mengaku banyak belajar dengan Presiden Jokowi.
PDIP Serang Prabowo soal Klaim Identik dengan Jokowi
Posisi Prabowo yang mempersepsikan dirinya sebagai 'orangnya' Jokowi dikritik oleh Sekretaris Jenderal DPP PDIP, Hasto Kristiyanto.
Hasto menyebut Prabowo gagal meniru Jokowi, terutama dalam debat perdana capres yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU), Selasa (12/12/2023) malam.
“Pak Prabowo bukan Jokowi,” kata Hasto setelah rapat evaluasi Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo –Mahfud MD di Gedung High End, Jakarta, Rabu (13/12/2023).

Hasto mengatakan, Prabowo dikesankan atau didesain ingin menampilkan seperti sosok Presiden Jokowi.
Namun, Hasto menyebut Prabowo ingin menampilkan seperti Jokowi hanya dari bicaranya saja. Sementara karakter dan program-programnya berbeda.
Hasto mencontohkan, saat rakyat kesulitan menghadapi kenaikan harga bahan-bahan pokok.
Menurutnya, kalau Jokowi solusinya langsung turun ke lapangan. Sedangkan Prabowo, malah memprioritaskan pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) uang berakibat adanya utang luar negeri.
“Negara seperti mau perang, ini yang membedakan lagi. Niatnya meniru, hasilnya berbeda. Kayaknya Pak Ganjar yang seperti Pak Jokowi,” ucap Hasto.
(Tribunnews.com/Daryono/Rizki Sandi Putra/Muhammad Deni Setiawan)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.