Pilpres 2024
Jubir Timnas AMIN Berharap Anies-Cak Imin Bisa Cerdaskan Bangsa Indonesia Lewat Pendidikan
Jubir Timnas AMIN berharap Anies Baswedan dan Cak Imin bisa mencerdaskan bangsa Indonesia lewat sektor pendidikan.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Juru bicara (jubir) Tim Pemenangan Nasional (Timnas) Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Indra Charismiadji menilai satu-satunya pasangan calon (paslon) yang mempunyai konsep membangun manusia adalah Anies Baswedan dan Gus Muhaimin.
Menanggapi permasalahan pendidikan Indonesia yang di nilainya sudah berada di titik bahaya, “Dan harus segera dibenahi.”
Hal itu diungkapkan oleh Indra dalam Podcast YouTube Nur Iswan Channel dengan tajuk “Pilih Capres Mencerdaskan Bangsa, Bukan Membodohkan !!! Ft Indra Charismiadji, Pemerhati Pendidikan, Sabtu (16/12/2023).
Lebih lanjut, Indra berharap, untuk ke depannya tidak ingin melihat bahwa bangsa Indonesia ini terus-terusan dibodoh-bodohi.
“Satu-satunya paslon yang mempunyai konsep membangun manusia bukan membangun benda hanya Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar,” ujar Indra.
Indra memberi bukti bahwa Anies adalah satu-satunya menteri pendidikan yang tahu permasalahan pendidikan. Hal itu diperlihatkan pada saat menjabat di awal periode kabinet pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla dengan mempresentasikan makalah berjudul Gawat Darurat Pendidikan di Indonesia kepada bawahannya di Kemendikbud pada 2015.
Indra menyayangkan langkah Anies membenahi dunia pendidikan harus terhenti di tengah jalan.
Cucu pahlawan Abdurrahman Baswedan itu, kata dia, tidak diberi kesempatan untuk mencari obat dari masalah pendidikan. “Karena tidak sampai dua tahun sudah di-reshuffle,” katanya.
Berbicara soal membangun manusia, menurut Indra, membutuhkan waktu. Dia membandingkan kualitas kepemimpinan di Indonesia yang terlihat ingin dipilih lagi dengan menelurkan kebijakan monumental seperti jalan tol, kereta cepat, dan bandara.
Secara fisik, kata dia, memang terlihat meski tidak terlihat membangun manusia. Sementara, membangun manusia, menurut Indra, harus bertahap.
Dia memberi contoh sejak sekolah dasar sampai lulus membutuhkan waktu empat periode. Bangsa Indonesia, kata dia, membutuhkan pemimpin yang bukan memikirkan ingin terpilih lagi.
“Tapi memikirkan bagaimana memang anak-anak itu butuh dicerdaskan. Jadi tidak memikirkan legacy diri sendiri. Dan itu saya melihat ada pada sosok Anies Baswedan,” ujar dia.
Baca juga: Dukung Perekonomian di Morowali, Anies Baswedan Tekankan untuk Perlunya Bangun Koperasi
Indra menilai masalah utama pendidikan di Indonesia saat ini bertentangan dengan cita-cita para pendiri bangsa. Dia mengatakan kalau acuannya pada UUD 1945, harusnya tugas pemerintah adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.
“Faktanya bangsa ini malah menjadi salah satu bangsa yang kualitas pendidikannya terburuk di dunia,” ujarnya.
Dia memberi contoh dari hasil tes PISA yang mengukur kualitas pendidikan negara-negara di dunia, Indonesia berada di posisi enam terbawah.
Hal itu dibuktikan dari kemampuan membaca, matematika, dan sains kita sangat lemah. Efeknya kata Indra Indonesia disebut sebagai salah satu bangsa yang paling tidak bisa membedakan mana fakta mana opini akibat tidak memiliki referensi.
“Makanya bingung bedanya asam sulfat dengan asam folat. Itu contoh saja ketidakmampuan kita dalam mencari referensi. Itu parahnya di situ,” ujar Indra.
Pemerhati Pendidikan itu menjelaskan, jika ingin diurut masalahnya lebih lanjut, pemerintah sudah salah dalam mengelola pendidikan. Orang Indonesia, kata dia, ketika ditanya tentang pendidikan yang muncul di kepala adalah sekolah.
Nilai, ijazah, gelar, menurut Indra adalah cara pandang pendidikan saat ini. Padahal bapak pendidikan kita Ki Hajar Dewantara mengatakan pendidikan harus seimbang di tiga pusat yaitu rumah, pergerakan pemuda sebagai pusat pendidikan, dan perguruan atau sekolah.
Indra mengatakan Indonesia bisa membandingkan dalam soal pendidikan dengan Finlandia. Di negara tersebut menurutnya jam belajar sekolah hanya berlangsung tiga hingga empat jam.
“Mata pelajaran di sana cuma delapan, kita 18 belas. Anak sekolah dari pagi sampai sore pulang sekolah ikut bimbingan belajar. Dari data PISA, anak Indonesia mempunyai pekerjaan rumah paling banyak. Mereka mengerjakan dua jam rata-rata untuk PR setiap hari,” tuturnya.
Indra menjelaskan bahwa kita tidak pernah berupaya bagaimana cara orang tua mendidik anaknya sendiri di rumah. Orang tua di Indonesia katanya lebih banyak menyerahkan ke orang lain dalam hal pendidikan anaknya.
Baca juga: Keluarga Besar Pondok Pesantren Lirboyo Nyatakan Dukungan Terbuka kepada Anies-Muhaimin
Beberapa alasannya didasari dengan tidak adanya rasa kepercayaan diri karena pendidikan itu mengerjakan sinus tangen atau sekolah. Padahal pendidikan itu bicara tentang kesehatan, kebersihan, etika, dialog, beragama dan hal itu semua dimulai dari rumah.
Anies dalam hal ini, kata Indra adalah satu-satunya menteri pendidikan yang membangun Direktorat Pendidikan Orang Tua di Kementerian Pendidikan.
“Sekarang sudah dihapus lagi. Beliau (Anies) sudah tahu penyakitnya. Beliau banyak dicemooh ketika menggulirkan program pertama hari sekolah mengantar anak,” ujar dia.
Anies, menurut Indra, melihat penyakit utama dalam dunia pendidikan adalah orang tua itu tidak menjadi bagian dari proses pendidikan yang seharusnya yang pertama dan utama.
“Kita mau pergi ke negara manapun itu semua dimulai dari rumah. Jadi jangan bilang orang tua sibuk. Ada proses yang sederhana, contohnya orang Amerika dari zaman bayi di perut sudah dibacakan cerita sampai dia lahir,” tutupnya. (***Deska***)
Baca juga: Anies Baswedan: Kekayaan Alam di Morowali Harus Bisa Memakmurkan Warganya
Pilpres 2024
PTUN Tunda Pembacaan Putusan PDIP soal Penetapan Gibran Cawapres, Mahfud Pesimis Bakal Dikabulkan |
---|
VIDEO Pembacaan Putusan Gugatan PDIP Soal Pencalonan Gibran di PTUN Ditunda Jadi 24 Oktober 2024 |
---|
Jubir PTUN: Penundaan Pembacaan Putusan Gugatan PDIP soal Gibran Tak Terkait Pelantikan Presiden |
---|
Hakim Sakit, PTUN Tunda Baca Putusan Gugatan PDIP hingga Setelah Pelantikan Prabowo-Gibran |
---|
BREAKING NEWS PTUN Tunda Pembacaan Putusan PDIP Gugat KPU soal Penetapan Gibran jadi Cawapres |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.