Minggu, 5 Oktober 2025

Pilpres 2024

Saat TKN Ganjar dan TPN Prabowo Kembali Saling Klaim Sebagai Penerus Jokowi

Dua kubu yang saling klaim itu adalah Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud dan Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran.

Editor: Hasanudin Aco
Kolase Tribunnews.com
Sekretaris TKN Prabowo-Gibran, Nusron Wahid (kiri) dan Sekretaris TPN Ganjar-Mahfud, Hasto Kristiyanto. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dua kubu tim sukses calon presiden dan wakil presiden (capres-cawapres) di Pilpres 2024 kembali saling klaim sebagai penerus program-program kerja Presiden Jokowi.

Dua kubu yang saling klaim itu adalah Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud dan Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran.

Dulu sebelum capres-cawapres ditetapkan oleh KPU RI, saling klaim ini sempat mengemuka.

Namun beberapa waktu lalu kubu TPN Ganjar-Mahfud yang dimotori para politisi PDIP sepertinya hendak menjauh dari kesan dekat dengan Jokowi.

Namun entah kenapa pekan ini, TPN Ganjar-Mahfud kembali menarasikan dirinya sebagai penerus Jokowi.

Demikian juga TKN Prabowo-Gibran memastikan mereka satu-satunya penerus Jokowi.

Baca juga: Efek Jokowi di Balik Naiknya Elektabilitas Prabowo-Gibran, Survei Terbaru Litbang Kompas dan Lainnya

Seperti apa klaim dua kubu tersebut berikut dirangkum Tribunnews.com, Sabtu (16/12/2023):

A. TPN Ganjar Klaim Penerus Jokowi

Sekretaris TPN Ganjar-Mahfud sekaligus Sekjen PDI-P, Hasto Kristiyanto,  yakin Presiden Jokowi akan membantu pemenangangan Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo di Pilpres 2024.

Kata dia indikatornya bisa dilihat setelah debat capres, Kepala Negara langsung kunjungan kerja ke Jawa Tengah.

Selain itu, saat Ganjar memulai kampanye di Merauke dan dilanjutkan ke Nusa Tenggara Timur (NTT), Jokowi pun mengikuti langkah Ganjar dengan berkunjung ke sana.

“Yaitu Pak Jokowi membantu Pak Ganjar, Pak Jokowi di belakang Pak Ganjar. Ketika Pak Ganjar di NTT kemudian Pak Jokowi ke NTT, itu kan artinya rakyat melihat Pak Jokowi di belakang Pak Ganjar,” kata Hasto kepada wartawan, Jumat (15/12/2023) dikutip dari Kompas.TV.

Tak hanya itu, kata Hasto, Presiden Jokowi pun kini mengizinkan petani membeli pupuk hanya dengan menggunakan KTP. Hal tersebut persis dengan program yang dicanangkan oleh Ganjar, yakni KTP Sakti.

“Apa yang disampaikan Pak Ganjar tentang KTP Sakti ternyata senafas dengan apa yang disampaikan oleh Presiden Jokowi,” ujarnya.

Oleh sebab itu, pasangan Ganjar dan Mahfud MD merupakan sosok penerus kepemimpinan Presiden Jokowi di untuk lima tahun mendatang.

“Bahkan dari polling yang kami lakukan, mencermati seluruh pemberitaan suara-suara dari rakyat di dalam debat kemarin menunjukan bahwa Pak Prabowo bukanlah Pak Jokowi."

"Itu Pak Prabowo tampil pada jati dirinya yang selama ini mencoba dipoles dengan gemoy. Tetapi debat telah mengembalikan suatu karakter asli dari Pak Prabowo. Sehingga Pak Prabowo bukanlah Pak Jokowi,” katanya.

B. TKN Prabowo-Gibran Juga Klaim Penerus Jokowi

Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran yang juga petinggi Partai Golkar, Nusron Wahid, menyebut hanya Prabowo-Gibran yang bisa menjadi penerus kepemimpinan Presiden  Jokowi.

Hal ini membantah pernyataan Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDI Perjuangan atau PDIP Hasto Kristiyanto yang menyatakan Presiden Jokowi membantu pemenangan Ganjar.

"Tidak hanya Pak Prabowo. Pak Anies dan Pak Ganjar juga bukan Pak Jokowi. Karena tidak mungkin ada Jokowi kembar. Tapi bisa dipastikan bahwa Pak Prabowo adalah penerus Pak Jokowi, satu-satunya paslon yang berkomitmen melanjutkan kebijakan dan program Pak Presiden Jokowi," kata Nusron kepada wartawan, Jumat (15/12/2023).

Politikus Partai Golkar itu menjelaskan komitmen itu dapat terlihat dari visi dan misi Prabowo dan Gibran.

“Kita berkomitmen melanjutkan semua program yang bermanfaat bagi masyarakat, mulai dari KIS (Kartu Indonesia Sehat), KIP (Kartu Indonesia Pintar), KIP Kuliah, PKH (Program Keluarga Harapan), bantuan sosial, semua akan dilanjutkan dan ditingkatkan."

"Ini kemudian ditambah dengan Program Makan Siang dan Susu Gratis serta Bantuan Gizi,” katanya.

Terkait dengan pernyataan Hasto yang menyebut Presiden Jokowi di belakang Ganjar, kata Nusron, keduanya sangat berbeda.

Sebab, Presiden Jokowi tak bersedia menjadi petugas partai seperti Ganjar.

“Sudah pasti beda antara Mas Ganjar dengan Pak Pak Jokowi. Karena Pak Jokowi menjabat Presiden tidak bersedia menjadi petugas partai. Sementara Mas Ganjar baru dicalonkan sudah menyatakan diri siap jadi petugas partai."

"Mungkin itu juga sebabnya Pak Jokowi mendorong Prabowo-Gibran, karena tak cocok dengan konsep Presiden dijadikan alat dan petugas partai politik,” katanya.

Meski begitu, kata Nusron, dirinya tak mempermasalahkan bila Presiden Jokowi diklaim oleh Hasto mendukung Ganjar di pesta demokrasi.

“Silakan saja kalau Pak Hasto mau klaim bahwa Pak Jokowi di belakang Mas Ganjar. Tapi di sini (Prabowo-Gibran) jelas adalah fakta, bukan klaim. Itu terlihat dari visi, misi, dan program. Apalagi kita disini bersama Mas Gibran,” katanya.

“Dalam peristiwa hampir dua bulan ini sudah kelihatan. Siapa yang tegak lurus, dan siapa yang justru menyudutkan dan tak henti-hentinya menyerang Pak Jokowi. Masyarakat sudah cerdas,” ujarnya.

Ia mengimbau agar masyarakat Indonesia tak terpecah belah dalam menghadapi Pilpres 2024. Sebab, namanya pesta itu harus dibawa riang gembira.

“Kembali lagi ke Gemoy, Mas Bowo ini memang gemoy dan lincah. Pemilu harus dibawa riang gembira karena ini pesta rakyat. Asyik kan,” katanya.

Sumber: Tribunnews.com/Kompas.TV

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved