Minggu, 5 Oktober 2025

Pilpres 2024

Serba-serbi Atikoh Ganjar di Serang: Senam Pagi Bareng Ibu-ibu hingga Blusukan ke Pasar Borong Sayur

Istri capres Ganjar Pranowo, Siti Atikoh Suprianti blusukan Kota Serang, Banten, mulai dari senam pagi bersama ibu-ibu hingga ke pasar borong sayuran.

Penulis: Rifqah
Editor: Daryono
Kolase Tribunnews.com
Istri capres Ganjar Pranowo, Siti Atikoh Suprianti blusukan Kota Serang, Banten, mulai dari senam pagi bersama ibu-ibu hingga ke pasar borong sayuran. 

TRIBUNNEWS.COM - Istri capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo, Siti Atikoh Suprianti blusukan Kota Serang, Banten, Senin (11/12/2023).

Ia ditemani oleh Ketua DPP PDI Perjuangan, Wiryanti Sukamdani.

Atikoh tiba di Alun-alun Kota Serang sekira pukul 06.25 WIB dan disambut oleh Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto dan Ketua DPD PDIP Banten Ade Sumardi.

Untuk mengawali bluskannya itu, Atikoh bersama Hasto melakukan senam 'Sicita' (Senam Indonesia Cinta Tanah Air) bersama dengan seribuan kader dan simpatisan di Alun-alun Kota Serang.

Ada lebih dari 1000 orang sudah berkumpul di Alun-Alun Kota Serang sejak pukul 05.30 WIB, dan terlihat antusias untuk mengikuti senam.

Baca juga: Jelang Debat Perdana, Ini yang Dilakukan Siti Atikoh untuk Dukung Ganjar Pranowo

Senam SiCita dimulai dengan begitu meriah dan penuh kegembiraan.

Atikoh pun penuh semangat mengikuti setiap gerakan yang diperagakan instruktur senam dari atas panggung.

Begitu pun dengan Hasto serta massa yang hadir di lokasi.

Mayoritas di antara mereka adalah ibu dan perempuan muda.

Blusukan ke Pasar Rau 

Selanjutnya, Atikoh blusukan ke Pasar Rau di Jalan Kyai H. Abdul Latif, Cimuncang, Kota Serang.

Di sana, Atikoh mendapati harga cabai masih di kisaran Rp120.000 per kilogram. 

Atikoh mengatakan, saat dirinya mendatangi pasar di Yogyakarta beberapa waktu lalu, harga cabai di sana sudah menyentuh Rp130.000 per kilogram.

Baca juga: Siti Atikoh Serap Aspirasi Relawan Perempuan Solo Raya: UMKM yang Baru Tumbuh Hingga Naik Kelas

"Kemarin ketika di Yogyakarta Rp130.000 per kilogram, di sini enggak jauh beda, Rp120.000. Kemudian cabai kriting ini juga sama, Rp120.000," kata Atikoh. 

Atikoh pun berharap harga cabai di pasaran bisa turun.

"Masih tinggi. Harganya tidak terlalu njomplang (berbeda, red) dengan harga-harga pasar lain. Ya moga-moga nanti bisa (turun)," terangnya.

Dalam hal ini, Atikoh menilai, seharusnya pemerintah memiliki manajemen yang baik dalam menyelesaikan persoalan harga kebutuhan pokok yang melambung tinggi ini. 

"Memang harus ada intervensi dari pemerintah. Ketika harga rendah, itu hasil dari petani bisa ditampung kemudian nanti dikeluarkan ketika harganya itu bagus," jelas dia. 

"Jadi dua-duanya (konsumen dan pedagang) harus saling menguntungkan. Kalau harga stabil, Insyaallah akan menguntungkan kedua belah pihak," kata Atikoh.

Borong Sayuran

Istri capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo, Siti Atikoh Suprianti saat blusukan ke Pasar Rau di Jalan Kyai H. Abdul Latif, Cimuncang, Kota Serang, Banten, Senin (11/12/2023). - Istri capres Ganjar Pranowo, Siti Atikoh Suprianti blusukan Kota Serang, Banten, mulai dari senam pagi bersama ibu-ibu hingga ke pasar borong sayuran.
Istri capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo, Siti Atikoh Suprianti saat blusukan ke Pasar Rau di Jalan Kyai H. Abdul Latif, Cimuncang, Kota Serang, Banten, Senin (11/12/2023). - Istri capres Ganjar Pranowo, Siti Atikoh Suprianti blusukan Kota Serang, Banten, mulai dari senam pagi bersama ibu-ibu hingga ke pasar borong sayuran. (Tribunnews.com/Fransiskus Adhiyuda)

Ketika blusukan di pasar itu, Atikoh juga berbelanja sejumlah kebutuhan pokok.

Atikoh pun mendatangi sejumlah pedagang-pedagang, mulai dari pedagang sayur mayur, tempe tahu, hingga cabai dan bawang merah.

Tak hanya itu, Atikoh juga mendatangi pedagang minyak goreng.

"Minyak gimana Bu (harganya)?," tanya Atikoh. 

"Agak mulai naik," jawab pedagang seorang ibu-ibu. 

"Berapa?” tanya Atikoh lagi. 

"Ini saya jual Rp19 ribu untungnya cuma seribu," timpal lagi ibu pedagang. 

Baca juga: Atikoh Ganjar Bicara Pentingnya Upaya Tangani Isu Bencana Alam, Kesehatan, dan Kesetaraan Gender

Di toko tersebut, juga menjual bawang merah hingga bawang putih.

Saat memegang bawang putih itu, Atikoh bertanya kepada pedagang, asal bawang putih itu dari mana, apakah impor atau bukan.

"Kalau ini impor ya?” tanya Atikoh. 

"Iya mungkin impor, Bu," jawab pedagang. 

Karena tahu bawang putih itu impor, Atikoh pun tak jadi membelinya karena tak mau membeli barang hasil impor.

"Jadi aku nggak beli karena impor," kata dia. 

Para pedagang kemudian mengucapkan rasa terima kasih mereka kepada Atikoh karena sudah membeli barang dagangan mereka. 

Dalam kesempatan ini, Atikoh berharap para pedagang bisa makin sejahtera. 

"Semoga dagangannya makin laris ya, sukses. Terima kasih," tutupnya.

(Tribunnews.com/Rifqah/Fransisukus Adhiyuda)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved